Tatapan adalah hal yang dapat kita rasakan meskipun kita tak dapat menangkap secara langsung orang yang menatap.
Ya, itu yang dilakukannya. Aku tahu persis jika ia mulai menaruh perhatian kepadaku. Mungki karena aku suka berkata basa-basi dengannya. Wajar saja, kami adalah rekan kerja pada instansi yang sama.
***
Dia mulai bertanya tentang studiku. Ah, kali pertama bagi aku merasakan ada hal ganjil, dia yang semula cuek tiba-tiba bertanya seperti itu. Bilang saja kalau ingin mengobrol denganku.
Aku menjawab seadanya. Biasa saja. Namun, aku merasa tatapan yang dia berikan saat melihatku berbicara sangatlah berbeda. Dia sedikit lama menatapku. Menatap secara mendalam.
Aku yang peka akan hal itu, mencoba menghindari kontak mata langsung dengannya. Saat aku tak melihatnya, aku merasa dia sedang menatapku. Saat aku menatapnya, dia dengan cepat mengubah arah pandang. Aku ingin sekali memergokinya, namun selalu saja kalah cepat. Aku mengalihkan arah pandangku pada layar laptop. Tak berani untuk melihatnya. Ah, situasi yang tak nyaman.
Sejak saat itu, aku mulai berpikir. Apa jangan-jangan, dia baperan ya dengan segala godaan yang dilakukan kepala sekolah dan geng guru muda? Atau aku saja yang terlalu percaya diri. Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia yang Tak Pantas Aku Rindukan
Teen FictionCerita ini hanyalah cerita biasa. Dengan masalah yang sering di jumpai. Tidak hanya aku, kamu juga pernah merasakannya.