Sore hari
Asborn menatap langit langit rumah.
Dia memikirkan apa yang teman sekelasnya katakan."Kunjungan orang tua hah~"
Orang tua sesuatu yang Asborn tidak pernah dapatkan.
Sejak awal dia memang di takdir kan begitu.
Berperang dan membunuh itu adalah tugas nya sebagai pelindung dunia sampai pecahan cahaya cemerlang memberontak."Masa lalu biarlah menjadi masa lalu"
Asborn mendesah berat.
Dia melihat kesamping di sana Katrina sedang makan makanan ringan dan matanya fokus ke arah TV.
Dia teringat dengan kedua orang tua Katrina.
Mereka tewas akibat serangan iblis liar karena katrina tidak memiliki tempat untuk pulang jadi Asborn membawanya."Katrina.."
"Ya ada apa"
Dia menjawab tapi matanya fokus ke acara TV.
"Besok akan ada kunjungan orang tua apa kamu ingin aku datang ke sekolah mu?"
Katrina menoleh dan wajahnya sedikit rumit. Dia seolah mengatakan 'Kamu pasti bercanda'.
Ya itu bisa di maklumi.
Ketika dia datang sebagai wali Katrina banyak anak anak mendekat dan memaksa Katrina pergi."Tidak perlu kamu juga harus ke sekolah kan besok..aku baik baik saja tidak perlu khawatir"
Katrina berkata dengan menyakinkan.
Dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi dan membuang ingatan itu jauh jauh.
Asborn hanya mengangguk lalu melanjutkan menonton TV.Pagi hari.
Setelah mengantar Katrina ke sekolah.
Asborn bertemu orang penting tidak dia sangat penting.
Pria berambut merah darah dan di sampingnya Rias dan budaknya Issei."Selamat pagi semuanya~"
Sirzechs dan lainnya menyapa balik.
Mereka baru saja keluar dari rumah Issei.
Dan tentu saja Asborn tahu hal itu.
Tatapan mereka beralih ke orang di samping Asborn.
Asborn mengetahui hal itu jadi dia memperkenalkan nya."Dia temanku Alicce kami dulu satu rekan seperjuangan"
"..ohh"
Mereka mengangguk paham.
Tidak ingin terlambat di hari yang penuh berkah ini mereka berjalan sambil mengobrol.
Banyak orang menatap mereka layaknya keluarga yang sudah lama tidak bertemu.
Alicce berpisah dengan yang lain dan menuju kelasnya.
Asborn juga sama dia mempercepat langkahnya.Waktu pembelajaran di mulai
Orang tua wali dari masing-masing siswa berdiri di belakang.
Sepertinya semua Wali murid datang kecuali Asborn.
Banyak Wali murid menatapnya terutama yang ibu ibu.'Hei siapa orang di itu?'
'bukankah akan bagus jika ku jodohkan dengan anakku'
Walaupun mereka berbicara dengan berbisik bisik tapi Asborn masih mendengar itu.
Hari ini akan menjadi hari yang panjang untuknya.
Sekarang adalah kelas Seni.
Di setiap meja Siswa di wajibkan untuk membuat karya dari tanah liat."Apa yang harus ku buat?"
Dia bergumam sendiri.
Dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya.
Pada saat itu kelas tiba tiba bersisik."Woahhh!"
"Bukankah itu patung Rias"
"Aku akan membelinya berikan padaku Issei"
Issei nampaknya menjadi pusat perhatian sekarang.
Dan Asborn masih belum melakukan apapun di tanah liatnya.
Dia mencoba berpikir lebih keras.
Pada saat itu dia teringat dengan Seseorang.
Tanpa sadari tangannya bergerak.Wajah, rambut, singgasana, dan mahkota.
Sekarang semua selesai.
Di atas mejanya patung [Absolute being]
Terpajang.
Ini adalah ke tiga yang dia pikirkan.
Semua orang menatap meja Asborn dan yang terjadi sama dengan meja Issei.
Beberapa anak menawarnya untuk di beli dan ada beberapa yang ingin barter.
Tapi Asborn tidak menjualnya.
Kekecewaan datang dari wajah mereka semua.Waktu istirahat
"Bagaimana kelasmu?"
"Tidak ada yang spesial lalu kau?"
Alicce bergidik saat dia tanya begitu.
Ingatan tentang dirinya di kelas sangat mengerikan.
Asborn bingung dengan reaksinya."Ada apa?"
"Tidak, hanya beberapa Wali murid mencoba menjodohkan ku dengan anaknya bahkan ada yang mencoba bermain dengan untuk 1 malam?!"
Dia berteriak frustasi.
Asborn mengelus kepalanya untuk membuatnya lebih tenang."Haha bukankah itu bagus~"
"Apa maksudmu?"
Alicce berkata dengan bingung.
Apa bagusnya bermain dengan pak tua yang bahkan memiliki keluarga di rumah."Yah kalian bisa melakukan hal yang menarik seperti berumah tangga mungkin"
"Kau gila ya?!"
Alicce marah atas perkataan Asborn.
Asborn mengatakan itu hanya bercanda dan tidak perlu marah.
Tapi sepertinya itu menyakiti hati Alicce.'kenapa aku harus bersama orang lain jika dia kamu..~'
Alicce berkata sangat pelan, bahkan Asborn yang memiliki pendengaran tajam tidak bisa mendengar itu.
"Apa kamu barusan katakan?"
Dia memegang telinganya dari belakang seolah mengatakan bahwa dia ingin mendengar sekali lagi.
Alicce terlalu malu dan dia berjalan lebih cepat."..diam lah dan ayo makan aku lapar"
Asborn berjalan lebih cepat untuk menyusulnya.
[Untuk beberapa hari atau Minggu gw bakal gak update, Sorry🙏]
![](https://img.wattpad.com/cover/283045109-288-k737631.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sovereign Of Death
ActionAsborn yang sudah tidak memiliki tujuan bingung harus bagaimana. Bellion salah satu pelayan paling setia datang dan mengusulkan untuk pergi dari perang tanpa akhir dan hidup sesukanya tanpa ada yang mengganggu.