36. Donor Mata

269 31 12
                                    

Happy reading 💙



"Jadi kamu udah nemuin donor mata buat Ara?" Tanya Ratih, di balas anggukan oleh Aksa.

"Udah Tan, rencana mau bilang Ara hari ini. Operasi nya sekitar satu atau dua Minggu lagi"

"Alhamdulillah kalo gitu, kamu bicara sama Ara nanti siang aja. Ara nya istirahat dulu, mungkin dia lelah dengan keadaan. Di usia segitu udah mengalami banyak cobaan" Ujar Ratih, Aksa hanya balas mengangguk.

"Assalamualaikum!!"

Semua yang ada di ruangan menoleh ke sumber suara, mendapati Cleon dan Gilang membawa beberapa kantong kresek berisi bingkisan.

"Wa'alaikumussalam!"

"Eh Cleon, Gilang! Itu pasti Lo bawa makanan" ujar Caca, matanya mulai berbinar. Gadis itu menghampiri Gilang dan Cleon dan langsung merebut kresek yang mereka bawa.

"Caa disuruh duduk dulu , gaboleh ah kaya gitu gak sopan" Tegur sang Mama.

"Ehehe maaf Maa" balas Caca meringis.

"Silahkan Duduk paduka Raja" ujar Caca sambil memperagakan ala pelayan istana.

Gilang dan Cleon kemudian duduk di samping Aksa. Cleon menatap Aksa dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tan, Aksa mau pulang dulu ya" ujarnya tiba-tiba.

"Loh buru-buru amat gamau ngobrol-ngobrol lagi?" Ujar Ratih.

"Engga Tan, ada urusan lagi nih" Bohong Aksa, alasan sebenarnya laki-laki itu adalah enggan bertemu dengan Gilang, sejujurnya ia sangat membenci Gilang. Dulu Ketika Kania yang notabenenya adalah ibu tiri Aksa menyiksa Arsy. Gilang justru membela ibu nya mengatakan bahwa sebenarnya ibu nya tidak sengaja, padahal ia tidak tahu bagaimana kenyataan yang sebenarnya.

"Aksa"

Panggilan tersebut membuat Aksa yang hampir sampai di pintu kemudian menoleh melihat Gilang yang berjalan menyusulnya.

"Gimana keadaan Arsy?" Tanya Gilang dengan perasaan tak enak.

"Baik" Ujarnya singkat.

"G-gue minta maaf atas nama gue dan nyokap gue" ujar laki-laki itu tiba-tiba.

"Lo mau minta maaf habis itu Lo mau gue bebasin nyokap Lo?" Aksa tersenyum miring menatap remeh Gilang.

"Sampai kapanpun gue gak akan pernah maafin nyokap Lo" ujar Aksa penuh dengan tekanan, lalu pergi begitu saja meninggalkan Gilang yang penuh dengan perasaan bersalah.

Selama kurang lebih satu bulan menghilang, beberapa hari setelah kakak Ara, Reyhan meninggal Dunia, Aksa mengurus kasus terkait kekerasan yang di alami adiknya.

Kala itu Kania dengan nekat hampir membunuh Arsy, memukulinya tanpa ampun membuat mental gadis itu rusak. Arsy mengalami ketakutan yang luar biasa ketika bertemu dengan orang.

Hal itu membuat Aksa frustasi, ia kemudian mengumpulkan bukti-bukti untuk membawa Kania ke dalam jeruji besi. Ayahnya pun beberapa kali membela istrinya itu karena tak percaya istrinya akan berbuat seperti itu. Dengan usaha yang cukup keras, serta beberapa kali mengikuti sidang Arsy akhirnya mendapatkan keadilan.

Kania di vonis 6 tahun penjara, sementara Arsy mendapatkan pantauan khusus dari psikiater akibat trauma yang dialami nya.

Gilang menghela, dulu ia pikir Mama nya hanya tegas pada Arsy, karena ia juga tidak pernah melihat Mama nya melakukan kekerasan fisik. Tapi ia tidak menyangka bahwa ibu kandung yang selama ini ia banggakan melakukan hal keji seperti itu.

Ratih selaku Mama Caca mendekat ke arah Gilang yang masih melamun menatap pintu.

"Aksa butuh waktu Nak" ujar Ratih sambil menepuk pundak laki-laki tersebut. Gilang hanya mengangguk pasrah.

" Tante ke dapur dulu ya" ujar Ratih.

"Iya Tan" balas Cleon diiringi senyum.

"Ca gue boleh ke kamar Ara?" Ujar Cleon menatap Caca yang tengah memakan sepotong martabak manis yang di bawa nya.

"Ngapain??"

"Mau kasih sesuatu" ujar Cleon menunjukan sebuah  paper bag berwarna cream.

"Yaudah sana tapi kalo Ara nya udah tidur Lo jangan ganggu! Balik lagi kesini kasihnya nanti aja!" Balas Caca sikap cerewetnya seketika keluar.

"Iya bawel!"

"Oiya bentar kok Aksa bisa disini dah?" Tanya Gilang.

"Au noh sebulan gak nongol, sekali nongol kaya orang depresi" sahut Cleon. Gilang diam, ia tahu penyebab mengapa penampilan Aksa kini berubah menjadi lebih kurus rambut yang di biarkan panjang serta tumbuh kumis tipis.

Caca menghela, kemudian mulai menjelaskan kejadian awal membuat kedua laki-laki itu terkejut. Rasa bersalah Cleon kembali muncul, apa lagi kala mendengar gadis itu mencoba melakukan percobaan bunuh diri.

"Gak jadi kasih hadiah buat Ara?" Tanya Caca kepada Cleon.

Laki-laki mengangguk membalas ucapan Caca, "Jadi".

Cleon mulai menaiki tangga satu persatu menuju kamar Ara yang berada di lantai atas dengan tangan kanan memegang paper bag.

Sesampainya diatas, pintu kamar sedikit terbuka menampilkan Ara yang tengah tertidur dengan tenang. Perlahan laki-laki itu tersenyum melihat wajah Ara yang terlihat nyenyak. Cleon memutuskan untuk turun kembali, tak ingin menganggu gadis itu.

Melihat Cleon yang berjalan ke arah sofa Caca kemudian bertanya.

"Dia tidur ya?" Cleon mengangguk sebagai jawaban.

Hening.

Keduanya fokus pada ponsel mereka masing-masing, Caca yang tengah asik streaming dan Gilang yang asik mengetik pesan.

Sementara pikiran Cleon berkecamuk kemana-mana.

"Ca gue pengen nikahin Ara secepatnya biar gak keduluan Aksa" ucapannya sukses membuat Caca dan Gilang melongo.

"W-what?"

****

Tbc

MAAF BARU SEMPET  UPDATE 😭 KARENA SANGAT2 SIBUKS.

MENDEKAT ENDING NIH, HAPPY OR SAD? JANGAN LUPA VOTE COMENT AND SHARE🐱





AKSARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang