29. Kepindahan Arsy

234 42 0
                                    

Happy reading 💙


N:kalo ada kesalahan tolong koreksi yaw thank you



Setelah perlakuan tidak terduga dari Aksa, Ara hanya diam menatap lurus. Suasana canggung menghiasi keduanya.

Aksa mengambil ponselnya yang berada di saku. Ia kemudian menelepon salah satu kenalannya untuk meminta tolong.

"Hallo?"

"Bantu gue selidikin orang yang hampir celakain Ara, Lo cari tau lewat CCTV rumah sakit dia paket baju serba item" jelas Aksa.

"Siap-siap, laksanakan!"

"Thanks Dan"

Pip

Aksa mematikan sambungan telponnya, kemudian matanya lanjut memandangi Ara dalam diam. Dengan rambut tergerai yang berterbangan terkan angin, menambah kesan cantik pada diri Ara.

"Ara Lo tau nggak? Lo itu sebelas dua belas sama Adek gue"

Gadis itu tidak menjawab, ia diam melamun seperti patung entah apa yang ia pikirkan. Melihat Ara yang tidak meresponnya Aksa sontak menghela.

"Kita balik ke ruangan yuk, setelah Lo sembuh gue bakal ajak Lo jalan-jalan kemanapun yang Lo mau"ujar Aksa, kemudian laki-laki mulai mendorong dan membawa tiang infus Ara menuju kamar rawatnya.

"AKSAA ARAA!!!"Triakan melengking dari ujung koridor membuat Aksa menoleh.

Caca tengah berlari menghampirinya diikuti, Gilang, dan Arsy adiknya.

"Ya Allah Ara! huaaa!" Caca menangis kemudian langsung memeluk tubuh ringkih Ara.

Ara menepuk-nepuk punggung Caca, kemudian mencari letak wajah temannya itu. Gadis itu perlahan menghapus air mata Caca dengan senyum yang sepertinya di paksakan.

"Yang nabrak gimana?" Tanya Gilang.

"Lagi di cari" balas Aksa dengan raut dingin, mata laki-laki itu menatap lengan Arsy yang dengan ruam biru. Sontak laki-laki itu memegang lengan adiknya.

"Arsy kenapa?!" Gadis itu tak menjawab, dan hanya menatap Gilang. Aksa mengikuti arah pandang sang adik, kemudian dirinya langsung mencengkram kerah baju Gilang.

"Lo apain adek gue anjing!!" Bentak Aksa dengan raut wajah yang teramat marah.

Gilang yang nampak terkejut kemudian menjawab pertanyaan Aksa yang sedang emosi. "Nyokap gue!"

Arsy memegang lengan Aksa perlahan, raut wajahnya seperti memerintahkan kakak nya untuk tidak emosi.

Aksa sontak mendorong tubuh Gilang dengan kasar hingga laki-laki itu tersungkur.

"Ca bawa Ara ke ruang rawatnya, gue ada urusan bentar" ujar Aksa kepada sepupunya itu yang tengah berinteraksi dengan Ara.

Caca mengangguk, kemudian mendorong kursi roda Ara dan membawa serta tiang infusnnya.

"Gue akan bawa nyokap Lo ke ranah hukum atas kasus pembunuhan dan penganiayan"ujar Aksa penuh penekanan.

"P-pembunuhan?" Gilang terbata-bata, bagaimana bisa Ibunya melakukan hal sekejam itu?

"Gak mungkin!"

"Kita liat aja nanti!" Aksa tersenyum miring, kemudian membawa pergi adiknya dari hadapan Gilang.

"Kak kita mau kemana?" Tanya Arsy.

"Arsy masuk dulu ke mobil nanti kakak jelasin"ujar Aksa membukakan pintu mobil untuk adiknya.

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang