Chapter 6

1.2K 101 3
                                    

"huh huh kau kuat aku akui itu"

Vali terengah-engah tubuhnya penuh luka di sisi lain Bellion masih berdiri dengan tegap dan armornya sedikit retak itu sedikit.
Sementara itu di bawah azazil mengamati pertarungan.
Dia terkesan oleh penampilan Bellion tekniknya dalam pedang sungguh luar biasa.

"Aku ingin tahu seberapa besar staminanya"

Pertarungan itu berlangsung berjam jam dan Vali sudah mulai kelelahan.
Bellion hanya menatap Vali dia terkesan tentang bagaimana dia terus melancarkan serangan dan itu berhasil membuatnya waspada.

"Kamu memiliki potensi yang bagus kenapa tidak bergabung dengan kami aku jamin kau akan suka"

Bellion mengulurkan tangannya, sementara Vali menatap langsung pada mata Bellion.

"Maaf saja aku sudah memiliki organisasi sendiri"

"Sayang sekali kau memiliki banyak potensi, dah sampai jumpa lagi!"

Bellion menghilang dari tempat dalam sekejap.
Hilangnya Bellion mengejutkan azazil dan Vali.
Vali merasa terhina pertarungan belum selesai dan dia sudah kabur.

"Pengecut!"

"Hahahah kau sudah kalah Vali tudak ada gunanya menggerutu!"

Azazil menertawakan Vali karena ini momen yang langka tidak banyak orang bisa mengalahkan Vali dalam pertemuan dan lagi dia belum menunjukan satu trik lagi.
Sementara lawannya tidak mengalami kerusakan yang serius ini kekalahan telak.
Dia memandang azazil sebleum membuat lingkaran sihir dan menghilang meninggalkan azazil yang terus tertawa.

=============
5 hari berlalu

Pada malam hari

Asborn berjalan jalan di sekitar kota kuoh.
Dan di tangannya Asborn dia sedang menggandeng seorang anak kecil.
Katrina itu namanya tidak seperti kebanyakan anak lainnya Katrina membangkitkan Sacred gear.

Asborn menemukannya saat dia di serang oleh iblis tersesat dan orang tua Katrina tewas.
Ini kesalahan Asborn karena datang terlambat.
Untuk menebus hal itu dia mengadopsi Katrina dan membawanya pulang.

Katrina anak yang pintar dia patuh pada ucapan Asborn.
Katrina memiliki Sacred gear bertipe serangan jarak jauh dia bisa memunculkan busur dan anak panah.

Tapi itu masih lemah dan untuk itu Asborn mulai melatih Katrina.

Saat mereka sedang berlatih, Asborn merasakan lonjakan mana di timur rumah mereka.
Itu gereja tua dan Asborn memikirkan sesuatu, untuk menguji seberapa cakap kemampuan Katrina dia harus merasakan situasi yang sebenarnya jadi dia membawa Katrina ke gereja tak terpakai itu.

Dari atas Asborn dan Katrina mengamati, tentu saja Katrina berada di gendongan Asborn.

"Kau lihat yang di sana Katrina"

Asborn menunjuk ke salah satu sudut dan di sana seorang dengan sayap hitam sedang bertarung dengan seseorang beramabut coklat dan di tangannya sebuah Gauntlet.

Katrina melihat itu dan dia mengangguk.

Asborn menciptakan sebuah piringan tipis dan menyuruh Katrina untuk berdiri di sana.

"Amati siapa yang jahat dan siapa yang baik"

Sesuai arahan Asborn, Katrina mengamati dengan cermat.
Issei terus menyerang Raynare namun itu dengan mudah di hindari.
Dia menciptakan 2 tombak cahaya dan melemparkannya tepat mengenai ke dua kaki Issei.
Issei yang terluka mencoba melawan dan Raynare menertawakan hal itu.

Keinginan yang kuat untuk melindungi membuat Gauntlet Issei merespon.
Gauntlet itu berubah sekarang menutupi seluruh lengannya.

"Boost"

Kekuatan Issei melonjak menjadi dua kali lipat yang mengejutkan Raynare.
Merasa tak percaya dia menciptakan satu tombak cahaya dan menyerang Issei namun dengan mudah di tepis olehnya.

Issei berlari dan terbang menghampiri Raynare yang panik.
Dengan tangan yang tertutup Gauntlet Issei menyerang Raynare membuatnya terlempar keluar gereja.

Katrina melihat semuanya kesungguhan untuk melindungi seseorang.
Issei berlari menghampiri seorang gadis berambut blonde itu.
Dia memeluknya dan menangis.

"Ini salahku karena aku tidak cukup kuat untuk melindunginya Asia jadi begini. Padahal dia hanya ingin mencari teman"

Issei mengeluarkan semua emosinya.
Katrina yang melihat dari atas menyimpulkan bahwa Issei bukan orang jaaht dan dia melihat Asborn tersenyum padanya.

"Sekarang kau tahu siapa yang jahat dan putuskan apa yang akan kamu lakukan sekarang!"

Katrina merenung sejenak dan dia mengingat saat ke dua orang tuanya mati di depan matanya.
Rasa sakit bisa dia rasakan jadi dia menarik busur dengan kencang itu mengarah pada Raynare yang ada di luar.

Tarik nafas dan buang fokus pada satu titik. Tubuhnya sedikit bergetar itu wajar ini pertama kali dia melakukannya apalagi belum lama ini dia kehilangan ke dua orang tuanya.
Sebuah keberuntungan dia tidak menjadi  gila dan kemampuan belajarnya sangat cepat.
Belum ada satu Minggu semenjak dia melatih nya dan Katrina sudah bisa menguasai Sacred gear miliknya walau hanya pada fase pertama, itu sudah bagus.

Busur yang di tarik kencang terlepas menembakan anak panah.
Anak panah meluncur dengan cepat dan tepat mengenai jantung Raynare membuatnya tewas.

Katrina memandang Asborn dan mengatakan

"Apa ini tidak apa apa rasanya salah membunuh seseorang"

"Jika seseorang ingin membunuh tidak apa apa untuk membunuhnya ingat itu"

Katrina mengangguk dan mereka berdua pergi.
Mereka sampai di rumah dan menyuruh Katrina untuk mandi.
Katrina patuh dan dia mulai mandi.
Sekarang di tangan Asborn tergenggam sebuah telepon di tangan kirinya sebuah tanda pengenal dengan no telepon tertulis di sana.

"Aku Asborn, aku membutuhkan bantaunmu datang ke cafe tempat biasa kita minum ku tunggu kau di sana"

"Apa besok? Apa tidak bisa hari yang lain aku sedang sibuk sekarang"

"Aku tidak mau pokoknya besok titik!"

"Huh baiklah"

Dia menerima dengan paksa.

Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang