05 (+visual)

981 52 2
                                    

Keesokannya Vanessa enggan ikut latihan karna tidak ingin melihat Kevin, Vanessa merasa malu akan kejadian hari itu. Tapi ia tidak bisa beralasan apapun untuk tidak mengikuti latihan hari ini.

"aarrgh!"

"bisa ga si ga ikut latihan dlu sehariii aja"

"mau di taro di mana ni muka klo ketemu dia"

Vanesaa menarik nafas dalam dalam lalu bersiap siap untuk mengikuti latihan, setelah selesai mandi, berpakaian, menyiapkan peralatan untuk latihan, Vanessa bergegas pergi keluar kamar.

"semangat! semoga hari ini tidak bertemu dengannya"

"Ayo Vanes...kamu pasti bisa"

Vanessa terus menyemangati dirinya agar tidak merasa malu dan takut akan hal yang terjadi kemarin kepada dirinya. Sepanjang perjalanan Vanessa terus menggerutu di dalam hatinya.

"Kalo nnti gue ketemu sama dia gue harus gmna"

"Apa gue harus pura pura cuek?"

"Tapi nanti klo gue cuek, gue gabisa deket sama dia"

"Apa gua bersikap ramah aja ke dia seolah kejadian kemarin ga terjadi?"

"Tapi klo gua ramah nanti gua di kira SKSD"

"Aaarrgggghhh!"

"Gua bingung ini harus gmna, jadi serba salah gini kan"

"Ah tau ah bodo amat!"

Sepanjang perjalanan dari kamar Vanessa hingga tempat latihan Vanessa terus mengoceh, ia merasa serba salah terhadap dirinya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengannya.

Vanessa sudah berada di tempat biasa Vanessa dan teman temannya latihan. Vanessa melihat sekeliling dan memerhatikan setiap sudut, ia mencari seseorang....ya seseorang yang kemarin bertemu dengannya.

"Apakah ada dia di sini?"

"Di mana dia? Kok ga keliatan"

"Apa kita berbeda tempat latihan?"

"Ah hampir lupa!"

"Sudah jelas kita pasti akan berbeda tempat latihan! Aku pemula di sini sedangkan dia?"

"Ah sudahlah lebih baik aku bersiap siap"

Vanessa kini berada di tengah tengah lapang bersama teman temannya yang lain, membuat barisan agar terlihat lebih tertib. Vanessa berada di baris depan paling kanan, karena tubuhnya yang mungil membuatnya harus berada di barisan terdepan.

Waktupun terus berjalan, pelatih memasuki tempat dia mana ia mengajar. Vanessa terkejut ketika melihat sekelompok orang yang berada di belakang pelatih itu, ia merasa dirinya ingin menghilang dari muka bumi ini.

Vanessa terus menatap salah satu orang yang berada di sekumpulan orang orang itu, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Dengan secepat kilat Vanessa langsung mengalihkan pandangannya.

"Aduh mati gue"

"Keciduk kan gue ngeliatin dia"

"Aaarrgggh!"

"Kenapa si! Kenapa harus ketemu lagi, kan gua blm siap, malu gue malu" Batin Vanessa

Sekumpulan orang yang berada di belakang pelatih itu ikut berbaris dan membuat beberapa barisan baru. Vanessa yang sedang ketakutan terkejut ketika ia melihat ke arah samping kanannya, ia terkejut karena orang yang baris di sampingnya ialah KEVIN SANJAYA SUKAMULJO!

Jantung Vanessa berdetak sangat kencang pikirannya bercampur aduk menjadi satu, ia merasa senang bisa berada di samping seorang Kevin Sanjaya yang selama ini ia impikan akan tetapi ia juga merasa malu dan sedih karena hal yang terjadi kemarin.

Kevin yang melihat Vanessa melamun pun hanya bisa mengerutkan dahinya seakan mengisyaratkan "kenapa sama dia?"

Vanessa mengikuti acara latihan itu hingga selesai, latihan di pagi hari yang biasa ia lakukan bersama teman temannya hanya senam pagi, joging, melakukan shit-up, push-up, squat jump, dan yang lainnya.

Rasa gugup menghantui perasaan Vanessa, ia mengikuti acara dengan pikiran yang kemana mana, Vanessa tidak fokus akan latihan itu hingga sesuatu terjadi pada dirinya.

Ketika joging Vanessa berada di belakang Kevin karena sudah sesuai urutan barisan. Seketika Kevin menghentikan langkahnya karna orang di depannya pun berhenti dan....

Bruugghh! Vanessa tidak sengaja menabrak Kevin dari belakang

"aaauu" Teriak Vanessa

Kevin lalu membalikan badan dan menghadap belakang, ia melihat orang yang sedang terduduk di bawah dan hanya memerhatikannya saja tidak membantunya.

Vanessa berdiri dengan di bantu orang di belakannya yaitu Rere Argantara, Rere adalah peserta yang terpilih untuk mengikuti seleksi selanjutnya sama halnya seperti Vanessa. Rere yang menempati Kamar 103 bersama dengan temannya Laras Audia Permata.

"Sini gua bantu" Ucap Rere yang kemudian membantu Vanessa berdiri

"Thank's" Ucap Vanessa yang lalu tersenyum ke Rere

"Lo gapapa? Ada yang luka? Ada yang sakit?" Tanya Rere khawatir

"ah, iya ga apa apa gada yang sakit ko, gada yg luka juga" Jawab Vanessa

Rere melihat kaki Vanessa yang tertutupi Celana training panjang ternyata di bagian lututnya robek besar dan terlihat jelas darah dan luka Vanessa.

"Lutut lo" dan menunjuk ke arah lutut Vanessa

Vanessa dan Kevin secara bersamaan langsung melihat ke arah yang Rere maksud.

"ah, iya ga apa apa ko nanti di obatin" Ucap Vanessa

"LEMAH!" Ucap kevin dengan nada menekan, kemudia berbalik badan lagi dan melanjutkan jogingnya

Rere yang mendengar itu merasa kesal ke Kevin dan kasihan terhadap Vanessa.

"Lo beneran gapapa? Itu sakit loh pasti, mending minggir dlu aja yu" Ucap Rere

"ga apa apa ko, yu kita lanjut liat tuh di belakang udah ngantri" Ajak Vanessa yang kemudian melanjutkan joging di ikuti Rere dan yang lainnya.

Vanessa menyusul ketertinggalan orang di depannya dengan rasa sakit yang ada di lututnya.

~visual Rere (@kimmmin0)

~visual Rere (@kimmmin0)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Like a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang