BAB 1: Aku Memilih Diam

68 6 2
                                    

Sudah lama sejak pertemuan singkat itu terjadi, kami tak lagi bertemu.
Duniaku dan dunianya berbeda jauh. Bukan beda alam, namun beda kesibukan.
Pernah sekali walaupun sepintas saja aku melihatnya. Dia lewat dengan sepeda motornya. Begitu saja. Alih-alih mau saling melempar senyum dan sedikit menyapa, melirik saja tidak. Mungkin dia lagi fokus nyetir. Positif aja.

***

Tak kusangka, itulah pertemuan terakhirku dengannya.
Kabar darinyapun tak lagi ku dengar.
Kami tidak saling berhubungan melalui medsos atau lainnya, tetapi Rindang yang suka bercerita kepadaku tentangnya, tanpa aku bertanya.

***

Beberapa telah berlalu sejak pertemuan itu, aku benar-benar kehilangan dia. Bukan kehilangan apa, tapi ... ah sudahlah tak usah aku jelaskan bagaimana rasanya.

Aku berusaha mencari kontaknya. Namun tak jua ku dapat. Saat itu, nampaknya aku rindu dengannya. Benar-benar rindu.

Rindu?
Rasanya hal ini tak wajar. Aku baru saja bertemu dengannya dan kami tidak saling mengobrol. Namanya saja akupun tak tahu. Mungkin aku terlalu berlebihan. Maklum saja, hanya dia yang seberani itu melakukan hal-hal aneh kepadaku. Ya, anggap saja itu sebagai alasan.

***

Usaha tetap berlanjut, aku meminta bantuan untuk melakukan pencarian dengan menanyakan namanya kepada Rindang. Cukup nama sebagai petunjuk. Aku tak butuh suatu apapun. Aku akan mencarinya sendiri tentangnya. Rindang tak perlu tahu itu. Biarlah aku dan keingintahuanku berpetualang.

Akhirnya aku temukan akun facebook miliknya. Layaknya menemukan sebuah harta karun emas, ya begitulah perasaanku saat itu. Senang bukan main.

Beberapa kali kulihat dia sedang online, aku ingin sekali mengirimkan sebuah pesan. Walaupun hanya sekedar kata "hai". Saat itu, aku terlalu malu, sehingga pesan itu akhirnya ku hapus.

"Sudahlah, tahan. Ingatlah bahwa kau itu perempuan. Jangan chat duluan."
Kata-kata itu selalu saja muncul ketika hendak mengirim pesan kepadanya.

Akhirnya, usaha yang di lakukan sia-sia. Chat tak kunjung terjadi.

***

Rindu? Aku tak tahu kata apa yang pas untuk perasaanku saat itu. Sudah 3 bulan berlalu sejak aku menemukan akunnya, aku masih memilih diam.

Kala itu, aku tengah melihat beranda facebook-ku. Kutemukan postingan darinya. Betapa terkejutnya diriku ketika membaca postingan itu. Kau tau apa? Itu sebuah foto.

Bersambung ..

Dia yang Tak Pantas Aku RindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang