12. Bianca Berulah

280 52 4
                                    

Happy reading 💙



Jangan lupa vote💙
Warning! Typo bertebaran ㅠㅠ

Ara kini tengah dalam perjalanan pulang bersama Gilang. Didalam mobil keduanya diam tak ada yang memulai pembicaraan.

Pada akhirnya mobil berhenti karena lampu rambu lalu lintas berwarna merah. Gilang memulai pembicaraan untuk menghindari suasana canggung.

"Ra? Lo gapapa?" Tanya Gilang, sekedar menanyakan keadaan gadis disampingnya.

Ara menoleh, lalu menjawab pertanyaan Gilang dengan pergerakan jari-jarinya.

"Iya, Aku gapapa"  ujarnya diselingi senyum.

Gilang mengantarkan Ara tepat di depan rumahnya, sesuai petunjuk yang diarahkan gadis tersebut. Setelah itu tidak lupa Ara mengucapkan terimakasih kepada Gilang.

Gadis dengan rambut terikat itu memasuki rumah sederhananya. Ia sedikit terkejut mendapati kakak nya tengah berdiri mondar-mandir sambil menempelkan handphonenya ke telinga.

Ara mendekat,lalu menepuk punggung kakaknya perlahan. Reyhan berbalik, raut wajahnya yang khawatir berakhir lega karena kepulangan adiknya.

"Ara dari mana aja? Kok baru pulang?"

"Aku dari rumah sakit kak, tadi teman Ara kena musibah" jelas gadis itu, Reyhan menghembuskan nafasnya lega.

" Ya udah sekarang Ara mandi terus makan malem dulu ya, kakak tadi beli nasi goreng waktu pulang"

Ara mengangguk melaksanakan perintah kakak nya.

Reyhan melihat punggung adiknya yang mulai menjauh. Laki-laki itu sangat mengkhawatirkan Adik nya. Terbesit di pikiranya untuk memindahkan sekolah Ara., Karena lingkungan sekolah Ara yang sekarang sepertinya tidak cocok dan rawan bullying. Namun ia juga tidak mau merusak harapan Ara.

****

Pagi-pagi sekali Ara berangkat setelah berpamitan dengan Reyhan. Ia berangkat  dengan mengunakan sepedanya, gadis itu sangat suka suasana sekolah yang masih sepi. Menurutnya tenang dan tidak ada kebisingan, cocok untuk membaca buku.

Akhirnya Ara sampai pada parkiran sekolah yang sangat sepi, bahkan parkiran sekolah hanya terisi satu sepeda miliknya dan motor yang mungkin milik satpam sekolah.

Setelah memarkirkan sepedanya, gadis itu berjalan di tengah-tengah koridor yang juga sepi.

Brukk

Namun tiba-tiba gadis itu terpeleset karena sebuah genangan sabun cair di lantai entah siapa yang melakukannya.

Ara perlahan berdiri sambil meringis karena merasakan ngilu pada pinggang nya, ia berjalan menuju keran lalu membasuh kaki nya yang terkena sabun.

Gadis itu menghela, mencoba berfikir positif mungkin itu dari petugas kebersihan yang lupa membersihkan nya. Ara melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Dan ketika gadis itu melangkahkan kakinya kedalam kelas seseorang tiba-tiba menyirami dirinya dengan air dan disusul tepung.

Byurr
Bruk

Suara tawa menggema di ruangan tersebut, lagi-lagi Ara menghela seperti nya ia harus membiasakan diri dengan situasi ini.

"Yahh Si bisu badan Lo kotor kena tepung, mandi lagi nih" cletuk salah seorang siswa lalu mengguyurkan air kotor di dalam ember ke arah Ara.

Byurrr

Bau busuk menyengat tercium pada tubuh Ara, gadis itu mengepalkan tangannya.

"Kenapa mereka keterlaluan" batinnya.

Namun seseorang tiba-tiba menyelimuti punggungnya dengan sebuah jaket, Ara menoleh ke belakang.

Aksara? Laki-laki itu Masih dengan tampang datar nya menatap seluruh siswa sontak membuat mereka yang tadinya tertawa kini terdiam.

" Kalian sekolah di sekolah elite, tapi sikap kalian kaya preman gak punya pendidikan" Aksa tersenyum miring, siswa yang berada di kelas tersebut merasa tersindir.

Ara sedikit terkejut, bukankah Aksa sedang sakit akibat luka tusukan kemarin? Kenapa cepat sekali sembuhnya? Pikir Ara.

Laki-laki itu menatap Ara sejenak tanpa ekspresi lalu pergi tanpa meninggalkan sepatah kata untuk Ara.  Gadis itu menatap punggung Aksa yang mulai menjauh, sambil berfikir apakah Aksa mempunyai kekuatan super?

"Woy Bisu! Hoki amat Lo dijaketin sama Aksa, atau jangan-jangan Lo godain si Aksa?" Cletuk Seril dengan muka amat tak suka.

Sementara Bianca dalang di balik pembullyan ini hanya memasang wajah masam. Kenapa Aksa malah membela gadis Bisu itu?

Ara menepuk-nepuk pakaiannya untuk membersihkan tepung yang masih menempel. Walaupun hal itu percuma karena tidak akan kembali seperti semula.

Gadis itu berjalan tertatih menuju loker siswa, untuk mengambil seragam olahraga miliknya. Lalu pergi ke toilet untuk membersihkan diri.

Namun ketika ia sedang membersihkan diri, terdengar suara gaduh di luar toilet. Ara mencoba mengabaikannya dan melanjutkan aktivitasnya.

Setelah selesai ia keluar dari toilet, ia sedikit terkejut mendapati Aksa yang tengah memukul seorang siswa hingga babak belur.

" Gua bilang hapus videonya! Bangsat!"

Bugh

Aksa kembali memukul siswa tersebut hingga tersungkur tepat di depan Ara. Gadis itu berusaha menolong siswa tersebut untuk bangkit.

"G-gu bakal hapus Sa, g-gue minta maaf" ujar siswa tersebut dengan bibir bergetar.

Aksa tersenyum miring, tanpa aba-aba merebut handphone siswa tersebut lalu menghapus video yang dimaksud kemudian langsung membanting nya hingga remuk.

"Lo pikir gue bakal percaya?" Ujar Aksa, lalu laki-laki itu langsung beranjak pergi.

Sementara itu Ara yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi mencoba bertanya kepada siswa ber name tag Arnold yang berdiri di hadapannya.

Gadis itu menulis pada note nya lalu memberikannya kepada Arnold.

"Maaf, kamu gapapa? Ini ada apa ya?"

"Gausah ikut campur Lo!" Ketusnya lalu memungut handphone yang sudah pecah tersebut kemudian melenggang pergi.

Video apa yang Aksa maksud? Pikir Ara. Entahlah gadis itu tidak boleh ikut campur. Ia bergegas menuju kelas untuk mengikuti pelajaran.

****

Tbc

Tidak bosan mengingatkan untuk Vote coment. Terimakasih 💙

AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang