Chapter 18

816 85 3
                                    

"lama tidak bertemu Shadow monarch"

Tidak salah lagi.
Seorang wanita duduk di sofa, rambut merah dan mata emas wajah yang sangat di kenali Asborn.
Dia menatap ke arah Asborn yang menuruni tangga.
Senyum kecil tercipta di bibirnya yang merah muda.

"Untuk apa kau datang kemari Monarch dragon!"

"Jangan seperti itu, pengecut!"

"...?!"

Bellion yang bersembunyi di bawah bayangan Asborn keluar.
Dia tidak bisa diam saja ketika tuannya di hina seperti itu.

"Tarik kembali ucapan mu jalang!!"

Ujung pedang mengarah ke leher.
Namun Monarch dragon mengabaikan hal itu.
Dia menganggap Bellion bukan ancaman sama sekali.

"Beraninya prajurit rendahan mengarahkan senjatanya padaku!"

Mata emas Monarch dragon menyala dan Bellion tersentak mundur.
Rasa panas menjalar ke seluruh tubuh.
Rasanya seperti terbakar.

"Hentikan Bellion!"

Asborn menyuruh Bellion untuk kembali ke dalam bayangan.
Dia tidak ingin Bellion menghilang.

Asborn duduk di depannya, dia membiarkan mana mengalir keluar dari tubuhnya.
Sekarang tidak ada waktu untuk menahan diri. Monster yang mampu menandinginya  orang yang lebih kuat darinya dalam hal kekuatan mentah.

"Awalnya aku berencana untuk membunuhmu"

Seketika lantai yang mereka pijak hancur, bangunan hampir tidak mampu untuk menopang dirinya sendiri.
Monarch dragon juga melakukan hal yang sama.
Hawa panas melelehkan benda sekitar.
Namun dia menarik kembali kekuatannya.

"Itu dulu namun saat aku melihatmu tertawa.."

Dia melihat ke atas untuk beberapa saat dan kembali menatap Asborn.

"Aku juga ingin merasakannya"

"Apa maksudmu?"

"Monarch dan Rulers sudah mencapai akhirnya, kami menang namun hanya aku yang tersisa"

"Jadi apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

Bangunan yang tadinya mau roboh sekarang sudah kembali seperti semula.
Asborn menggunakan kekuatannya untuk memperbaiki tempat.

Sekarang adalah saatnya.
Mata mereka saling bertemu dan suasana yang tadinya mencekam sekarang perlahan menghilang.

"Aku akan di sini menyaksikan apa yang kamu lakukan"

Jarinya menunjuk ke arah dada Asborn.
Tapi Asborn tidak semudah itu percaya padanya.
Dia tahu bahwa Monarch dragon merupakan orang yang licik.

"Apa jaminannya jika kau tidak akan mengacau?"

"Bunuh saja aku, aku tidak akan melawan"

"Kau!"

=============

Igris membawa Katrina di salah satu apartemen.
Ruangan itu sedikit gelap namun masih bisa melihat seluruh tempat.
Ruangan yang bergaya barat.

"Turunkan aku?!"

Katrina berteriak marah dia berusaha untuk kabur namun tubuhnya yang kecil tidak.bisa berbuat apa apa.

Igris mengabaikan teriakan Katrina, dia fokus untuk mencari seseorang.

"Azazil di mana kau?"

"Dia keluar, ada keperluan apa?"

Seorang pria berambut Silver keluar dari kamar.
Vali yang merasakan seseorang datang berjalan ke ruang tamu.

"Eh..kami akan di sini untuk beberapa waktu"

"Turunkan aku cepat!!"

"Siapa anak itu?"

Vali menunjuk gadis kecil di gendongan igirs.
Ini kali pertama dia melihatnya.

"Ini Katrina, anak angkat tuanku"

Vali tidak bertanya lebih lanjut.
Jadi Dia membiarkan igris di apartemennya.
Beberapa kali Katrina mencoba kabur namun dengan mudah igris menangkapnya kembali.
Terpaksa dia membuat Katrina pingsan agar tidak kabur lagi.

Tidak lama kemudian pintu terbuka.

"Kenapa kau ada di sini eh igris?"

"Hanya mengungsi sebentar"

"Rumah mu kebanjiran? Aku yakin rumah itu tak akan kebanjiran!"

"Bukan itu, hanya rekan tuan datang ke rumah"

Azazil bingung, jika hanya rekan yang datang kenapa dia harus pergi?.
Ini benar benar rumit.

Dia duduk di depan Igris dan melihat Katrina pingsan di sampingnya.

"Dia musuh atau bukan?"

"Kehadirannya tidak jelas tuan masih berbicara dengannya sekarang"

Azazil bangkit dari duduknya dan membuat lingkaran sihir.
Igris tentu saja bingung dia tidak bisa membaca pikiran orang.

"Kau mau pergi kemana?"

Vali juga ingin ikut dia tahu kemana azazil akan pergi.
Tapi azazil menolak hal itu, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di sana jika Vali si maniak bertarung ikut.

"Aku tidak bisa membiarkan seseorang mengacau di kota ini apa lagi ada perjanjian perdamaian tidak lama lagi"

Setelah menyelesaikan kata katanya dia menghilang. Mengabaikan igris yang ada di sana.
Igris menghela nafas dia tidak bisa berbuat apa apa sekarang hanya bisa berdoa.

"Tch orang tua itu!"

Vali kesal dia melihat ke arah igris dan Katrina.

"Kenapa?"

"Tidak ada!"

Vali pergi keluar meninggalkan mereka berdua di sana.

==============

"Kau!"

Monarch dragon benar benar serius, itu bisa dilihat dari matanya.
Tidak ada kebohongan dari setiap kata tapi Asborn tidak bisa percaya begitu saja.

"Aku akan mengawasimu setiap saat kau paham!"

"Oh tentu haha"

Senyumnya membuat Asborn jengkel seolah olah pembicaraan ini tidak ada artinya.
Ketika mereka sedang berbicara sebuah lingkaran sihir tercipta di ruangan itu.

"Ada apa azazil"

"Aku dengar temanmu datang dan aku kemari untuk melihat dia sebuah ancaman atau bukan"

Matanya melihat ke ruangan dan berhenti di depan Asborn. Wanita yang cantik baginya. Tapi hawa di sekitarnya sangat berbahaya instingnya mengatakan untuk tidak dekat dekatnya.

"Glugh.. Asborn jika dia mengacau di kota ini itu tidak akan berakhir dengan mudah kau tahu kan maksudku?"

Keringat dingin mengalir dari dahinya saat dia mengatakan itu.
Padahal dia belum bertarung namun bisa di rasakan jurang kekuatan mereka terlalu besar.
Berbeda dengan Asborn yang menyembunyikan kekuatan miliknya.
Sosok itu membiarkan mananya sedikit bocor dan hawa di sekitarnya sangat tidak nyaman.

Asborn tidak menjawab dia melihat azazil sekilas dan kembali lagi ke Monarch dragon.
Sekarang menghindari pertarungan adalah prioritas utama.
Asborn tubuhnya masih berupa roh, mempertahankan keberadaan membuatnya lelah.
Di tambah kedatangan Monarch dragon yang sudah mendapat  wadahnya membuat Asborn tersudut.

Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang