30. Destiny

250 44 6
                                    


N:kalo ada kesalahan tolong koreksi yaw thank you

Happy reading 💙






Caca mendorong kursi roda Ara memasuki ruang rawat VVIP bernama Kamboja yakni ruangan Ara. Ia kemudian membantu Ara menaiki kasur rawatnya dengan hati-hati.

"Ara Lo butuh apa? Mau makan? Minum? Ntar gue beliin. Ca ntar kalo Lo udah sembuh total gue bakal beliin semuaaa yang Lo mau!" Ujar Caca, Ara hanya tersenyum kecil, gadis itu merasa miris dengan dirinya yang seperti sedang di kasihani

Beberapa menit Caca berbicara panjang lebar dan hanya di balas anggukan oleh Ara. Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan sosok Cleon dengan rambut acak-acakan, tangan yang masih dalam keadaan di gips menggantung di depan dadanya. Serta baju pasien yang masih melekat di tubuhnya.

"Cleon?" Ujar Caca.

Cleon mendekati keduanya dengan wajah yang sayu dan pucat.

"Ara" Cleon memanggil Ara, gadis itu menoleh ke sumber suara meski tidak dapat melihat ia dapat mendengar.

Cleon berlutut di sebelah kasur Ara, tangannya terulur untuk memegang tangan Ara.

"Gue mau minta maaf" ujar Cleon, Ara seolah bertanya dengan alis terangkat. Apa maksudnya perkataan laki-laki itu.

"G-gue----

Ucapannya terhenti kala tak kuasa membendung liquid bening di pelupuk matanya. Rasa bersalah kembali menjalar di pikiran laki-laki itu.

"Lo kenapa sih Cle?" Tanya Caca yang heran dengan sikap tiba-tiba Cleon.

"Itu juga tangan Lo kenapa? Patah?" Ujarnya lagi.

Ara sontak meraba udara mencari keberadaan Cleon. Gadis itu meraih pundak Cleon sambil menepuknya pelan.

"Kamu kenapa? Kok bisa terluka?" Tanya Ara dengan gerakan isyarat nya.

Cleon tampak mematung tidak mengerti apa yang di maksud Ara.

"Oh! Gue paham!" Cletuk Caca setelah mengamati gerakan Ara.

"Maksud Ara, 'Lo kenapa? Kok bisa terluka?' Oiya Ara! Aku udah belajar bahasa isyarat loohh"ujar Caca dengan bangganya.

Setelah mendengar perkataan Caca, Cleon berusaha keras mencoba menahan tangisnya agar tidak terdengar Ara. Bagaimana bisa, gadis itu sedang tidak baik-baik saja namun masih mengkhawatirkan orang lain?

"Cleon? Lo kenapa sih??" Tanya Caca dengan heran, kenapa laki-laki itu menangis.

Semenjak kejadian kecelakaan kemarin, Cleon bukanlah Cleon yang biasanya. Bukan lagi Cleon yang suka jahil, hiperaktif, dan tengil.

Cleon saat ini hanyalah seorang laki-laki yang di penuhi rasa bersalah dalam dirinya. Menabrak seorang gadis berkekurangan 'tidak bisa bicara' mengakibatkannya menjadi buta. Meskipun itu bukan sepenuhnya kesalahan Cleon, tetap saja dirinya merasa bersalah.

****

Reyhan keluar dari ruangan dokter, laki-laki itu menghela frustasi menatap kertas hasil diagnosis penyakitnya.

Reyhan didiagnosa menderita kanker otak stadium akhir. Laki-laki itu belum ingin pergi dari dunia ini, ada Ara yang mesti ia jaga. Ara masih membutuhkan dirinya, lantas bagaimana dengan cobaan ini?

Laki-laki itu bertekad untuk sembuh, dokter menyarankan agar melakukan operasi pengangkatan tumor.

Reyhan berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar Ara. Sepanjang jalan ia berpikir, mengapa Tuhan memberikan cobaan bertubi-tubi pada keluarganya, bagaimana jika dirinya dan Ara tidak mampu untuk melewatinya.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang