Chapter 9

1K 101 1
                                    

"matilah!"

Tinju Vali mengenai helm Bellion membuat helmnya pecah.
Sejumlah asap hitam keluar dari sana.
Bellion menyadari sekarang jika dia tidak melawannya dengan serius dia akan kalah.

"Beraninya kau!"

Bellion menyerang Vali dengan pedangnya yang seperti cambuk. Tapi sekarang dia bisa melihat semua serangan itu.

Dentang

Suara pedang ditangkis terdengar.
Asborn mengamati itu dia menaruh minat  pada Vali.

Bellion dan Vali saling menyerang, tidak seperti sebelumnya sekarang Bellion yang di dorong mundur.
Dia tidak suka situasi ini jadi Bellion mengambil jarak.

Di punggungnya 4 sayap muncul dan tubuhnya tumbuh lebih besar.
Kekuatan Bellion meluap yang mengejutkan Vali.
Mereka saling memandang tidak ada yang bergerak.

Ronde ke 2 pun di mulai.

Mereka terbang ke udara dan serangan demi serangan mereka lancarkan.
Kilatan terlihat dari bawah.
Setiap kali mereka bertubrukan percikan api terlihat.
Bellion memegang ekor Vali dan membantingnya ke tanah.
Kawah besar terbentuk akibat tabrakan itu.
Tidak sampai di sana Bellion turun dengan kecepatan tinggi.
Vali juga terbang kembali dan menuju Bellion.

Vali mengulurkan tinju dan Bellion juga sama.
Tapi sebelum mereka bertemu Bellion mengambil pedangnya dan memutar tubuhnya menghindari serangan Vali.

Saat momentumnya membawanya lebih jauh.
Pedang Bellion menujur ke arah Vali dan itu memotong ke dua sayapnya.

"Arggh"

Teriakan kesakitan terdengar.
Namun serangan Bellion tidak sampai di sana.
Dia menggunakan telekinesisnya dan menghempaskan Vali yang sudah tidak memiliki sayap.
Vali jatuh seperti meteor dan menghantam tanah dengan keras.

Dia kembali kedalam bentuk manusianya dan sejumlah luka terlihat.
Tubuhnya babak belur.
Tidak kuat menahan rasa sakit dia pun pingsan.

"Tidak buruk mungkin kita bisa mengadakan latih tanding lagi lain kali"

"Kurasa tidak hahaha"

Asborn dan azazil mendekat kearah Vali.
Di tangan Asborn sebuah botol kecil terbentuk dan dia memberikanya kepada azazil.

"Suruh dia minum ini"

"Apa ini?"

Azazil bertanya dia takut bahwa Asborn memberinya racun tapi itu tidak mungkin.
Namun tidak ada salahnya curiga.

"Ramuan penyembuhan"

"Kau yakin ini bisa menyembuhkan ya?"

"Kau tidak percaya padaku?"

Tatapannya membuat azazil merinding.

"T-tentu aku percaya"

Butuh beberapa menit sampai Vali bisa siuman.
Melihatnya meminum cairan itu begitu cepat, azazil memperhatikan dia bertanya-tanya apa ramuan itu begitu enak? Biasanya ramuan penyembuhan sangat pahit dua pernah meminumnya dan itu sangat pahit.
Harganya juga sangat mahal tidak banyak ramuan penyembuhan bagi malaikat jatuh.

Ketika mereka keluar, aroma masakan tercium.

Sebelumnya Katrina turun dari kamar tapi tidak ada orang.
Dia naik ke kamar Asborn tapi dia tidak ada di sana.
Jadi dia mulai memasak, agar saat Asborn pulang dia bisa langsung makan.
Asborn pernah melarangnya untuk memasak tapi Katrina bersikeras tetap memasak.
Itu untuk balas Budi dia tidak bisa merepotkan Asborn yang sudah memberinya tempat tinggal sejak insiden itu.

"Aku sudah bilang kau tidak perlu melakukan itu kan"

Asborn datang dan mengagetkan Katrina.

"Hehe tapi sekali kali boleh ya"

Dia memohon dengan tatapan mata anjing yang membuat Asborn tidak punya pilihan.
Menghela nafas, Asborn bisa melihat meja makan yang terutup dengan banyak makanan.

Grrrr

Suara geraman perut terdengar dari azazil dan Vali.
Dia bisa melihat mereka menatap meja makan dengan tatapan seperti seekor harimau mendapat mangsa.

"Huh aku tidak bisa menghabiskan ini semua jadi apa kalian ingin makan bersama kami?"

"Tentu!"

Mereka menjawab dengan cepat tanpa pikir panjang.
Jadi di meja makan 2 orang makan dengan gila.
Sementara Asborn menatap Katrina yang sedang makan juga.
Katrina yang sedang makan menjadi kikuk karena di tatap Asborn.

".. apa?"

"Mulai besok kamu akan sekolah"

Cting

Katrina terkejut akan kata kata Asborn dan tanpa sadar dia menjatuhkan sendoknya.
Tubuhnya bergetar saat mendengar itu dan kenangan pahit masa lalunya tumbuh.
Dulu ketika dia masih bersekolah Katrina sering di bully.
Walaupun dua terus pindah sekolah  tapi tetap saja Katrina selalu menjadi bahan Bullyan.

"..~apa aku tidak mau sekolah~"

Asborn bisa mendengar gumamnya.
Tapi dua ingin Katrina berbicara lebih keras.

"Apa? Apa yang kamu bilang?"

"A-aku tidak mau sekolah!"

Dia berteriak yang menyebabkan Asborn terdiam sejenak.
Katrina sadar dan dia bisa melihat semua orang menatapnya.
Malu akan hal itu dia berlari ke kamarnya.

"Katrina!"

Asborn memanggilnya tapi dia terus berlari ke kamar.

"Huh ada apa dengan anak itu?"

Ini pertama kalinya Katrina menolak membuat Asborn kebingungan.

"Kurasa dia jadi sasaran bully"

Azazil yang sudah selesai makan memberi pendapatnya.
Dia tidak hanya makan tapi juga memperhatikan semua tindakan katrina tadi.
Melihatnya gemetar hanya karena sekolah itu sudah jelas bahwa dia menjadi sasaran bully.



Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang