27. Sikap Aksa

252 43 4
                                    

Happy reading 💙


N: kalo ada typo tolong ingatkan yaw thank you 💙

Ara terus terisak dalam dekapan seseorang yang ia tabrak. Ia adalah Aksa, laki-laki itu membiarkan Ara menangis selama hampir 5 menit. Ia  tahu pasti sangat berat bila menjadi Ara.

Tangisan Ara terhenti, gadis itu cegukan Karena terlalu lama menangis. Aksa melonggarkan pelukannya, ia menatap Ara dengan tatapan sayu. Laki-laki itu tersenyum mengusap air mata Ara.

"Gapapa, Lo cewek kuat. Ada kakak Lo dan ada gue disini" ujar Aksa, untuk pertama kalinya ia tersenyum dengan gadis selain adiknya.

Aksa menuntun Ara menuju kamar rawatnya. Sementara Reyhan menatap sayu sang adik, ia memberikan tiang infus yang terhubung dengan tangan Ara kepada Aksa.

"Mas Reyhan, bisa bicara dengan saya sebentar?" Ujar sang dokter ber name tag Dimas Hamdani.

Reyhan mengangguk.

"Mari ke ruangan saya" Reyhan mengikuti sang dokter ke ruangannya.

Sementara Ara tengah berada di ruang rawat dengan Aksa yang sedang membantunya menaiki kasur.

Gadis itu masih terdiam, sambil memilin jari jemarinya. Setelah itu tangannya meraba sekitar berusaha mencari keberadaan Aksa.

" Gue disini" ujar Aksa yang berdiri di sebelah kanan Ara. Tangan laki-laki itu terulur untuk menggenggam tangan kanan Ara kemudian mengusap ujung kepala Ara.

"Abang Reyhan kemana?" Tanya Ara dengan. Gerakan isyarat nya.

"Abang Lo lagi ketemu dokter ntar juga balik" balas Aksa. Sikap laki-laki itu mendadak berubah dari cara bicaranya yang terkesan lembut dan tidak ketus.

Ara mengangguk, gadis itu kembali diam dengan pandangan lurus meratapi nasibnya. Kalau sudah begini Ara pasti hanya akan menjadi beban untuk Kakak'nya, kira-kira itulah pikiran Ara.

Kenapa Tuhan tidak sekalian mengambil nyawanya? Kenapa hanya penglihatannya, pikir gadis itu. Ara sudah terlalu lelah melalui semuanya.

Tanpa Ara sadari Aksa menatapnya lekat, laki-laki itu menitihkan air mata melihat keadaan Ara. Aksa mengusap air matanya kasar, ia tak mau ada yang melihat bahwa dirinya telah menangis.

Sementara itu disisi lain, SMA Dark Moonlight di gegerkan dengan berita Ara yang mengalami kecelakaan beruntun.

Para siswa merasa kasihan dengan keadaan Ara yang dimana buta. Bukankah kemarin mereka berbondong-bondong menonton pembullyan Ara? Mentertawakanya lantas kenapa sekarang bersikap seolah kasihan.

"Eh Bi Lo tau gak Ara katanya masuk rumah sakit karena kecelakaan!" Ujar Seril heboh sambil memperlihatkan chatroom grup sekolah. Ketiga gadis itu, Seril, Bianca, dan Gea tengah duduk di kursi kantin.

"Gue nyesel sumpah udah bully Si Ara" saut Gea yang menatap nanar chatroom grup sekolahnya.

Seril menatap Bianca yang kini tengah melamun, tatapan kosong dengan pandangan lurus ke depan.

" Bi! Kok lo malah ngelamun sih!" Ujar Seril kesal karena perkataannya diabaikan.

"E-eh iya sorry-sorry kenapa-kenapa?"

"Ck nih liat Ara kecelakaan, Lo nyesel gak sih? Kita-kita udah bully Ara keterlaluan" ujar Seril.

"Y-ya gak lah! Biarin tuh cewek sampah menderita!" Ketus Bianca.

"iihh kok Lo gitu sih" protes Seril.

Sementara itu mata Gea memicing curiga, ada apa dengan Bianca. Raut wajahnya sedari pagi pucat, sering kali gadis berambut lurus itu melamun entah memikirkannya apa.

"Bi Lo gak papa? Muka Lo pucet" tanya Gea.

" Gue gapapa kok, cuma kecapean aja" balas Bianca dengan senyum palsunya. Gea hanya mengangguk mendengar pernyataan Bianca.

Bohong jika Bianca mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Rasa takut tiap kali meneror pikiran Bianca, ia takut Ara akan melaporkan dirinya, ia takut masuk penjara karena sengaja menabrak Ara.

"Ril, Ge gue ke toilet dulu ya", ujar Bianca dibalas anggukan oleh kedua temannya.

Sampai di toilet Bianca mengacak rambutnya frustasi. Ia berdiri di depan cermin toilet lalu menyalakan keran wastafel untuk membasuh wajahnya.

Setelah itu ia mengambil handphonenya dan membuka chat room grup sekolah untuk mencari tahu rumah sakit dimana Ara di rawat.

Tangan Bianca mengepal kuat, entah apa yang ia akan rencanakan sekarang, Bianca menatap pantulan wajahnya di cermin menatap sebuah luka kecil di bagian leher akibat serpihan kaca mobil yang mengenai lehernya saat kecelakaan hari itu.

*****

Tbc

JANGAN LUPA VOTE COMENT BEB.
XIE-XIE

XIE-XIE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barangkali ada yang mau mampir ke work aku yang ini😻😻 kiww masih anget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barangkali ada yang mau mampir ke work aku yang ini😻😻 kiww masih anget

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang