7. Antar Pulang

342 69 6
                                    

Happy reading 💙


Ara mengerjapkan matanya, lalu menatap sekeliling ia berada di sebuah kamar dengan nuansa maskulin dengan cat berwarna biru tua.

Pakaiannya pun sudah berganti menjadi kaos kebesaran serta celana training panjang. Gadis itu mengubah posisinya menjadi duduk lalu memegang kepalanya yang terasa berdenyut.

Ia menoleh ke samping mendapati Caca yang tengah tertidur pulas dengan kaki yang memeluk guling.

Matanya membola ia tiba-tiba teringat Reyhan kakaknya, ia pasti saat ini tengah khawatir. Gadis itu turun dari kasur dan mencari tas selempang miliknya namun tidak ada.

Dengan terpaksa ia menggoyangkan tubuh Caca agar terbangun namun gadis itu tak kunjung bangun. Ara keluar dari kamar tersebut dengan pelan supaya tidak menimbulkan suara.

" Udah bangun Lo?" Suara maskulin tersebut mengagetkan Ara, ia menoleh. Mendapati seorang laki-laki berkulit putih tengah berdiri menatap nya ia adalah Aksa.

Laki-laki itu membawa sebuah cangkir berwarna putih, ia mengenakan celana pendek selutut dan kaos hitam. Jangan lupakan raut wajahnya yang sama sekali tidak berekspresi.

Ara hanya bisa mengangguk dan tersenyum kikuk, sementara Aksa melenggang pergi begitu saja. Gadis itu mencekal lengan Aksa sebelum laki-laki itu menjauh, lalu jari jemarinya bergerak.

"Sebelumnya terimakasih udah nyelametin aku-"

"Bukan gue" ujar Aksa memotong, Ara dibuat bingung.

"Tas sama baju Lo ada di sofa" lanjutnya kemudian berjalan ke arah sofa diikuti Ara yang mengekor di belakangnya.

Laki-laki itu mengambil paper bag yang berisi baju basah dan tas selempang milik Ara, lalu menyerahkannya kepada gadis itu.

"Yang nyelametin Lo si Gilang, yang gantiin Baju Lo si Caca dia sepupu gue dan baju yang Lo Pake itu baju gue, nyari Gilang? Dia pergi barusan, sampe sini Jelas?" Seolah bisa membaca pikiran Ara, laki-laki itu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di pikiran Ara.

Gadis itu speechless, lalu mengangguk pelan. Ia merogoh tasnya mencari ponsel miliknya. Ternyata mati karena tadi ikut tercebur ke kolam, gadis itu menghela.

"Maaf Aksa, aku pinjem baju kamu dulu besok aku kembalikan sama seragam yang kamu pinjami waktu itu. Sekarang aku harus pulang. Sekali lagi terimakasih"

Ara tersenyum kikuk tanpa sadar tangannya melambai ke arah Aksa, lalu berjalan menuju pintu keluar.

Aksa menghela, ia menaruh cangkirnya di meja lalu mengambil kunci Motornya.

"Woy bisu!"

Gadis itu berhenti tepat di depan pintu lalu menoleh ke arah Aksa.

"Sekarang jam sebelas malem, Lo mau jalan sendirian terus di perkosa preman?" Ujar Aksa sarkas. mata Ara membola, lalu kepalanya menggeleng kuat.

"Gue anter"Aksa berjalan mendahului Ara, laki-laki itu mengambil motor sport miliknya  di garasi lalu membawanya ke luar gerbang diikuti Ara.

Secuek-cuek nya Aksa, ia tidak akan tega membiarkan Gadis berjalan sendirian di tengah malam.

Aksa membawa dua buah helm full face, kemudian menyodorkan satu helm ke gadis di hadapannya.

Ara menerima dengan ragu, ia mulai memakainya, helmnya sedikit kebesaran di kepala Ara namun gadis itu hanya diam.

"Naik!" Perintah Aksa.

Gadis itu menurut, mencoba menaiki motor Aksa yang lumayan tinggi itu, setelah berusaha keras akhirnya ia bisa menaiki motor tersebut.

Tanpa aba-aba, Aksa melajukan motor dengan kecepatan tinggi, membuat Ara refleks mencengkram pundak Aksa.

Laki-laki itu tiba-tiba memberhentikan motornya.

"Rumah Lo mana?" Tanya Aksa.

"Dari Cafe Daisy lurus sekitar 200 meter"

Aksa mengangguk ia kembali melajukan motornya.

Hingga akhirnya sampai di depan rumah bercat Merah tua, yang tidak terlalu besar tetapi sederhana.

Di teras rumah terdapat laki-laki yang tengah mengotak-atik handphonenya dengan raut wajah khawatir, ia adalah Reyhan.

Buru-buru Ara turun dari motor lalu berlari ke arah Kakak'nya. Reyhan tersenyum lega, ia langsung memeluk sang adik dengan erat, ia sangat khawatir dengan adiknya takut-takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Ara kemana aja? Kok Hape nya gak aktif?"

"Maafin Ara bikin Abang khawatir. Tadi ada insiden nanti Ara ceritain. Itu ada teman Ara yang antar Ara"

Ara menunjuk ke arah Aksa.

"Ara masuk ke kamar terus tidur" ujar Reyhan, Ara hanya mengangguk mematuhi sang kakak.

lalu Reyhan menghampiri laki-laki yang tengah duduk diatas motor itu.

"Thanks udah anter adek gue"

" Oiya gue mau nanya, Lo sekelas sama adek gue?" Tanya Reyhan.

"Iya bang" balas Aksa sekenanya.

" Lo tau penyebab Adek gue penuh luka sama lebam?"

Aksa mengernyit." Lo gak coba tanya sama adek Lo bang?"

" Adek gue pasti bakal bohong dan gue yakin kalo gue tanya alesan dia pasti habis jatoh dari sepeda. hal kayak gini udah pernah terjadi waktu dia SMP" jelas Reyhan.

" Dan Lo? Lo gak ngapa-ngapain adek gue kan?" Ujar Reyhan menaruh curiga pada Aksa.

Aksa terkekeh.

"Adek Lo di bully sama geng cewek di sekolah gue, tadi waktu di pesta ultah dia sengaja di ceburin ke kolam." Jelas Aksa.

Reyhan mengacak rambutnya frustasi, ia merasa tak becus menjaga adiknya. Ara itu pandai menutupi rasa sakitnya, ia juga tak mau berbagi rasa sakitnya meskipun dengan Kakak'nya sendiri.

"Thanks, Lo boleh pulang" ujar Reyhan, lalu menepuk pelan pundak Aksa.

Reyhan memasuki kembali rumahnya sambil tertunduk.

****

Tbc

Mau ingetin, Gilang sama Aksa tu saudara tiri yaw.

Jangan lupa VOTE 👇👇 COMENT

Terimakasih 💙

Terimakasih 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang