03

981 55 4
                                    

Keheningan menyelimuti kedua insan tersebut, hingga akhirnya Vanessa memecah keheningan itu.

"Anak dan cucu nenek belum pulang?" Tanya Vanessa

Nek Surti terdiam ketika mendengar pertanyaan dari Vanessa. Vanessa berfikir dan bertanya di dalam hatinya. "Apa Ucapanku menyinggung hatinya?".

"Ah....tidak usah di jawab ne, maaf saya terlalu lancang" Lalu menunduk kan kepalanya

Tak lama kemudia nek Surti berkata "Nenek tinggal seorang diri di sini, anak nenek pergi...pergi meninggalkan nenek 20 tahun lalu, dia terlebih dulu di panggil....mungkin tuhan sayang dia" Ucap nek Surti dengan kalimat yang terjeda dengan waktu sedikit lama

Vanessa merasa bersalah karena menanyakan hal itu, ia berfikir tidak seharusnya ia bertanya seperti itu.

"Dan suami nenek....suami nenek pergi ninggalin nenek ketika anak nenek berumur 5 tahun, dia lebih memilih seorang janda beranak 3 di bandingkan nenek yang istri nya sendiri" Lanjut nek Surti dengan jeda waktu yg aga lama.

"Maaf, ga seharusnya saya bertanya seperti itu" Ucap Vanessa

"Sial! udah tau rumahnya sepi masih aja di tanyain dasar Vanessa!" Gumamnya pelan

"Gapapa cu, itu bukan salah kamu" Ucap nek Surti yang kemudian mengelus pundak Vanessa

"Maaf membuat nenek mengingat kembali semua kejadian itu" Sambung Vanessa dengan kepala yang masih tertunduk.

nenek tua itu menarik nafas dan terdiam sebentar, "Kamu tinggal di mana? Nenek baru melihat kamu di sini" Tanya nek Surti

"Saya juga gatau kenapa saya tiba tiba berada di sini" Jawab Vanessa

"Siapa nama kamu cu?" Tanya nek Surti lagi

"Vanessa Ratu Prisila, orang orang memanggilku dengan sebutan Vanessa" Jawab Vanessa

"Nama yang sangat indah" Ucap nek Surti

"Bagaimana kalau kamu tinggal sama nenek untuk sementara waktu?" Pinta nek Surti

Vanessa terdiam ketika nenek tua itu berkata seperti itu, bukan Vanessa tidak mau, akan tetapi ia bingung, haruskah ia terima atau ia cari tempat lain yang mungkin ia ketahui tempat itu.

"Hahaha" tawa nek Surti

"Nenek tau kamu pasti ga akan mau karna nenek hanya tinggal di gubuk tua yg sudah kumuh, kamu ga nyaman kan?" Ucap nek Surti

Vanessa kaget mendengar tawa nenek tua itu, terlebih nenek tua itu berkata seperti itu membuat Vanessa semakin tidak enak hati untuk menolak.

"Tidak nek bukan seperti itu, saya mau tap-" Ucap Vanessa terpotong

"Yasudah itu kamarmu, anggap saja ini rumahmu" Potong nek Surti

Dua Bulan lamanya Vanessa tinggal bersama nenek tua itu, Vanessa merasa sangat senang walaupun masih terbayang sosok laki laki itu.

Kegiatannya berubah, yang dulunya ia hanya rebahan, main handphone, makan, dan mengerjakan tugas saja kini berubah menjadi olahraga tiap pagi, membantu mencarikan kayu bakar, berkebun, belajar, makan, tidur, bersih bersih rumah, dan bermain handphone.

Ketika sedang makan malam bersama nenek tua itu vanessa bertanya.

"Apa aku merepotkan mu nek?" Tanya Vanessa di sela sela makan malam itu

"ahaha, tidak sama sekali cu....nenek sangat senang kamu ada disini" Jawab nek Surti

"Terima kasih nek atas semua yang nenek kasih selama ini" Ucap Vanessa

"Sudah cepat habiskan makanan mu, setelah itu kamu harus berlatih" Ucap nek Surti

Vanessa pernah berkata pada nek Surti bahwa ia ingin sekali menjadi seorang atlet, Vanessa pun menceritakan bahwa Vanessa mengagumi seseorang yang tidak mungkin ia daptkan.

Respon nek Surti ketika mengetahui itu hanya berkata "nanti nenek bantu kamu untuk mewujudkan mimpi mu"

Setelah makan malam Vanessa pun bergegas untuk berlatih. Vanessa mengikuti klub Badminton di sana.

Waktu demi waktu Vanessa lalui, dan sampailah waktu di mana Vanessa harus pergi meninggalkan nenek tua itu, karena ada seleksi untuk masuk perbadmintonan yang lebih serius.

"Nekk! nenek!" Teriak Vanessa yang berlari menuju rumahnya

"Jangan lari lari nanti ja-"

Bbrruugghh! Belum sempat melanjutkan kata katanya Vanessa sudah terjatuh terlebih dahulu tepat di hadapan Nek Surti.

"Udah berapa kali nenek bilang jangan lari lari di sini nanti jatuh, bener kan kamu jatuh" Ucap Nek Surti yang kemudian membantu Vanessa bangun.

"Hehehe, iya maaf ne" Vanessa terkekeh.

"Sini duduk dulu" Suruh nek Surti dan kemudia Vanessa pun duduk di sebelah Nek Surti.

"Kenapa? Kayanya gemira banget" Ucap nek Surti dan tersenyum

"Lihat ini!" Vanessa menyodorkan kertas selembar yang bertuliskan bahwa Vanessa lolos dalam seleksi badminton dan di haruskan mengikuti seleksi selanjutnya di Jakarta

Raut wajah nek Surti berubah ketika membaca Surat tersebut. Nek Surti bingung, ia harus bahagia atau sedih. Bahagia karena keinginan Vanessa terwujud atau sedih ia akan di tinggal Vanessa dan harus tinggal seorang diri seperti dulu.

Vanessa yang mengetahui raut wajah Nek Surti berubah menjadi sedih pun berkata.

"Aku lolos nek" Ucap Vanessa lalu memeluk nek Surti. Nek surti hanya diam dan tidak bisa berkata apapun.

"Terima kasih nek, berkatmu aku bisa mewujudkan mimpiku" Ucap Vanessa yang masih memeluk Nek Surti

"Aku tidak tau harus berkata apa, aku tidak tau bagaimana caranya aku harus berterima kasih pada mu"

"Ini semua berkat mu nek, terimakasih nek!" Ucap Vanessa menangis.

Nek Surti hanya diam mematung mendengar semua ucapan Vanessa. Disatu sisi ia senang bahwa Vanessa berhasil mewujudkan impiannya, tapi di satu sisi ia sedih harus berpisah dengannya.

Like a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang