9. Arsy

345 58 5
                                    

Happy reading 💙


Hari Minggu ini Aksa berjanji akan mengajak adiknya jalan-jalan. Ia turun dari lantai atas kamar adiknya menuju lantai bawah kamarnya.

Ketika membuka pintu kamar, ia dikejutkan dengan Arsy yang tengah duduk di samping kasur lalu memeluk lututnya sambil menangis, Caca yang sudah bangun berusaha menenangkan adik sepupunya itu dengan cara memeluknya.

Aksa berlari mendekati keduanya.

"Ca adek gue kenapa?!"

"Gue tadi kebangun denger suara emak tiri Lo, gue pura-pura tidur. Dia nyekek adek Lo sambil ngomong katanya kalo sampe adek Lo ngadu ke elo dia bakal celakain Lo. Trus dia langsung pergi" jelas nya sambil terus memeluk Arsy.

"Kenapa Lo gak tolongin goblok!"

" Lo tenang dulu bego! Gue gak gegabah kayak Lo, gue diem-diem ambil hp terus gue rekam" ujar nya lalu memperlihatkan video ketika Kania menyekik Arsy yang sedang terbaring di kasur.

Raut wajah Aksa berubah, apa yang di katakan Caca memang ada benarnya ia tidak boleh gegabah. Kania itu licik, wanita itu juga pandai menyembunyikan penyebab kematian Bunda nya, pikir Aksa.

"Kirim ke gue!" Caca mengangguk, memencet tombol share pada Handphonenya lalu mengirimkannya pada kontak Aksa.

"Udah Arsy jangan nangis lagi ya, katanya mau jalan-jalan sama kakak" ujar Aksa dengan senyum tulus kepada adiknya, ia mengusap air mata di pipi Arsy.

Hanya kepada Arsy, Aksa mampu tersenyum. Bahkan dengan sepupu baiknya ia tetap ketus dan dingin.

"Ca temenin adek gue ke kamarnya, takutnya ada si Jalang" ujar Aksa, di angguki oleh Caca.

Gadis itu membawa adik sepupunya menuju kamar atas.

****

Ara berangkat lebih awal pukul 7 ia diantar oleh Kakaknya- Reyhan, menuju cafe Daisy.

Motor matic milik kakaknya itu berhenti tepat di sebuah toko yang belum buka. Bertepatan dengan seorang perempuan yang tengah kesusahan membuka kunci pintu cafe.

Reyhan dan Ara turun dari motornya menghampiri Shabrina yang tengah bergulat dengan kunci pintu.

Ara menepuk pundak Shabrina, membuat perempuan itu menoleh.

"Eh Ara"

"Ada yang bisa saya bantu?" Ujar Reyhan angkat bicara, Shabrina menatap Reyhan dengan sedikit terpaku.

"E-eh iya, i-ini kuncinya macet" ujar Shabrina gelagapan lalu menunjuk kunci pintu.

"Biar saya coba"

Reyhan mencoba menarik kunci tersebut, setelah itu ia mengambil sapu tangan yang berada di jaketnya kemudian ia mengelap kunci tersebut dengan sapu tangannya.

Ia mencoba memasukan kuncinya lagi dan akhirnya pintu terbuka.

"Sebelum masukin kunci cek dulu ada kotoran atau enggak, biasanya yang bikin macet karena ada sesuatu di kuncinya" jelas Reyhan.

"Wahh, Makasih banyak- Kakak'nya Ara"

"Saya Reyhan" ujarnya menyodorkan telapak tangan.

"S-saya Shabrina" perempuan itu membalas jabatan tangan Reyhan.

"Btw trimakasih untuk Sushi nya kemarin".

Shabrina mengangguk wajahnya pun bersemu merah. Sementara Ara terkikik melihat interaksi antara Shabrina dan Reyhan.

"Yaudah kalo gitu saya pergi dulu"

"Ara, Abang pergi dulu ya nanti pulangnya Abang jemput" ujar Reyhan, lalu mengusap kepala adiknya. Tak lupa melakukan tos andalan mereka.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang