Bab 11: Dimasa Lalu

4 0 0
                                    

Sejak SMA, Ences sudah jarang mengobrol denganku. Hanya sepintas lalu, sekedar saling bertukar senyum saja. Maklum, dia adalah anak kelas tetangga.

Tiga tahun terlewat begitu saja, tidak pernah satu kelas bahkan satu organisasi. Saat itu, server kami berbeda. Aku memilih main aman  saja, ikut ekstrakulikuler seadanya yang tidak neko-neko (rohis) dan tentunya tidak banyak mengganggu jam belajar, sedangkan dia ikut MPK dan pramuka. Dia bahkan terpilih menjadi ketua ekskurikuler pramuka pada waktu itu. Daebak! Progres yang luar biasa.

Sedikit banyak aku mendengar cerita tentangnya dari teman lamaku dulu. Saat itu, aku semakin il-feel saja. Tidak! Dia sungguh berbeda. Aku pikir, ini aib baginya (Skip aja bagian ini. Hehe ... tak usah diceritakan). Pokoknya sesuatu yang tidak layak bahkan sudah tidak normal lagi.

***

Saat itu, kami sudah duduk di kelas 12. Kelas kami berada di lantai 3. Banyak teman-teman yang baru merayakan sweetseventeennya. Aku biasa saja. Masa itu, sudah berlalu setahun yang lalu bagiku.

Entah ada angin apa, tiba-tiba saja temanku yang dulu satu kelas di SMP (Ences, Lik, Nana), sengaja mencariku ke kelas dengan membawa sebuah kotak kado berwarna biru dengan motif bintang emas dibungkusnya, tepat di hari berkurangnya usiaku.

Speechless! Tidak menyangka ada yang ingat dan seniat itu membawakanku kado segala. Excited banget! Cerobohnya aku sampai merelakan tanganku untuk berjabat tangan dengan Ences. Astahgfirullah.

Pikiran saat itu, uncontrol. Aku pikur, tidak masalah kali ya sekali ini aja. Di dalam hati membatin, "woy, elu kaga inget dosa apa? Seneng kaga gitu amat, geblek lu!"

Benar saja, malamnya, mata enggan terpejam. Meratapi kesalahan yang telah terjadi. Aku mengutuki diriku. Ini benar kesalahan besar.

***

Hadiah yang mereka berikan saat itu adalah sebuah boneka kecil yang menjadi sahabatku di kamar. Doraemon. Nampaknya mereka sengaja, karena namaku Novita hampir mirip dengan Nobita, temannya Doraemon.

Jeongmal, kamsahamida! Sampai detik ini, dia masih bersamaku. Meskipun orang yang telah memberikannya telah banyak berubah. Bahkan ada yang yelah saling asing.

Dia yang Tak Pantas Aku RindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang