Happy reading 💙
•
•
•Ara kembali ke kelas setelah membantu Gilang mengobati luka nya, di tengah perjalanan ia hampir tersesat. Beruntung ia melihat papan kecil bertuliskan nama setiap ruangan jadi ia tinggal mengikuti saja.
Di tengah koridor, seluruh pasang mata menatapnya sengit. Ara bertanya-tanya pada dirinya, 'apakah ia berbuat salah?, Ataukah penampilan nya aneh?'.
Ara mencoba mengabaikan nya tetapi tiba-tiba tiga orang siswi dengan penampilan modis menghampiri dirinya.
" Lo tuh murid baru udah belagu aja ya? Pake segala deketin Aksa sama Gilang" ujar salah seorang siswa Ber name tag Bianca.
" Najis diembat dua-duanya" cletuk seorang siswa di samping Bianca, Seril namanya.
Ara menatap ketiga nya bingung, niat Ara hanya menolong Gilang saja. Gadis itu menulis sesuatu di note nya.
"Aku gak ngerti maksud kalian apa?"
"Ngomong anjing!! Ngomong!! Bisu Lo?!" Bentak Gea. Sepertinya memang tidak ada yang tau kalau Ara memang bisu
" Cus lah bawa ae ke lab" ujar Bianca, memerintah kedua temannya.
Ara di seret kasar, gadis itu berusaha melepaskan nya, namun tenaga nya kalah dengan kedua gadis yang menyeretnya.
Ara di bawa ke sebuah lab, seperti lab lama karena kondisinya berdebu.
Gadis itu di dorong hingga membentur tembok. Seril mengambil sebuah ember berisi air pel-pelan, kemudian di siram ke tubuh Ara dengan kasar.
Baju Ara sudah basah kuyup, kini giliran Gea mengambil sebuah gunting dari saku rok nya lalu mulai menggunting seragam baru milik Ara. Gadis itu memberontak tetapi Bianca dan Gea mencekal nya dengan erat.
Plakk
Satu tamparan dari Bianca mendarat di pipi mulus Ara.
Ia ingin berteriak namun dirinya tak bisa, menangis pun tanpa kata-kata. Ia hanya pasrah seragam baru nya sudah compang-camping saat ini.
Sementara ketiga gadis itu meninggalkannya di lab bekas itu. Kini Ara sendiri, ia menangis tanpa suara, memeluk lututnya karena kedinginan.
"Kenapa mereka jahat? Apa salahku?" Batinnya.
Gadis itu hanya menunduk di temani suara sesenggukan nya akibat menangis. Ia tidak berani keluar karena pakaiannya yang sudah tak berbentuk.
Ara ingin mencoba menelpon kakak nya' Reyhan . Namun Handphonenya mati karena ikut basah saat tersiram air tadi.
Tubuh Ara menggigil sudah terhitung 4 jam ia berada di ruang Lab itu. Sampai akhirnya tubuhnya tumbang dengan keadaan setengah sadar. Bertepatan seorang laki-laki memasuki ruangan tersebut.
Aksa, laki-laki itu hendak mengambil tongkat baseball nya namun malah menemukan seorang gadis dengan keadaan sangat kacau Bajunya robek-robek, basah, wajahnya pucat.
Dengan segera ia membuka seragam sekolah nya dan membalut tubuh Ara dengan seragamnya. Laki-laki Itu memakai dalaman kaos berwarna hitam.
Aksa membopong tubuh Ara ala bridal. Laki-laki itu segera membawanya ke UKS. Laki-laki itu berlari menuju koprasi sekolah untuk membeli seragam sekolah.
Ia kemudian menyuruh petugas UKS untuk membersihkan tubuh Ara serta menggantikan pakaiannya yang compang-camping.
Beberapa saat kemudian Ara sadar ia mengubah posisinya menjadi duduk, gadis memegangi kepalanya, wajahnya pucat, ia masih sedikit menggigil, di sebelahnya ada Aksa yang tengah bermain handphone sambil tiduran.
Laki-laki itu menoleh menatap Ara, Ara yang di tatap agak sedikit gelagapan. Tatapan Aksa sedikit sangar.
" Tuh gue beliin Lo makan dulu" ujar, raut wajahnya masih sama, dingin dan sangar.
Ara menggeleng kemudian jari-jari nya bergerak.
"Enggak terimakasih,buat kamu aja. Kata Caca aku gak boleh deket-deket kamu. Kamu bahaya"
Ara ini sangat polos, bisa-bisanya ia memberi tahu langsung. Siapapun tolong selamatkan Caca.
" Gue bahaya? Terus kenapa gue nolongin Lo?"
"Kamu nolongin aku?" Tanya nya matanya membola tampak terkejut.
"Itu baju yang Lo Pake, gue yang beliin. Kalo gak mau Lo bisa lepasin sekarang" ujar Aksa.
Ara menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Ia melihat penampilan baru sadar baju yang ia kenakan agak kebesaran dan terlihat baru.
"Kalo gitu aku ganti, tapi aku gak bisa melunasi nya sekarang"
"Makasih kamu udah nolongin aku, aku mau balik ke kelas dulu. Sekali lagi terimakasih"
" Kelas udah bubar dari tadi, itu tas Lo di meja"
Wajah Ara seketika panik, ia melewatkan jam pelajaran di hari pertama sekolah.
" Sekarang udah sore rumah Lo mana?.gue anter" ujar Aksa menaruh Handphonenya di saku celana.
"Enggak usah aku bawa sepeda Terima kasih tawarannya. Untuk seragam aku bakal ganti sekali lagi terimakasih"
Ara buru-buru pergi memakai sepatunya serta menggendong tas nya. Lalu pergi melambaikan tangannya ke Aksa.
Sedikit tidak sopan memang, meninggalkan orang yang telah menolongnya secara tiba-tiba. Tapi mau bagaimana lagi, Ara harus bekerja part time, dab hari ini hari pertama ia bekerja di toko roti kalau sampai terlambat bisa-bisa ia langsung di pecat.
Aksa menatap datar kepergian Ara.
"Kenapa gue nolongin tu cewek?" Gumam Aksa.
Sedangkan Ara buru-buru mengambil sepedanya dan bergegas menuju Toko roti Daisy.
****
TbcJangan lupa VOTE 👇 COMENT!!!
Spam next dongg.
Biar semangat update nya:(Terima kasih💙
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Amara Calandra, Seorang gadis Yatim Piatu dengan keterbatasan tidak bisa bicara yang mendapat beasiswa di sebuah sekolah swasta elite. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang laki-laki bersifat dingin, berwajah da...