Chapter 38 b

350 36 17
                                    

Keesokan harinya kami sampai di tempat yang di janjikan.
Bersama Sona dan yang lainnya, kami berdiri di depan rumah.
Rumah yang berdiri di samping jalan dan memiliki halaman yang tidak terlalu luas, aku bisa melihatnya dengan jelas.

"Bukankah rumah ini lebih kecil dari yang kami miliki?"

Alice yang pertama membuka mulut.
Dia memandang bingung karena akan banyak orang yang menghuni rumah ini dan rumah yang di janjikan memiliki ukuran setengah rumah kami sebelumnya.

Sona memandang Alice sejenak sebelum dia memperbaiki letak kacamatanya.

"Terlihat dari luar memang seperti itu namun kamu akan paham jika sudah masuk.."

Setelah mengatakan itu, Sona memberi kami arahan untuk masuk.
Aku memandang Alice dan dia juga sama, setelah bertukar pandangan kami mengikuti dari belakang.
Di samping ku tangan yang lebih kecil memegang erat.
Itu Katrina yang bersemangat.

"Kuharap kamu suka dengan ini, Katrina"

"..Aku selalu menyukai apa yang aku dapatkan Asborn, selama kamu ada di sini dengan ku itu membuat ku aman"

Senyum cerah muncul di wajah manis Katrina.
Walau dia memiliki masa lalu yang gelap namun senyum manis tidak pernah hilang di wajahnya.
Begitu aku melihatnya ini membuat ku ingin melindunginya lebih banyak.

"Jika kamu bilang begitu.."

Berapa banyak usaha yang ku lakukan untuk Katrina.
Tidak ada, aku hanya memberi tempat dia untuk tinggal.
Dan beberapa pelatihan yang tak sebanding dengan apa yang Katrina alami.

Ini membuat ku bingung bagaimana kedepannya, sementara dia tumbuh lebih kuat.
Aku tidak memberinya apapun.

"..Ini seperti tempat yang berbeda"

Suara merdu memecah lamunan ku dan aku memandang ke seluruh ruangan.
Tempat ini sangat berbeda dengan apa yang ku bayangkan.
Lantai yang di lapisi kayu berkualitas tinggi dan dekorasi sederhana namun masih menampakkan keindahannya.

Berapa banyak uang yang mereka habiskan, itu pasti banyak.

"Ini adalah apa yang ingin ku katakan, ada banyak kamar yang bisa anda gunakan, kamar mandi di setiap kamar, dapur di kanan lantai bawah, ada sesuatu yang di tanyakan?"

"Tidak terimakasih.."

Sona yang selesai melakukan tugasnya pergi setelah itu.
Segera ruangan menjadi hening.

Ini sesuatu yang sering terjadi ketika seseorang yang memulai pembicaraan pergi.

"Baiklah, kalian semua bisa pilih kamar masing masing.."

Setelah aku mengatakan itu, mereka semua termasuk Alicce dan Katrina segera pergi.
Ruangan ini kembali sunyi seolah semua suara terserap ke dalam dinding.

Begitu punggung mereka menghilang, aku berbalik.

"Sekarang semua sudah pergi, Sona"

Mengatakan itu, Sona muncul dari balik dinding.
Dia seharusnya sudah pergi namun tidak benar benar pergi.
Dia bersembunyi menunggu waktu yang tepat untuk muncul.
Jika dia tidak benar benar pergi maka..

"Ada yang ingin kamu katakan?"

Seolah bisa membaca pikirannya, Sona tampak terkejut.

"..Ya ini tentang apa yang kamu katakan di pertemuan sebelumnya"

"Ada masalah dengan hasil yang di dapatkan?"

Apa para Maou tidak puas dengan kesepakatan yang di dapat.
Aku sudah benar benar berbaik hati untuk ini.
Mau berpindah tempat dan memberi mereka ijin untuk mengawasi.
Bukankah itu hasil terbaik di mana pihak Meraka tidak di rugikan sementara aku yang rugi.

"Bukan begitu, ini tentang mengawasi kakak ku mengatakan untuk membatalkan itu dan berencana membiarkan kalian tanpa pengawasan.."

"Kenapa begitu?"

Tiba tiba membatalkan tanpa memberi tahu yang lain.
Di tambah sepertinya itu hanya tindakan yang Seraffal lakukan tanpa mengatakan pada petinggi yang lain.
Dan jika hal itu terdengar pada mereka bukankah akan bahaya bagi kelurga Sona sendiri.

"Melihat mu tidak membuat kekacauan pada planet ini namun sebaliknya kamu membantu banyak hal dan itu sudah cukup untuk membuat kami percaya, jadi terimakasih.."

Sona menundukkan kepala secara tiba tiba.

"Angkat kepala mu!.. seharusnya aku yang mengatakan itu, terima kasih"

Keluarga Sona benar benar berbeda dengan yang lain.
Mereka sangat baik dan aku takut kebaikan itu di manfaatkan oleh orang lain.
Kamu mendapat rasa hormat ku.

"Kurasa kamu benar, karena tidak ada yang ingin di katakan lagi jadi sampai jumpa.."

Melambaikan tangan, Sona menghilang dalam lingkaran sihir.
Begitu dia menghilang, tidak lama setelahnya seseorang datang dari belakang.

Rambut merah menyala tergerai dalam gaun tidur.
Dadanya yang besar menonjol dan setiap langkah membawa banyak keindahan di dalamnya.

".. Sepertinya mereka cukup baik"

"Alice ku kira kamu sudah naik dan tidur?"

"Belum, aku tahu dia masih di sini jadi aku tidak bisa memberikannya begitu saja"

"Kurasa kamu benar.."

Alice, Dragon Monarch yang paling di takuti.
Seharusnya aku tahu dia akan menyadarinya.
Instingnya sangat tajam melebihi diri ku dan hal kecil seperti ini mudah untuk di ketahui.

*********

Salah satu rumah di daerah kota Kuoh.

"Kamu sudah mengatakannya?"

Di dalam ruangan yang terang, meja bundar berisi berbagai macam makanan manis dan gelas berisi teh memenuhi meja.

Seberang meja, Sona duduk dengan wajah merah.
Dia berpakaian seperti anak anak di mana pakaian itu terdiri berbagai warna layaknya gadis penyihir.

".. Tunggu, kenapa aku harus berpakaian seperti ini!"

Sona menuntut, Dia sangat malu berpakaian seperti ini.
Walau di ruangan hanya ada mereka berdua namun itu masih sama saja bagi Sona.
Berpakaian layaknya gadis penyihir, Sona membenci hal ini.

"Karena ini kamar ku jadi kamu harus patuh padaku..jadi bagaimana hasilnya?"

Menahan semua rasa malu itu, Sona berbicara.

"Hasilnya bagus tidak ada kendala dan juga.."

Sona berhenti bicara yang membuat Seraffal penasaran.
Apa sesuatu terjadi ketika dia pergi.
Ketika bayangan itu muncul Seraffal tidak bisa menahan rasa takutnya.

"Ada apa?"

"..ini tentang pelayan Asborn, mereka tidak normal"








Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang