Chapter 29

538 53 0
                                    

Asborn berbalik dan berjalan menuju tempat Rias dan yang lain.
Bellion kembali saat urusannya sudah selesai.
Mereka memiliki luka di sekujur tubuhnya. Asborn memanggil salah satu shadow army dan menyuruhnya untuk mengobati luka mereka.

"Terimakasih~"

"Sama sama urusanku di sini sudah selesai kalau begitu sampai jumpa"

"Tungg-huh"

Sebelum Rias bisa menyelesaikan ucapannya Asborn sudah menghilang.
Rias memandang budak budaknya dan menunduk malu.
Mereka belum pernah mengalami kekalahan seperti ini.
Jika saja Bellion tidak datang mungkin sudah lain ceritanya.

========

Asborn muncul di depan pintu rumahnya dan berjalan masuk.
Segera bau rempah rempah memenuhi hidungnya.
Di dapur Asborn bisa melihat Katrina dan Chimaera memasak di sana.

Chimaera yang melihat kedatangan Asborn segera menundukkan kepalanya.

"Selamat datang tuan~ makan malam akan segera saya siapkan"

"Ahh ya terimakasih dan kau kenapa membantu nya?"

"Aku hanya ingin belajar memasak itu saja"

Asborn mengangguk paham.

Dia segera naik ke kamar dan mandi.
Kamar nya gelap namun Asborn dapat melihat seisi ruangan itu.
Kamarnya memiliki kamar mandi sendiri jadi tidak perlu naik turun hanya untuk mandi dan lain lain.

Air hangat mengalir dari keran dan memenuhi bak mandi.
Asborn melepas pakaiannya dan masuk ke dalam bak.

"Ahh~ luar biasa"

Kenikmatan tiada Tara.

=======

Shadow Realm

Suara gemuruh dari shadow army yang berteriak senang.
Di tengah arena yang sangat luas, sebagian Shadow army yang tidak memiliki pekerjaan berkumpul memenuhi Stadion.

Di tengah arena yang sangat luas berdiri Bellion dan seorang penantang.
Armor hitam melilit tubuhnya dan sebuah tombak di tangan kanannya.
Empat sayap terbentang di punggungnya, itu sama seperti Bellion.

Seorang wasit berdiri di tengah mereka dan ketika Bellion mengeluarkan pedang miliknya wasit itu terbang menjauh.

Penentuan Grand Marshal yang baru.

"Bellion anda siap?"

Bellion mengangguk.

"Lux anda siap?"

Lux juga mengangguk.

Merasa semua sudah siap dia mengangkat tangannya dan..

"Mulai!"

Setelah sinyal di bunyikan, teriakan Shadow army semakin kuat.
Udara di robek karenanya.

Bellion mengangkat pedang besarnya dan menancapkan pedang itu ke tanah.
Tanah bergetar hebat dan retakan menyebar dari bawah kakinya.

Lux untuk sementara kehilangan keseimbangan dan Bellion tidak menyianyiakan kesempatan itu.
Dalam sekejap mata dia berdiri tepat di hadapan Lux.

Lux menusuk ke depan dengan refleks yang gila itu.
Tidak banyak yang bisa menghindari tusukan Lux.
Bellion memblokir tusukan itu dengan bilah pedangnya.

Ketika bila pedang dan ujung tombak berbentuk ledakan besar terjadi.
Bellion terlempar karenanya.

"Ughh"

Salah satu kemampuan tombak Lux.
Destroyer memungkinkannya untuk membuat ledakan besar ketika ujung tombak berbenturan dengan sihir.
Semakin besar sihir, semakin besar pula ledakan yang di hasilkan.

Lux menyeringai dan Bellion berdiri kembali.

Lux mengambil posisi menyerang.
Kaki depan maju dan kaki belakang mundur.
Dia menundukan postur tubuhnya dan Tombak di pasang horizontal.

Mana di pusatkan di kaki depan.

Dan aura ungu pekat menutupi seluruh tombak.
Dia menendang tanah dan dalam sekejap muncul di depan Bellion.

"..?!"

Bellion sudah mengantisipasi itu.
Satu hal yang berbahaya dari tombak nya adalah ujungnya.
Bellion dengan gila memegang gagang tombak.

"Sudah selesai"

Tapi Lux tersenyum.
Bellion melihat itu dan dia melihat ke perutnya.

Krakk

Armor tebal miliknya retak.
Bellion melihat ke perutnya, ujung tombak itu menancap walau hanya sedikit.
Tapi itu cukup bagi Lux.

Dummmm

Ledakan besar terjadi sekali lagi.
Armor atas Bellion hancur sepenuhnya.
Ini kesalahan dirinya kerena meremehkan anak itu.

Dari asap tebal keluar Bellion yang berbeda.
Asap hitam mengepul dan kekuatannya terus meningkat.
Pedang besar miliknya mengulur sepeti cambuk.

"Sekarang anda mulai serius aku juga akan serius mulai sekarang!"

"Kemari lah"

Bellion menyerang Lux dengan gila.
Setiap gerakan merobek atmosfer.
Lux terpaksa berada di posisi bertahan.

Dentang

Suara pedang di tangkis terdengar.
Serangan Bellion menjadi lebih cepat setiap detiknya.
Ini tidak bagus.
Lux di rugikan karena ini.
Tombak miliknya tidak di desain untuk menangkis serangan.
Dia terbang ke atas untuk menghindari jangkauan pedang Bellion.

Bellion mengulurkan tangan ke atas.
Sebuah tangan tak terlihat menangkap Lux.
Dia di banting dengan keras ke tanah.
Telekinesis nya sangat kuat yang bahkan bisa menghancurkan gunung dengan mudah.

"Ughh sial aku lupa dia punya ini?!"

Lux mengutuk kecerobohan nya.
Dia bangkit kembali.
Tidak ada pilihan lain selain langsung menerobos.
Dengan pemikiran itu Lux sekali lagi memusatkan mana di kakinya.
Namun Bellion tidak membiarkan Lux mendekat.
Dia menendang tanah.

"Sejak kap-kughh?!"

Hantaman keran Bellion lakukan.
Gelombang kejut menyapu daratan dan menghancurkan segala sesuatu di radius puluhan kilometer.

Beruntung bagi shadow army yang melihat mereka dengan cepat terbang ke atas dan menjauh.

Bellion tidak berhenti dia terus menyerang dengan ganas.

"Kuaggh?!"

Lux tidak diam saja dia mengambil tombaknya dan menyerang tangan Bellion yang datang.
Walau tombak nya patah tapi itu tidak masalah selagi ujung tombak masih utuh.

Ketika tangan besar Bellion bertumbukan dengan ujung tombak, ledakan besar terjadi lagi.
Ini lebih besar dari yang sebelumnya.
Mereka terpental saling menjauh.

"Huhh huhh?!"

Mereka berdua bernapas kasar.
Tangan kanan Bellion menghilang dan tombak Lux masih baik biak saja.
Tapi tidak dengan tubuhnya.
Armornya lenyap akibat pukulan Bellion.
Dan sekujur tubuhnya hampir kehilangan kekuatan untuk terus bertarung.

'Sial tombak itu sangat merepotkan?!'

'Aku sudah mencapai batasku ini harus di selesaikan secepat mungkin!'

(Jangan lupa pencet tanda bintang dan tulis tanggapan kalian di chapter kali ini)

Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang