Chapter 41

490 46 9
                                    

Pada waktu yang hampir bersamaan, di atas gedung sekolah.
Asborn masih belum berpindah dari tempatnya dia berdiri.

Azazil yang sudah menyelesaikan tugasnya kembali ke markas meninggalkan Asborn sendirian.
Kesunyian yang akrab sekali lagi menerpa dirinya.
Untuk kesekian kalinya, Asborn berpikir tentang tujuan awalnya.
Apa dia hidup untuk Katrina atau hidup baru yang monoton.
Pilihan pertama mungkin relevan dengan apa yang terjadi setelah dia tiba.

Tapi apa itu bisa terus berlanjut hingga Katrina tumbuh dewasa.
Lalu setelah itu apa.

"..Semakin aku memikirkannya semakin kosong juga pikiran ku."

Dia menatap ke bawah di mana semua murid sudah pulang.
Hanya menyisakan daun daun yang jatuh dan burung yang kembali ke sarang.
Mereka memiliki tujuan untuk hidup tidak seperti dirinya.
Keinginan untuk kemari hanya sebatas penasaran dan setelah merasakan semua ini.
Rasa ingin terus ada perlahan pudar.

Ketika waktu terus berjalan, pintu besi terbuka.
Aku berbalik hanya untuk melihat Sona berdiri di ambang pintu.

"..Kenapa kamu masih ada di sini?"

Sona yang pertama berbicara.
Semua kegiatan klub telah berakhir kecuali Penelitian ilmu ghaib.
Dan saat dia tahu ada aku di sini, Sona tidak bisa tidak bertanya.

"Itu seharusnya pertanyaan ku, kenapa kamu di sini?"

Sona tidak menjawab, Dia berjalan ke arah ku dan bersandar pada pagar besi.
Melihat ke arah langit yang perlahan mulai gelap.
Angin menggoyang kan roknya hingga hampir terangkat.
Merasakan itu Sona dengan cepat menutupinya dengan tangan.

"Ups.. angin di sini cukup kuat.."

Dia menatap ke arah ku dengan sedikit rona merah di pipinya.
Meski terlihat seperti itu, Dia benar benar tidak malu atau seperti itu yang ku rasakan.

".. kamu tidak menjawab pertanyaan ku."

Aku mengeluh tentang itu.
Meski hanya pertanyaan sepele namun ketika di abaikan masih memberikan rasa sakit.
Setidaknya bilang jika tidak ingin menjawab jadi aku tidak terlalu berharap.
Sona melirik ku sesaat.

"Ya..aku melihat mu dari ruang Osis dan ketika itu juga aku langsung kemari, sekarang puas?"

"Kurasa.."

"Jadi sekarang giliran ku, kenapa kamu masih ada di sini?"

Untuk diriku sendiri bahkan aku juga tidak terlalu mengerti.

".. bahkan aku juga bertanya tanya kenapa."

"Hei!..kamu sangat tidak adil Asborn"

Sona menuntut ketika jawaban yang di terima tidak memuaskan.
Meskipun begitu, aku juga masih bertanya kenapa.
Mungkin dengan melihat dari atas dan hanya sendirian itu membuat ku memiliki waktu untuk berpikir lebih baik.

".. Setidaknya aku menjawab, bukan begitu?"

Sona terlihat kesal untuk beberapa saat sampai kembali seperti biasanya.
Berwajah datar dan ketat layaknya ketua OSIS yang kejam.

"Tetap saja...jadi jika tidak ada yang perlu di khawatirkan, aku akan kembali, sampai jumpa."

Merasa tidak ada yang perlu di khawatirkan, Sona mengucapkan salam perpisahan dan berjalan menuju pintu keluar.

Asborn hanya diam melihat punggung Sona menjauh.
Dan untuk beberapa saat, tempat itu menjadi hening.
Hingga salah satu Shadow army membuat pemberitahuan.

[Tuan, sesuatu terjadi di rumah]

"Ah..aku mengerti."

Itu percakapan yang singkat.
Mengetahui sesuatu terjadi di rumah saat dia tidak ada.
Asborn memanggil Sona saat tangannya hendak memegang gagang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang