Hari demi hari sudah berlalu, saat ini vanessa sedang berada di rooftop rumahnya.
"Udah berbulan bulan dia selalu hadir di mimpiku, pertanda apa ini ya allah" Ucap Vanessa
"Aku bingung sama diriku sendiri!"
"Kenapa perasaanku ke dia itu seperti bukan perasaan hanya mengagumi?"
Banyak pertanyaan yang ada di pikiran vanessa tentang seseorang tersebut. Ia bingung apa yang harus ia lakukan agar bisa melupakannya, padahal Vanessa sendiri belum pernah bertemu langsung dengan seseorang tersebut.
Entah kenapa bayang bayang lelaki tersebut selalu menghantui Vanessa, entah saat Vanessa sedang makan, mandi, mengerjakan tugas, sebelum tidur, bahkan hingga terbawa mimpi berbulan bulan.
Vanessa bingung, ia terlalu terobsesi pada lelaki tersebut hingga membuatnya selalu berkhayal bisa menjadi saorang ibu dari anak anaknya dengan lelaki tersebut.
Suatu ketika Vanessa mendengar kabar bahwa lelaki tersebut sedang dekat dengan seorang wanita cantik, kaya raya, dan pintar.
"Hah! Apaan si ini?" Tanya Vanessa pada dirinya
"Apa berita ini benar?"
"T-tapi kalo bener juga mereka cocok, cowonya tampan, tajir, berprestasi, dan cewenya seorang anak pemilik chenel TV, cantik, berprestasi pula"
"Aku harus bisa mendukung mereka, mau bagaimanapun itu hak mereka dan bukan urusanku" Ucap Vanessa
Tak terasa ternyata air mata Vanessa berhasil lolos dari tampungannya, ia menangis ketika mendengar berita tersebut. Jantung, Hati, Lambung, Empedu, Usus dan kawan kawannya terasa sakit seperti tertusuk tusuk.
Ia selalu berkata bahwa dirinya sangat menginginkan lelaki tersebut, akan tetapi ia terpisahkan oleh kenyataan, kenyataan bahwa dirinya dan lelaki tersebut berbeda keyakinan, berbeda level, dan berbeda perasaan.
Saingan Vanessa tidak hanya sosok manusia melainkan Tuhannya. Jika kelak nanti mereka bisa bersama mereka harus memilih antara tuhannya atau hambanya.
Hari demi hari Vanessa lewati dengan perasaan yang sama, perasaan mengagumi yg terlalu berlebihan. Vanessa tau bahwa itu terlalu berlebihan akan tetapi Vanessa menginginkannya, bisa dibilang dirinya egois, menginginkan sesuatu yang mungkin tidak akan pernah tercapai olehnya.
Vanessa dibuat gila oleh lelaki tersebut, hingga semua pikiran Vanessa hanya ada lelaki itu.
Entah saat ini Vanessa ada di mana, yang ia lihat disini hanya ada pepohonan, jalanan, dan rumah rumah yang Vanessa tidak tau itu rumah siapa.
"Dimana ini?"
"Mengapa di sini sangat asing?"
"Sebelumnya aku juga belum pernah kesini" Gumamnya
Tak lama kemudian Vanessa melihat seorang nenek tua sedang membawa kayu bakar di tangannya, dengan segera Vanessa membantunya karna ia tak tega melihat nenek tua itu membawa kayu bakar yang lumayan banyak itu sendirian.
"Mari nek saya bantu" Yang kemudian mengambil alih kayu bakar dari nenek tua itu
"Tidak usah cu tidak apa apa" Tolak nenek tua itu
"Ga apa apa nek, jangan takut saya hanya ingin membantu" Ucap Vanessa
"Terimakasih cu" yang kemudian memberikan kayu bakar itu
15 menit lamanya perjalanan mereka dari tempat tadi menuju rumah nek Surti. Nenek tua itu tinggal di sebuah gubuk tua yang sangat kumuh, ia hanya tinggal seorang diri di sana. Anaknya meninggal sejak umur 12 tahun, dan suaminya pergi meninggalkan nenek itu ketika anaknya berumur 5 tahun.
Ketika sampai di gubuk tua milik nek Surti Vanessa langsung menaruh kayu bakar itu di samping tempat duduk.
"Terima kasih ya cu sudah membantu nenek" Ucap nek Surti itu dengan nada yg terpatah patah (khas nenek nenek tua)"Iya nek sama sama" Jawab Vanessa
Nek Surti masuk ke dalam gubuk tua itu dan mempersilahkan Vanessa untuk duduk di dalam.
"ini cu, nenek hanya ada air bening" Ucap sang nenek yang kemudian memberikan gelas berisikan air bening
"ga apa apa nek ini udah lebih dari cukup" Lalu meneguk habis air bening itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Dream
FanfictionMenceritakan penggemar yang terobsesi pada idolanya hingga ia tak sadar apa yang ia lakukkan dapat membahayakan dirinya sendiri. Lanjut baca aja deh ya:))