Happy reading 💙
•
•
•Nb:kalo ada typo tolong ingatkan yaw thank you 💙
Reyhan dan Cleon berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar rawat Ara. Sementara Aksa, ia harus mengurus kasus tadi, ia menyuruh Reyhan dan Cleon untuk mengecek keadaan Ara.
Tiba di kamar Ara, Reyhan terkejut dengan keadaan adiknya dengan rambut yang di kuncir separuh, serta make up tipis, sangat tipis membuat kesan natural dan cantik.
Reyhan tersenyum menghampiri sang adik yang tengah di dandani oleh Caca.
"Bang Rey, Ara cantik kan?" Tanya Caca.
"Cantik banget" Puji Reyhan kemudian mengusap pelan kepala Ara.
"Tuh kan Ra siapa dulu yang dandanin, Caca gitu loh!"
Sementara tepat di bagian pintu yang terbuka, Cleon tengah melongo, menatap lekat Ara. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang, Ara yang tengah tersenyum dengan pandangan lurus kedepan membuat kesan gadis itu tengah menatap Cleon.
Caca yang tengah asik tertawa dengan Ara dan Reyhan pandangan teralihkan kepada Cleon, yang tengah berdiri seperti orang bodoh.
"Cleon! Lo kenapa si?!" Ketus Caca membuat Cleon tersadar.
"Ha? Ng-nggak papa" ujarnya jadi salah tingkah sendiri.
"Yee bocah prik!"
Cleon melangkah maju menghampiri Ara yang tengah duduk di kasurnya. Pandangan Cleon tertuju pada wajah Ara.
Sementara Reyhan menatap sayu ke arah adiknya sambil berfikir untuk hari esok. Dirinya akan menjalani operasi pengangkatan tumor otak. Dan entah mengapa firasat Reyhan buruk, ia takut besok akan terjadi sesuatu.
Saat Caca, Cleon, dan Ara tengah berbagai tawa. Tiba-tiba hidung Reyhan mengeluarkan darah, laki-laki itu langsung menyeka nya.
"Bang Lo mimisan!" Cletuk Cleon dan langsung mengambil tissue di meja nakas.
Senyum Ara perlahan pudar setelah mendengar penuturan Cleon, ia kemudian meraba udara, mencari keberadaan kakak nya.
"Abang disini Ara, Abang gak papa kok" ujar Reyhan dengan satu tangan yang menyeka darah yang keluar dari hidungnya, dan satunya lagi menggenggam tangan Ara.
Raut wajah Ara terlihat panik, ia takut terjadi sesuatu dengan kakaknya. Gadis itu kemudian meraba wajah Reyhan.
"Abang gapapa Ara sayang, Abang cuma kecapean" ujar Reyhan berusaha menenangkan sang adik yang kini matanya berkaca-kaca.
Cleon dan Ara menatap nelangsa Reyhan. Kanker otak bukanlah penyakit main-main apa lagi sudah menginjak stadium akhir.
"Abang ke toilet dulu ya, mau bersihin ini" ujar Reyhan. Ara dengan tidak rela akhirnya melepas cekalan tangan sang kakak.
Reyhan berjalan menuju toilet untuk membersihkan sisa-sisa darah. Ia berdiri di depan wastafel menatap pantulan diri nya di cermin.
"Kenapa harus gue?" Lirihnya. Air mata Reyhan membasahi pipi. Laki-laki itu lelah, kenapa cobaan seberat ini menimpa dirinya. Masih ada keluarga yang harus ia jaga.
Reyhan kemudian menghapus air matanya kasar, lalu membasuh wajahnya dengan air keran.
Ia kembali berjalan menuju kamar rawat Ara, netranya melihat sosok Cleon yang tengah keluar dari ruangan Ara.
"Bang Lo gak papa? Udah check up lagi?" Tanya Cleon.
"Besok gue operasi pengangkutan tumor, gue takut gak ada disisi Ara lagi 'Yon" ujar Reyhan dengan raut wajah pasrah.
"Lo pasti bisa bang, gue yakin itu. Gue selalu do'ain yang terbaik buat Lo"
"Ara udah tau soal ini?"
"Belum, dia belum tau. Gue minta tolong sama Lo, kalau besok gue gak ada. Lo harus benar-benar jagain adek gue" ujar Reyhan.
"Lo apa-apaan si bang, Lo pasti bisa kok, gue yakin itu" ujar Cleon optimis, Reyhan hanya membalas dengan senyum tipis.
"Bang gue ke warung depan RS dulu ya" Reyhan membalas dengan anggukan.
"Tiati!"
"Yoo!"
Reyhan berjalan kembali ke ruangan Ara, ia berniat memberi tahu adiknya bahwa besok ia akan melakukan operasi.
Reyhan membuka pintu ruangan, melihat Caca yang tengah berbicara dengan Ara yang tengah mendengarkan.
"Ara" gadis itu menoleh ke sumber suara.
"Abang mau ngomong nih, Ca bentar ya!" ujar Reyhan diangguki oleh Caca, ia mendekati sang adik, lalu duduk di kursi yang terletak di sebelah kasur Ara. Laki-laki itu menggenggam erat kedua tangan Ara, dan menatapnya sayu.
"Besok Abang mau operasi" menyadari berubahan ekspresi Ara yang terlihat sangat khawatir, Reyhan dengan cepat menjelaskan meski dalam kebohongan.
"Cuma operasi kecil kok, biasa amandel. Jadi Ara jangan khawatir" bohong Reyhan.
"Abang gak bohong kan?"
"Besok Ara mau temenin Abang"
Reyhan berusaha menahan rasa sesak di dadanya, ia memeluk sang adik dan mengelus kepalanya dengan lembut.
"Iya-iya Ara ikut, do'ain Abang ya semoga operasi nya lancar"
Bibir Ara menggumamkan kata 'Aamiin' tanpa suara. Lalu mempererat pelukannya dengan sang kakak. Gadis itu berharap semoga kakak nya selalu di beri kesehatan.
****
Tbc
JANGAN LUPA VOTE COMENT 💙💙
VOTE!! JANGAN JADI OEMBACA GELAP OKE??
THANK YOU MWAHH
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Amara Calandra, Seorang gadis Yatim Piatu dengan keterbatasan tidak bisa bicara yang mendapat beasiswa di sebuah sekolah swasta elite. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang laki-laki bersifat dingin, berwajah da...