08 (+visual)

759 34 4
                                    

Seluruh peserta sudah berkumpul di aula tersebut, dan pembawa acara mulai membuka pertemuan.

"Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua" Ucap sang pembawa acara yang tak lain adalah Ratna, Ratna seorang pegawai di sana yang biasa membawakan acara setiap ada acara di sana.

"waalaikumsalam wr.wb, pagii" Jawab seluruh umat yang ada di sana.

"bla bla bla bla" katanya

"nah sampailah kita di inti acara ini, di mana saya akan mengumumkan dan kalian semua akan mengetahui siapa peserta yang lolos yang akan menetap disini dan peserta yang harus berlatih lebih keras lagi di rumah atau tempat asal kalian" Kata Ratna

"Dari 158 peserta, yang akan lolos hanya ada 11 orang" Tambahnya

"kemungkinan kecil untuk bisa lolo" Ucap Vanessa pelan

"Berdoa aja dulu siapa tau 2 di antara 11 orang itu ada aku dan kamu" Ucap Citra memberi Vanessa semangat.

"Bismillah" Kata Vanessa

"Peserta yang akan lolos adalah..."

"Amel"

Semua orang bertepuk tangan dan memberi ucapan selamat kepada Amel.

"Kepada Amel di persilahkan maju kedepan" Ucap Ratna

"Selanjutnya....Sarah"

"Selanjutnya.....Rere"

Rere yang duduk di belakang Vanessa merasa kaget mendengar kata itu.

"hah gua lolos? Serius?" Ucapnya yang terdengar oleh Vanessa

"Iya, udh sanah gih maju" Jawab Vanessa

"Lo harus nyusul gue, nes!" Kata Rere yang kemudian lngsung maju kedepan

"doain aja" Ucap Vanessa.

"cih! Elo? Lolos?" Ledek Laras

"Hahaha, ga mungkin lah, gue yg akan lolos" Ucap Laras

Vanessa tidak menanggapi perkataan Laras, ia terus fokus dan berdoa agar dirinya terpanggil dan bisa lolos.

"Peserta selanjutnya.... Rafi"

"Farhan"

"Langit"

"Laras...."

Laras yang namanya terpanggil kemudian menoleh ke belekang dan memicingkan matanya, menaikkan kedua alisnya, dan tersenyum penuh kemenangan.

"gue harap nama lo ga di panggil ya" Ucap Laras kemudian maju ke depan.

"sabar! Lo harus sabar nes!" Gumam Vanessa dalam hati.

"lanjut, Erik"

"Zaki"

"dan peserta terakhir adalah........BA YU..."

Laras melihat ke arah Vanessa dengan tatapan meledek karna nama Vanessa tidak terpanggil.

"Lo harus kuat nes, mungkin ini bukan rezeki lo" Gumamnya dalam hati.

Tak terasa air mata Vanessa lolos dari tampungannya, Vanessa segera menghapus air matanya agar tidak ada orang yang mengetahui kalau dirinya menangis.

"sabar ya, mungkin ini belum waktunya" Ucap Citra yang kemudian mengelus pundak Vanessa

"iya, lo juga" Balas Vanessa

"Semangat!" Ucap Citra dengan mengayunkan tangannya seakan memberi rasa semangat dan tersenyum walupun terpaksa.

Like a DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang