6. Undangan ulang tahun

354 66 19
                                    

Vote setelah kamu membaca ini and cmiiw.😉

Ada typo? Tandai di kolom komentar ya.

Kritik saran sangat-sangat di perbolehkan Terimakasih .💙

Happy reading 💙


Ara dan Caca berjalan berdampingan menuju kantin, Caca sangat antusias menceritakan berbagai pengalaman. Gadis mendengarkan dengan seksama sesekali memberi masukan saat diminta Teman baru nya itu.

Bianca beserta kedua temannya datang menghampirinya Ara dan Caca, kemudian mereka memberikan sebuah kartu undangan berwarna gold yang lumayan mewah.

" Itu undangan ulang tahun gue ke 18, jangan lupa dateng" ujar Bianca.

" Oiya Ara? Nama Lo Ara kan? Sorry gue gak tau kalo ternyata Lo itu... BISU hahaha" setelah mengatakan itu Bianca tertawa lalu beranjak pergi dengan kedua temannya.

" Dih Lo tuh lonte!" Ketus Caca meneriaki Bianca.

" Udah gak usah di dengerin Ra, yok ke kantin!" Ujarnya lalu merangkul Ara dan membawakan ke Kantin.

Gadis itu mengangguk, ia tidak merasa sakit hati karena memang itu kenyataannya.

Semua siswa tampak bahagia karena mendapat undangan ulang tahun dari Bianca, mereka membicarakan masalah Dress model apa yang harus mereka kenakan.

"Ara besok siang bantu nyari kado ya? malem aku jemput, alamat rumah kamu mana?"

Ara menuliskan alamat rumahnya di kertas note, lalu menyobeknya dan memberikannya kepada Caca.

****

Hari ulang tahun Bianca telah tiba, Ara dan Caca memasuki gerbang rumah Bianca. Rumahnya terbilang mewah, tanaman-tanaman cantik menghiasi pekarangan rumahnya, terdapat meja-meja yang menyediakan cup cake, dan berbagai desert, minuman, serta satu meja yang diisi dengan kue ulang tahun super mewah dan elegan dengan nuansa berwarna gold.

Ara terkagum-kagum melihat rumah Bianca yang super megah. Gadis itu mengenakan dress yang kakaknya berikan, serta polesan make up tipis yang Caca berikan.

Sebelumnya Caca menjemput ke rumahnya, Ara sudah siap dengan dress dan sepatu flatshoes yang kakak nya belikan kemarin. Namun Caca memaksa ingin mendandani Ara, gadis itu ingin menolak, tapi Caca bersikeras.

Dan hasilnya pun sangat sempurna dengan polesan make up tipis, rambut di biarkan tergerai, Ara kini menjadi pusat perhatian.

Ara dan Caca menghampiri Bianca lalu mengucapkan selamat, tak lupa menyodorkan telapak kado' dari Ara maupun Caca.

" Thanks. Lo udah dateng, silahkan hidangannya di cicipi, mahal-mahal semua nih jarang-jarang kan Lo makan itu semua? Yakan Bisu?" Ujar Bianca dengan tampang mengejek, dan menyebut Ara bisu.

" Woy Bi gausah bacot bisa gak?" Ketus Caca, berusaha membela Ara.

"Ra duduk kesana yuk?" Ajak Caca, menuntun tangan Ara ke meja dengan dua kursi.

Gadis itu meremas dress-nya, ia grogi dan takut. Takut orang-orang akan mengejeknya, Ara merasa malu. Namun berbanding terbalik dengan pikirannya. Orang-orang menatapnya kagum, Ara terlihat cantik natural.

Acara tiup lilin segera di mulai, Ara melihat Aksa dengan balutan Jas casual gadis itu terkagum-kagum. Dari semua orang yang mencolok adalah Aksa, laki-laki itu sangat tampan.

Aksa berjalan menghampiri Bianca, memberinya kado. Raut wajahnya tetap sama, 'datar, tak ada ekspresi terpancar di wajahnya.

Tamu undangan berkumpul untuk ikut meramaikan acara tiup lilin.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang