Budayakan untuk vote coment 💙. Cara menghargai Author. Terimakasih 💕
Happy reading 💙
•
•
•Buru-buru ia pergi namun justru pintu terdorong membuat dirinya masuk ke dalam gudang.
Aksa menoleh mendapati seorang gadis yang tengah melihat nya dengan raut wajah ketakutan. Aksa menghampiri Ara, kemudian menarik gadis itu dan membawanya ke belakang sekolah.
" Lo ngintip?!" Bentak Aksa, Ara hanya menggeleng.
"Apa yang Lo Liat?! Jawab!!" Aksa mencengkram kuat rahang gadis di hadapannya, Ara mengeluarkan air mata, ia menangis. Siapapun tolong Ara ia sangat ketakutan saat ini.
Aksa menghempaskan rahang Ara ke samping, gadis itu buru-buru menuliskan sesuatu di note mini dan pulpen yang tergantung di lehernya.
"Kenapa kamu lakuin itu? Kenapa kamu mukulin anak itu?"
Ara menyobek kertas note itu dan memperlihatkan pada sosok laki-laki di hadapannya.
" Lo bisu apa gimana! Tinggal jawab anjing!" Aksa menendang tempat sampah yang berada di sebelah Ara hingga gadis itu tersentak.
Ara menatap Aksa kemudian mengangguk. Seketika alis Aksa berkerut. Gadis di hadapannya bisu? Lantas kenapa bisa bersekolah di sekolah elite ini? Pikir laki-laki dengan tampang berantakan itu.
Saat perkenalan tadi Aksa menggunakan earphone tak terlalu peduli dengan sekitar.
Aksa mengacak rambutnya frustasi, ia pergi meninggalkan Ara, namun gadis itu tiba-tiba mencekal lengannya membuat Aksa berbalik.
"Apa?!" Ketus nya.
Ara mulai menulis di note nya lagi.
"Tolong obati laki-laki yang tadi kamu pukuli"
Aksa terkekeh, lalu tersenyum miring.
" Mending Lo gausah ikut campur, kalo Lo tolongin dia Lo bakal jadi kayak dia!" Ujar Aksa penuh penekanan tepat di telinga Ara.Aksa meninggalkan Ara yang terdiam, namun kemudian gadis itu berlari mengejar Aksa dan mengekori nya di belakang. Sebab lokasinya agak jauh dari sekolah Ara takut tersesat.
Aksa tak menghiraukan Ara yang mengekori nya, namun saat tepat di depan Gudang gadis itu malah masuk ke dalam ruangan itu.
Tangan Aksa mengepal, ia kemudian ikut memasuki gudang tersebut. Kilatan mata nya menatap tajam Ara yang tengah memapah Gilang, laki-laki yang ia pukuli tadi sekaligus adik tirinya.
Dengan segera Aksa mendorong Gilang hingga tersungkur, lalu menarik Ara.
" Gue bilang gausah nolongin dia! Ngerti gak Lo?!" Bentak Aksa, tepat di depan wajahnya.
Gadis itu berusaha melepaskan cekalan Aksa, lalu berjalan ke arah Gilang laki-laki dengan wajah babak belur itu, lalu memapahnya kembali dan meninggalkan Gudang.
" Cewek Bisu keras kepala" gumam nya, menatap kepergian Gilang dan Ara.
Sementara itu di tengah koridor banyak pasang mata yang menatap Ara dan Gilang. Tak sedikit mereka yang berbisik-bisik menatapnya sengit.
" Lo kenapa nolongin gue?" Tanya Gilang dengan wajah babak belur nya itu. Ara fokus untuk memapah Gilang.
" Woy gue nanya!" Bentak Gilang
Ara tak menghiraukan Gilang, tiba di ruangan bertuliskan UKS gadis itu mendudukkan Gilang ke kasur UKS.
Lalu ia menuliskan sesuatu di note nya.
"Aku gak bisa bicara, dan Manusia sudah sepatutnya tolong menolong"
Tulisan yang singkat, mampu membuat Gilang terdiam. Laki-laki menatap Ara yang tengah mengambil kotak obat merasa menyesal telah membentak gadis itu.
"Nama Lo?" Tanya Gilang.
"Amara Calandra" jari jemari Ara bergerak lihai, memperlihatkan bahasa isyarat.
Ara sadar ia menepuk jidatnya, tidak banyak orang yang mengerti bahasa isyarat di sekolah ini, atau bahkan tidak ada.
Gadis itu mengambil note yang tergantung di lehernya, namun Gilang menghentikan nya.
"Gue paham kok" ujar Gilang dengan senyum nya.
Mata Ara berbinar kemudian jari nya mulai bergerak lagi.
"Kamu bisa bahasa isyarat?"
Laki-laki itu mengangguk, Ara tampak gembira akhirnya ada siswa di sekolah ini yang memahami bahasa isyarat.
"Aku obatin kamu ya"
Gilang mengangguk, membiarkan Gadis di hadapannya mengobati luka-luka di wajah dan lengannya.
Namun tiba-tiba pintu UKS di tendang keras hingga salah satu engsel nya terlepas, namun pintu tersebut masih dapat berdiri, sepertinya nanti anak-anak PMR akan mendumel dan bertanya-tanya siapa yang merusak pintu UKS yang menjadi markas anak PMR itu.
Siapa lagi kalau bukan Aksa pelaku penendangan pintu UKS, Laki-laki itu kemudian menarik lengan Ara dengan kasar, tetapi Gilang menghalangi dengan melepaskan cengkraman tangan Aksa pada lengan Ara.
" Dia cewek gausah kasar" ujar Gilang menatap datar kakak tirinya itu.
" Lebih Kejam Bokap lo sama jalang alias nyokap lo yang udah nyakitin nyokap gue! " Ujar Aksa, tanpa Aba-aba Gilang langsung memukul wajahnya.
"Jaga mulut Lo!"
Sudut bibir Aksa memerah mungkin tidak sebentar lagi akan membiru, ia menyeringai menatap sengit Gilang.
" Kenapa? Emang kenyataan nya begitu, nyokap Lo itu? Gak lebih dari jalang perebut suami orang" Ujar Aksa lalu mengusap darah yang mengalir pada sudut bibirnya.
Gilang hendak memukul nya kembali namun Ara menghentikan keduanya. Ara mendorong pelan Gilang agar duduk di kasur UKS. Gadis itu kemudian mendorong pelan Aksa agar keluar dari UKS supaya tidak terjadi ribut-ribut lagi.
Di depan UKS keduanya berhadap-hadapan. Ara mulai menggerakkan jari-jari dengan lihai.
"Aku gak tau masalah kamu apa, tapi tolong jangan pakai kekerasan itu gak baik. Dan..."
Gerakkan jari jemari bahasa isyarat Ara terhenti ia kembali menepuk jidatnya pelan. Ia lupa pasti Aksa tidak paham apa yang ia katakan.
Seperti biasa Ara menulis di note nya, namun tiba-tiba Aksa mencekal tangannya.
"Gue paham" Ujarnya dengan tatapan datar.
Sekali lagi mata Ara berbinar, ia menggerakkan jari-jari jemari nya lagi. Namun belum sempat ia memulai isyarat nya Aksa terlebih dahulu pergi meninggalkannya.
Gadis itu menghela, namun tiba-tiba matanya membola padahal ia sudah di beri tahu oleh Caca agar ia tidak dekat-dekat dengan Aksa.
Ia memasuki UKS untuk melanjutkan mengiba luka Gilang.
***
TbcHayokkk jangan lupaa coment 💙
Gilang Arsen Adhipati
Jangan lupa VOTE 👇👇 COMENT
Terimakasih 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Amara Calandra, Seorang gadis Yatim Piatu dengan keterbatasan tidak bisa bicara yang mendapat beasiswa di sebuah sekolah swasta elite. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang laki-laki bersifat dingin, berwajah da...