Chapter 25

622 71 8
                                    

Crackk

Gelas yang di pegang Asborn tiba tiba pecah.
Dia mengangkat salah satu alisnya.

"Eh.."

Asborn sama sekali tidak menaruh kekuatan di tangannya.
Jadi tidak ada alasan gelas itu pecah.
Namun ini bukan pertama kali terjadi beberapa hari lalu dengan kasus berbeda.

"Terkejut?"

Alicce berjalan dan berhenti di depan Asborn.
Senyum indah tidak pernah hilang dari wajahnya ketika mereka berbicara.

Asborn mengangkat alis dengan ekspresi bingung.
Tangan kurusnya mengambil tangan Asborn.
Dengan jelih dia membersihkan serpihan gelas di sana.
Ini membuat Asborn tambah bingung.

"Saat kita mendapat wadah batasan akan hilang dan kekuatan kita akan terus berkembang tanpa batas"

Dia berhenti dan memandang mata ungu Asborn.

"Bagaimana kau tahu?"

"Karena aku tahu hehe~"

Tapi bukankah itu berbahaya jika terus berkembang.
Ini mungkin akan menghancurkan dunia tanpa dia sadari.

Mana mengalir di telapak tangan Alicce dan sebuah cincin dengan batu merah di atasnya.
Alicce memasangkan Cincin itu di tangan Asborn.
Dia tidak menolak dan membiarkannya melakukan apa pun semaunya.

"Ini akan menyegel kekuatan yang terus berkembang jadi tidak perlu khawatir-Oh lihat aku juga memilikinya"

Dia menunjukan Cincin yang sama di jari lentiknya.

"Oh Granode bersihkan ini semua"

"Ya tuan"

Setelah itu Alicce pergi dan Granode menjalankan tugasnya.
Bayangan hitam muncul di kaki Asborn sebelum dia menghilang.

Kota malam

Tempat di mana siang tidak pernah ada.
Lampu lampu berkelip kelip dan jalanan di penuhi Shadow soldier.

Kota yang di bangun bagi mereka yang bosan dan tidak melakukan apapun.
Arena super besar berdiri di tengah kota.

Tempat bagi mereka yang ingin mengadu kekuatan dan pamer betapa kuatnya mereka.
Di sana Asborn berjalan di pinggir jalan.
Ketika Shadow soldier melihat Asborn mereka secara naluriah berlutut.

Asborn hanya tersenyum menanggapinya dia tidak pernah menyangka akan ada kota di bawah kakinya.

Ini setidaknya dua kali luas new Zealand.

Dia berhenti di sebuah bukit yang menghadap langsung kota itu.

"Bellion di mana kau"

Sementara itu di kota Tokyo

Bellion yang menyamar sebagai manusia memimpin rapat.
Perusahaan yang dia bangun bersama ajudannya sedang mengalami kenaikan.

Ini berita menggembirakan baginya. Usaha yang mereka jalani tidak menghianati hasil.

Saham naik dan penjualan juga meroket.

"Ya pak kami sed-Ya Raja"

Bellion langsung memutuskan panggilannya saat Rajanya memanggil.
Penerima menjadi bingung tapi tetap berpikir positif 'mungkin saja dia diare?'.

"Kau dimana?"

Bellion bingung harus menjawab apa dia, sekarang dia di Tokyo itu sudah melanggar perintah tuannya untuk tidak keluar kota seenaknya.

"Jawab aku!"

Raja menuntut.
Keringat keluar dari dahinya dan seseorang masuk di saat yang tidak tepat.

"Permisi pak CEO dari perusahaan Mercedez ingin bertem-"

Pria itu berhenti ketika Bellion memelototi dirinya.

"Bellion siapa itu?"

"E-eh ha-hanya orang lewat raja"

Maafkan aku karena harus berbohong.

"Kemari datang ke sini sekarang"

"Ya raja"

Bellion berdiri dan berjalan ke arah pria itu.
Keringat dingin mengalir dari dahinya saat dia mendekat.
Lengan besar Bellion menggenggam bahu pria itu yang membuatnya sedikit terdorong.

Senyum yang entah kenapa terasa sangat berbahaya di tunjukkan.

"Potong gaji ya"

"P-pak-"

Dia berbalik hanya menemukan pintu kosong.

===========

Duarr

Sesuatu jatuh di atas bukit membuat setengah dari bukit itu hancur.
Bellion keluar dari asap tebal dan meluncur seperti roket.
Mana terkumpul di tangan kanannya dan tinju menghantam dada Asborn.

Gelombang kejut mengerikan menyapu udara.
Tapi itu belum cukup.
Dia mengambil jarak dan mengayunkan senjatanya sepeti orang gila.

"Serangan mu lumayan juga"

Asborn keluar dari asap tebal dan menggenggam pedang itu dengan satu tangan.
Dia menaruh sedikit kekuatan di antara jari.

Crack

Pedang Bellion retak.
Dia menarik kembali pedang itu namun Asborn tidak membiarkan nya.
Dia muncul di belakang Bellion yang terkejut.

"Sej-jak kapan!"

Tidak bisa bereaksi, lengan besar Bellion di putar yang membuatnya buntung.

"Ini hukumanmu"

Tinju kuat Asborn menghancurkan helm Bellion yang membuatnya jatuh seperti meteor.
Gelombang kejut menghancurkan tanah dan angin kencang mencabut pohon dari akarnya.

Asborn turun perlahan dan berdiri di atas Bellion.

Tubuhnya bergetar saat tuannya menatap lurus ke mata.

"Lain kali kau harus meminta izin dariku terlebih dahulu"

"M-maafkan aku raja"

Asborn terlilit bayangan hitam dan menghilang.
Luka yang di alami Bellion perlahan pulih.

Tap
Tap

Beberapa berjalan dari runtuhan pepohonan.
Mereka juga tidak kalah mengerikan nya dari Bellion.
Beberapa anggota tubuh hilang.

"Se-sekarang kita harus bagaimana?"

"Tentu saja akan kita lanjutkan"

"Tapi Pak, anda lupa apa yang terjadi barusan.."

Bellion sedikit berpikir.

"Kita akan tetap melanjutkannya"

Raja sekarang sudah tahu apa yang mereka kerjakan selama ini jadi tidak perlu takut lagi.

Lagipula ini demi Raja.

Shadow soldier yang terlibat menguatkan tekatnya.
Rasa ngeri yang mereka rasakan barusan menghilang dalam sekejap.

Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang