Chapter 15

836 78 3
                                    

Di dalam klub penelitian ilmu gaib

Sekarang sudah waktunya untuk Rating game di mulai.
Semua anggota berkumpul termasuk Asborn.
Dia melangkah maju berdiri di depan Rias.

"Aku butuh bidak kuda milikmu?"

"..?!"

Semua orang terkejut atas pernyataan Asborn.
Rias di sisi lain senang karena dia akan memiliki kuda yang kuat.
Lingkaran sihir tercipta di tangan kanannya dan sebuah budak kuda keluar darinya.
Dia memberikan kepada Asborn.

Asborn memperhatikan itu dan memasukkan bidak tersebut ke dalam dirinya.
Cahaya merah bersinar dari dalam diri Asborn untuk sementara.

"Semuanya sudah siap?"

"Ya ketua"

Ketika mereka menunggu waktu di mulai.
Pintu masuk terbuka, ketua OSIS, wakil OSIS dan anggota yang lain mengikuti dari belakang.

"Sona apa yang kamu lakukan di sini?"

Rias bertanya dengan bingung.

"Kami akan melihatmu rias, jadi berjuanglah!"

Sona memberi semangat dan Rias tersenyum melihatnya.
Ketika mereka berbincang sebuah lingkaran sihir tercipta dan apa yang keluar dari sana adalah Grayfia.

"Sudah waktunya Rias"

"Ya!"

Grayfia memandang sekitar dan mata Grayfia bertemu dengan mata Asborn.
Dia sedikit menunduk kepala, senyum kecil tercipta di bibirnya yang merah.

"Kami mengandalkan mu"

Asborn mengangguk.

Grayfia mengangkat tangannya ke atas.
Seketika cahaya melahap Semua orang memindahkan mereka ke Arena.

Namun tidak ada yang berubah mereka masih di tempat yang sama.
Tapi Rias tahu apa yang Kalanya rencana kan.
Jadi dia membuat Arena yang mirip dengan sekolah ini memudahkan dia untuk merencanakan serangan tanpa Riser tahu.

"Akeno pasang jebakan di atas, Issei dan koneko pasang jebakan di barat, Kiba kamu pasang jebakan di timur!"

"Ya ketua!"

Mereka dengan cepat menghilang dan melakukan tugas masing masing.
Menggunakan hewan panggilan untuk membantu memasang jebakan lebih cepat.

"Asia kamu di sini untuk berjaga jaga"

Asia dengan patuh menuruti.
Jebakan sudah di pasang, Rias segera memerintahkan Issei dan koneko menuju ruang olahraga dan Kiba menuju lapangan.

Asborn melihat semua itu, Keadaan masih berjalan dengan lurus belum ada halangan apa pun.

Tidak lama kemudian Issei dan koneko bertemu dengan pion milik Riser.
Namun itu semua bisa mereka kalahkan.
Dan Kiba juga sama.

Lalu Rias memberi arahan untuk berkumpul.

"Ratu milik Rias gremory tersingkir"

Rias terkejut mendengar itu.
Akeno merupakan orang ke dua terkuat setelah Rias dam sekarang dia tersingkir.
Ini membuat situasi.menajdi lebih kacau.
Tidak lama kemudian

"Benteng Rias gremory tersingkir!"

Satu pukulan telak dari Riser.
Mereka sekarang di posisi yang tidak menguntungkan.
Namun...

"Satu menteri, dua kuda, dan empat pion Riser tersingkir"

"Apa?!"

Di lapangan Issei yang sudah memasuki mode Balance breaker miliknya mengamuk mengalahkan setiap bidak Riser yang ada.

Kekuatan nya meluap dia dengan cepat menghilang kan jarak.
Pukulan keras mengenai pion milik Riser dan menerbangkannya.

Kiba di sisi lain kesulitan melawan Ratu.
Bom di jatuhkan dari atas dan Kiba terkena serangan itu.

"Kiba!"

Issei berlari ke arahnya namun ledakan muncul di sampingnya membuat dia terlempar.

Balance breaker miliknya sudah mencapai batas dia kembali ke wujud normalnya dan pingsan.

"Satu pion dan satu kuda milik rias tersingkir"

Rias yang melihat hal itu tidak bisa menahan diri.
Dia bangkit namun di cegah oleh Asborn.

"Aku yang akan maju,kau duduk di sini dan perhatikan!"

Asborn menghilang dan muncul di hadapan ratu milik Riser(gw lupa namanya).
Itu mengejutkannya namun tapi dia tidak berdiam diri.
Mana terkumpul di tangannya lalu melemparkan itu ke arah Asborn.

B-dumm

Ledakan besar tercipta tapi sekali lagi dia terkejut.
Asborn berjalan keluar dari kepulan asap tanpa cedera.

"Apa! Bagaimana mungkin?!"

Asborn memandangnya dan sebuah tangan tak terlihat menghempaskan Ratu itu ke tanah dengan cepat.

Asborn memanggil pedang hitam miliknya dan menusuk ke dada Ratu itu.

"Ratu milik Riser tersingkir!"

"Apa?!"

Riser terkejut dia keluar dari ruangan miliknya.

Tinju melayang ke arah Asborn namun dengan mudah dia tahan.

"...!"

Dia mengambil jarak dari Asborn.
Seorang gadis berambut hijau muunul tidak hanya satu tapi dua.
Mereka kembar.

"Hoo~ serangan yang bagus"

Asborn mengulurkan tangannya ke arah dua gadis itu.
Sekali lagi tangan tak terlihat menarik mereka ke arah Asborn.

"..?!"

Tidak bisa bereaksi, pedang hitam menebas perut mereka dan darah keluar dari sana.

"Arrrrghhhh!"

"Dua benteng milik Riser tersingkir"

Di atap gedung sekolah Riser bertemu dengan Rias.
Mereka saling berhadapan, tatapan Rias menunjukkan kebencian terhadapnya.

Rias menggambar lingkaran sihir dan menembakan energi kehancuran miliknya.
Sementara itu Riser tidak menghindar dia membiarkan Serangan itu mengenai dirinya.

Duarr

Ledakan besar tercipta.
Kepulan asap membumbung tinggi ke atas.
Beberapa saat kemudian Riser muncul seluruh tubuhnya terluka namun dengan cepat beregenerasi.

"Percuma saja Rias kau tidak akan bisa mengalahkan ku, hahaha!"

"Kau pikir aku akan menyerah!"

Serangan yang lebih besar mengarah ke Riser dan ledakan terjadi lagi tapi Riser meregenerasi tubuhnya kembali.

Dia menyeringai dan sayap api tercipta di punggungnya.
Dia mengangkat tangannya dan bola api besar melesat cepat ke arah Rias.

Rias yang melihat hal itu membentuk perisai.
Jika dia terkena luka fatal tidak akan bisa di hindari.

perisai itu dapat menghalau serangan Riser.
Dia tidak suka hal ini jadi dia membentuk bola api lagi tapi tidak hanya satu tapi sepuluh

Rias merasa pasrah dia tidak mungkin bisa menghalau semua itu.

"Hahaha Rasakan ini Rias!"

Riser tertawa gila dia melempar semau itu ke arah Rias.
Rias  membuat perisai lagi namun dengan cepat hancur.

Dia menutup mata untuk meredam rasa sakit. Namun rasa sakit yang di harapkan tidak muncul.
Dia sedikit membuka mata dan membelalak.
Di sana Asborn berdiri dengan tegap menghalau serangan itu dengan tangan kosong.

Dia menatap Rias dengan tatapan marah.

"Sudah ku bilang untuk tetap diamn dan melihat!, Apa kau tuli?!"



Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang