19. Lelah

238 50 1
                                    

Happy reading 💙


Vote coment 💙

N: kalo ada typo ingatkan ya.




Ara mengantarkan Arsy pulang dengan menggunakan sepeda nya. Gadis kecil itu meminta Ara untuk menurunkannya di depan ruko dekat rumahnya. Arsy akan melewati pintu belakang untuk berjaga-jaga jika kakak nya di rumah.

Setelah mengantarkan Arsy, Ara bergegas pulang untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Tinnn tinnn

Sebuah mobil membunyikan klakson dengan sangat keras, membuat Ara terkejut. Apa yang salah dengan Ara? Gadis itu bersepeda dengan benar dan tidak menyalahi aturan.

Ara tidak menghiraukannya, mungkin itu adalah sekumpulan orang iseng. Gadis itu tetap melanjutkan laju sepeda nya.

Namun tiba-tiba mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi dan langsung menyerempet Ara. Gadis itu sedikit terpental karena terkena spion.

Brakk

Ara terjatuh lumayan keras, gadis itu meringis memegangi siku kiri nya yang lecet. Perlahan ia menyingkirkan sepeda yang menindih kakinya.

Mobil yang tadi menyerempet nya berhenti, pintu mobil tersebut terbuka. Dan menampilkan sosok Bianca yang tengah turun dari mobil. Dengan wajah angkuh ia menghampiri Ara yang tengah kesakitan, diikuti dengan kedua antek-anteknya, Seril dan Gea. Semua orang tampak mengabaikan Ara, karena mengira di penabrak akan bertanggung jawab, namun kenyataannya tidak.

"Ups! Jatoh ya? Utututu sorry gue gak sengaja" ujar Bianca di sertai kekehan.

Ara tak menghiraukan perkataan Bianca, dirinya perlahan bangkit dan menepi ke arah trotoar. Ia melihat Luka pada lutut dan batisnya, rasanya sangat perih.

"Oi Bisu! Berapa kali si gue ngomong ke Lo. Jauhin Aksa karena dia cuma milik gue" Jelas Bianca dengan penuh penekanan.

"Tuh dengerin!" Bentak Gea lalu menendang sepeda Ara dengan kasar.

Ara tampak jengah dengan perlakuan Bianca, gadis itu menuliskan sesuatu pada note yang tergantung di lehernya.

"Aku ga pernah sekalipun sengaja deketin Aksa. Semua itu murni karena Aksa  membantuku. Dan memang kamu siapa? Sampai mengaturku harus menjauhi Aksa?" Tulisnya lalu menunjukkan kepada Bianca, gadis modis itu menggeram marah. Tangan nya mengepal, dengan tiba-tiba ia menampar Ara dengan sangat keras.

Plakk

"Lo tau apa hah?!" Ketus Bianca, Sedangkan Ara memegangi pipinya yang terasa panas dan perih akibat tamparan Bianca.

" Mending Lo jauhin Aksa, karena Aksa hanya milik Bianca seorang."ujar Seril.

"Right! Lo tuh cuma sampah yang tiba-tiba pindah ke sekolah elite pake duit beasiswa, jadi Lo gak akan cocok bersanding sama Aksa." Lanjut Bianca dengan nada angkuhnya.

" Cabut guys!" Ujar Bianca, ketiga gadis perpenampilan modis itu melenggang pergi kembali ke dalam mobilnya.

Sementara Ara hanya menghela, gadis itu meniupkan lukanya agar tidak terlalu perih. Gadis itu berpikir, bukankah Bianca terlalu berlebihan? Ara tidak berniat sama sekali mendekati Aksa. Ia hanya kebetulan bertemu, dan Aksa membantunya.

Setelah beberapa lama Ara terduduk di pinggir trotoar, gadis itu akhirnya bangkit perlahan sambil mengambil sepedanya yang tersungkur. Dengan langkah yang tertatih ia berjalan perlahan sambil menuntun sepedanya.

Sepanjang perjalanan, gadis itu berpikir. Kenapa hidup sangat tidak adil? Dirinya tidak pernah berbuat jahat lantas kenapa mereka memperlakukan dirinya seperti itu.
Gadis itu sangat lelah, sepanjang hidupnya ia terus mendapatkan perlakuan bullying. Dari SD hingga saat ini, entah apa sebab nya. Apa karena dirinya bisu? Tapi bukan Ara yang meminta untuk di lahirkan dengan keadaan bisu.

Ara menunduk melihat luka di betis nya yang mengeluarkan darah.
"Ara!!" Seseorang tiba-tiba memanggilnya, gadis itu menoleh mendapati sang kakak yang tengah menepikan motornya dan langsung menghampiri Ara.

" Kamu kenapa?!" Ujar Reyhan dengan raut wajah panik, melihat luka pada kaki adiknya.

" Kita ke rumah sakit!" Ujarnya lalu menuntun adik nya menuju motor Scoopy yang terparkir di pinggir jalan itu. Namun Ara justru menggeleng tidak ingin ke rumah sakit.

"Kak aku gapapa, aku gak mau ke rumah sakit. Mau pulang aja"

"Gapapa gimana?! Itu kakinya berdarah sampe ke sepatu!" Ujar Reyhan yang tak habis pikir dengan adiknya. Luka di betisnya itu sepertinya sangat dalam, bagian dalamnya sedikit terlihat.

Ara menggeleng tiba-tiba mengeluarkan air matanya. Gadis itu menangis membuat kakaknya bingung. Reyhan dengan pengertian memeluk sang adik, mengusap kepalanya hingga gadis itu tenang.

"Abang, aku capek" isyarat nya dengan air mata yang masih menggenang di pipinya.

Reyhan kembali memeluk adiknya tanpa bertanya 'kenapa', dirinya ikut mengeluarkan air mata. Merasakan penderitaan yang adiknya alami. Tangan laki-laki itu mengepal, ia akan mencari tahu siapa yang membully adiknya.

Tanpa di beri tahu pun ia paham bahwa adiknya sering kali mengalami pembullyan. Namun Reyhan merasa gagal karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan mengabaikan keluarga satu-satunya yang tengah berjuang melawan semesta yang kejam ini.

****

Tbc

Reyhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reyhan

Reyhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ara

Jangan lupa VOTE Coment 💙

See you next chapter 💙

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang