Happy reading 💙
•
•
•Sekarang pukul 9 malam, Ara tengah mengistirahatkan tubuhnya di kursi kasir. Tadi pelanggan sangat ramai hingga Ara dan pemilik Shabrina selaku pemilik toko ini kewalahan.
"Haduh pegel banget nih, Alhamdulillah tadi rame" ujar Shabrina. Shabrina adalah cucu dari pemilik toko roti ini, Karena nenek nya sakit jadilah dirinya yang mengelolanya.
" Ara udah makan belum?" Tanya Shabrina, Ara mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban. Namun perutnya berkata lain.
Kruwuk kruwuk
"Hayoloh boong" ujar Shabrina terkekeh, Ara hanya tersenyum kikuk sebagai tanggapan.
" Ayok makan dulu, nih kakak bawa sushi, cobain gih" ujar Shabrina menyodorkan sebuah kotak makan berisi sushi, Ara mengangguk mengambil 1 buah sushi dengan sumpit yang Shabrina bawa.
Mata Ara berbinar, ketika ia mencobanya. Ini pertama kali Ara mencoba makanan seenak ini selain ayam goreng.
Ara memakannya sambil menunduk tanpa sepengetahuan Shabrina ia menitihkan air mata, ia terharu dengan kebaikan Shabrina sekaligus senang karena bisa merasakan makanan lezat ini.
" Loh kok nangis?" Tanya Shabrina, yang memiringkan kepalanya melihat wajah Ara yang sudah banjir air mata.
Ara menaruh sumpit nya kemudian menulis yang ia ingin katakan di note miliknya.
"Enak banget kak, Terimakasih ini makanan terenak yang pernah aku makan. rasanya seneng banget. Terimakasih banyak kak" tulis Ara pada note mini berwarna biru miliknya.
Shabrina mengangguk, lalu mengusap puncak kepala Ara yang sudah ia anggap sebagai adiknya.
" Ayo dihabisin" ujar Shabrina tersenyum.
"Kakak gak makan?" Tulisnya.
"Enggak kakak udah makan tadi, ini kakak sengaja bawa ini buat kamu" ujar nya.
"Kak aku mau bungkus aja, biar kakak'ku bisa ikut makan"
Shabrina terlihat terkejut membaca tulisan Ara.
" Kamu punya kakak?" Tanyanya, gadis itu mengangguk.
" Gimana kalo kita buat sushi aja buat kakak kamu? Di kulkas ada bahan-bahannya kok" ujar Shabrina tersenyum.
"Enggak usah kak, aku takut merepotkan kak Shabrina, aku bagi aja ini sama kakak'ku" tulisnya
"Eh gak gak, kamu sekarang habisin sushi yang di kotak. Nanti kita buat lagi ya buat kakak kamu" ujar Shabrina yang tak ingin di bantah.
Mau tidak mau Ara mengangguk sebenarnya ia merasa tak enak pada Shabrina. Ini hari pertama bekerja tapi dirinya sudah merepotkan Shabrina.
Duarrr
Dari arah luar tiba-tiba terdengar suara tabrakan. Ara dan Shabrina buru-buru keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata telah terjadi kecelakaan antara motor dengan mobil. Si pengendara motor sport yang mengenakan helm full face itu sedikit terseret.
Ara dan Shabrina buru-buru menolong si pengendara dengan memapahnya, dan membawanya ke dalam Toko, lalu mendudukkannya di Sofa.
Seperti nya tidak terlalu parah hanya terserempet saja. Sementara orang-orang di luar mengeluarkan si pengendara mobil yang ternyata sedang mabuk.
Ara dengan pelan melepaskan helm pemuda di hadapannya yang tengah mengerang memegangi luka nya yang berdarah di lengan kanan, sedangkan Shabrina tengah mengambil kotak obat.
Mata Ara membola kala mengetahui siapa pemuda di hadapannya itu. Bertepatan dengan Shabrina yang datang membawa kotak P3K.
" Aksa?? Kebut-kebutan lagi Lo?!!" Ujar Shabrina sedikit membentak.
Ara sedikit bingung mereka saling mengenal? Pikir gadis itu.
Melihat wajah Ara yang kebingungan, Shabrina segera menjelaskan.
" Kakak sama Aksa ini sepupuan" ujar Shabrina tersenyum, lalu diangguki oleh Ara.
" Ara Sekarang kamu obatin dulu ya, kakak mau buatkan minum" Ara mengangguk.
Mulai membersihkan luka nya terlebih dahulu. Aksa sedikit meringis karena merasa perih. Gadis itu membalut luka di lengannya dengan kain kasa. Lalu beralih ke Dahi Aksa yang juga sedikit luka.
Aksa terpaku melihat wajah Ara sedekat ini, sedangkan Ara sibuk mengobati luka di dahi Aksa.
Selesai mengobati, Ara bingung kenapa Aksa melamun menatapnya. Ia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Aksa, lalu menepuk pundak laki-laki.
"Aksa kamu kenapa?" Tanyanya dalam bahasa isyarat. Laki-laki tersadar ia menggeleng.
'Sialan kenapa gue deg-degan' batin Aksa, telapak tangannya memegangi dadanya yang terasa dag-dig-dug.
Ara mengernyit, ia menepuk punggung Aksa lalu jarinya bergerak lagi.
"Dada kamu sakit? Kita ke dokter aja ya?" Ara panik.
Aksa berdehem menurunkan telapak tangannya pada dadanya.
"kaga" ujarnya singkat.
Shabrina datang membawa nampan berisi minuman. Dengan cepat Aksa segera meraih cangkir beredar putih itu laku meminumnya.
"Pelan-pelan!" Nasehat Shabrina.
"Coba jelasin kenapa Lo bisa keserempet?! Ngebut Lo?!"lanjutnya sedikit membentak. Ara menggelengkan kepalanya sambil melambaikan tangannya, artinya ia tidak setuju perkataan Shabrina.
"Tadi kata salah satu orang, pengemudinya lagi mabuk kak dan akhirnya nyerempet Aksa"
Shabrina mengangguk.
" Oh iya Ara, ayok buat sushi. Eh sushi kamu belum abis ya? Abisin dulu sana nanti bantuin kakak ke dapur ya" ujar Shabrina, Ara mengandung dan tersenyum sebagai balasan." Dan Lo?! Cepet bantuin gue bikin sushi!" Tunjuk Shabrina kepada Aksa.
" Gue baru kecelakaan anjir!" Balas Aksa ketus.
" Halah timbang luka kecil doang! Kalo kata embah di Jogja Lo lenjeh! Buru ah! Ujar Shabrina menarik lengan kanan Aksa yang tidak terluka.
Dengan malas ia berdiri mengikuti perintah kakak sepupu nya itu. Ara hanya menatap keduanya, ia merasa tidak enak. Sebaiknya ia ikut membantu saja, ia akan memakan sushi nya nanti.
Gadis itu mengintil menuju dapur.
"Loh Ara? Kamu makan dulu sana nanti magh "
"Aku mau bantuin kakak"
"Yaudah kalo gitu sini" Shabrina menyuruh nya mendekat. Ia menyiapkan berbagai macam bahan membuat sushi seperti Nori, nasi pulen, ikan salmon dan lain sebaginya.
" Nih Lo pakek apron!" Ujar Nya melempar sebuah apron ke arah Aksa yang tengah menyendiri di tembok.
Dengan malas laki-laki itu menggunakannya.
Shabrina menjelaskan cara membuat nya, Ara menyimak dengan seksama lalu mempraktikkan nya.
Sedangkan Aksa seperti orang tidak punya niat, sushi nyatanya berantakan mulai dari nasi nya terlalu sedikit, bentuknya yang aneh.
Sesekali Shabrina membentak sepupunya itu karena terlalu konyol sushi buatannya. Hal itu membuat Ara terkikik, Aksa menatapnya tajam, seketika tawa Ara berhenti bibirnya menggumamakan kata 'maaf'.
***
TbcJangan lupa VOTE dan COMENT
Terimakasih 💙
SATU VOTE DAN SATU KOMENTAR SANGAT BERHARGA UNTUK SAYA, jadi mari vote dan coment cmiww.
Jangan lupa krisar nya yaw kalau ada kesalahan bisa di tandai di kolom komentar dan saya akan sangat berterimakasih.
Arigatou
Khamsahamidha
Thank you
Matur nuwun
Xie-xie.💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Amara Calandra, Seorang gadis Yatim Piatu dengan keterbatasan tidak bisa bicara yang mendapat beasiswa di sebuah sekolah swasta elite. Suatu ketika ia bertemu dengan seorang laki-laki bersifat dingin, berwajah da...