27.Ketakutan Kalandra

3K 243 13
                                    

"Seorang anak kecil yang mudah menangis hanya untuk hal hal kecil, bukan berarti anak itu cengeng dan lemah. Tidak! Dia seperti itu karena anak itu memiliki hati yang tulus dan lembut."
.
.
.
Happy Reading♡︎
Enjoy Our Imaginationシ︎
.
.
.


Bruakkk
Byurrr

"Uhuk uhukk,"
"Kamprett, uhuk."

"Minum dulu Lan, minum." Heboh Bian menepuk nepuk punggung sang sahabat guna membantu meredakan batuknya.

"Perih njir, uhukk," keluh Kalandra mengusap usap hidungnya yang terasa perih sekaligus basah akibat kemasukan air.

"Brank Shakeee, maksud lo apa, hah?" umpat Kalandra pada remaja yang berdiri di hadapannya, berlagak seperti tak ada dosa.

Bagaimana tidak kesal? masalah kemarin yang menyangkut adik bungsu nya saja dia belum sepenuhnya memaafkan kesalahan remaja di hadapannya ini. Dan hari ini, berani berani nya lelaki yang ia ketahui bernama Erland itu kembali mengusik dan mencari perkara baru dengannya.

Saat ini, kelas XII IPS1 memang diberi sedikit waktu untuk beristirahat ataupun berganti baju setelah melakukan olahraga di jam pertama dan kedua tadi.

Dan saat enak enaknya Kalandra yang tengah membuka botol air mineral dan ingin meneguknya, tiba tiba seorang remaja titisan syaiton itu datang entah darimana nya menggebrak keras meja Kalandra yang spontan membuat air yang harusnya mengalir melewati kerongkongan itu justru menyembur turut keluar melewati lubang hidungnya.

Bahkan mampu membuat seisi kelas sontak menoleh melihatnya.

"So-sorry Bang, tapi it--" gugup Erland merutuki kebodohannya.

"Ngomong yang jelas, bangke!" sarkas Gio turut kesal pada Erland yang terlalu berbelit belit.

"Ya sabar njir. Itu, anu,"

Aduh, bagaimana cara menjelaskannya?

"anu Bang, Kenzi anu." lanjut Erland masih dengan kebingungannya.

Ghibran salah menyuruh orang rupanya. Erland terlalu panik jika sudah seperti ini.

"Kenzi? Adek gue kenapa?!" tanya Kalandra tajam. Apalagi yang dilakukannya pada Kenzi, kali ini?.

"Itu Ken--"

"Kenzi kenapa?!" potong Kalandra tak sabaran.

Erland berdecak kesal, "Di kelas pingsan, kenzi mimisan." Erland menjawab dengan cepat yang entah benar atau tidak letak pengucapannya.

"Bang***," umpat Kalandra segera berlari ingin melihat kondisi sang adik.

"Lan, tunggu." Teriak Bian turut berlari menyusul Kalandra diikuti oleh Gio.

"KE UKS, BANGGG!!!" Erland berteriak keras, memberitahu mereka sebelum Bian dan Gio benar benar hilang dari balik pintu kelas.

"Aelah, bangke. Baru juga nyampe, udah disuruh lari lari lagi. Masih ngos ngos an nih, gue," ujar Erland lesu tanpa sadar menyambar botol air mineral yang tergeletak mengenaskan di atas meja Kalandra itu dan meneguknya beberapa tegukan.

"Hm dah, thanks bang." ujarnya entah pada siapa. Dan segera melenggang pergi mengikuti ketiga kakak kelasnya tadi.



 Dan segera melenggang pergi mengikuti ketiga kakak kelasnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KenZian [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang