Chapter 20

764 65 0
                                    

Ketika aku bertemu dengan "NYA".

Ini terjadi pada tahun 300 kalender Lunax.
Di kerajaan Farnesse, aku menjadi lulusan terbaik ksatria.
Orang tuaku meninggal saat aku masih kecil. Untuk bertahan hidup di dunia dimana yang kuat menindas yang lemah.

Aku berusaha untuk tetap berdiri dan menentang keadilan.
Banyak anak anak yang bernasib sama sepertiku.
Dan aku membuat kelompok bersama mereka.
Kami semua melakukan pekerjaan kotor seperti mencuri dan membunuh jika di perlukan.

Sampai kelompok kami menjadi semakin besar.
Banyak orang orang yang bergabung dan keluar. Aku tidak menyangka akan seperti ini. Ketika aku memiliki uang untuk hidup sendiri, aku mulai masuk ke dalam akademi ksatria.

"Kami akan merindukanmu igris"

"Yah, jangan lupakan kami atau kau akan menyesal"

"Terima kasih semuanya!"

Aku melambaikan tangan kepada mereka.
Aku tinggal di kota terbesar ke tiga di kerajaan Farnesse.
Kota Kifa.
Pusat perdagangan dan memiliki Akademi Ksatria terbaik sekerajaan.

Pintu masuk Akademi ramai itu karena sekarang adalah saat ini di buka pendaftaran untuk gelombang pertama.

Aku juga memasuki antrian dan banyak tatapan di arahkan padaku.
Aku tidak tahu apa yang aneh, aku maju dan menulis formulir itu.

"Kamu tidak memiliki orang tua?"

Seorang staf bertanya padaku saat dia melihat formulir yang ku tulis.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ah begitu itu tidak masalah"

Aku bersyukur, aku kira akan di tolak karena tidak memiliki orang tua.
Aku masuk ke akademi dan melihat banyak murid berlatih di halaman.

Mataku berkilau melihatnya.
Sebagai murid baru aku akan melakukan yang terbaik.

Tangg

Bunyi pedang memenuhi telingaku. Aku menjadi semakin bersemangat.
Satu hal kenapa aku sangat ingin menjadi seorang Ksatria adalah karena mereka keren. Bagaimana mereka bertempur demi kerajaan dan melindungi yang lemah.

Saat aku berjalan melihat liat tanpa aku sadari seseorang menabrak diriku.
Dia memiliki tubuh yang sedang dan berumur Sama seperti aku 17 tahun.
Mata hbiru dan rambut pirangnya mengingatkannya tentang seseorang.

"Brukk.. aduuhh"

Dia jatuh terduduk dan aku mengulurkan tangan.
Tubuhnya hanya setinggi leherku.

"Maafkan aku"

Aku sedikit membungkuk sebagai permintaan maaf.
Dia juga melakukan hal yang sama.
Kurasa dia gadis yang baik.

"Ah tidak aku yang seharusnya minta maaf, maafkan aku!"

Kami terus melakukan hal itu.
Orang orang melihat kami dengan tatapan aneh.

Setelah itu kami berjalan bersama dan sedikit berbincang.
Masa masa yang bisa ku anggap menyenangkan.

Akademi akan melatihmu selama lima tahun sebelum kamu masuk ke dalam barusan Ksatria.
Aku melakukan dengan serius dan hasilnya mengejutkan aku.

"Lulusan terbaik akademi Igris"

Ketika namaku di panggil seluruh orang yang berkumpul di auditorium bersorak.
Aku maju ke depan dan menerima sertifikat ku sebagai lulusan terbaik.

10 tahun setelahnya aku menjadi wakil komandan.

Itu terbilang sangat cepat namun setelah melihat merit ku dalam perang atasan menunjukku sebagai wakilnya.
Aku sangat senang mendengarnya.

Dan perang berkobar antara kerajaan Farnesse dan kerajaan Laderbugh.
Perang berlangsung selama tiga tahun.

Komandan dan aku memimpin pasukan yang berjumlah 5000 orang.
Kami berjalan ke Medan perang timur sebagai bala bantuan.

Butuh waktu satu hari bagi kami dapat sampai di sana.

Setelah sampai di atas bukit, aku berteriak ke para prajurit yang ada di belakang untuk berhenti.
Menunggu pasukan pengintai dan melakukan serangan kejutan.

Pasukan pengintai datang dan memenuhi tugas mereka.
Kami semua maju dan mengejutkan musuh seperti yang di harapkan.

Pasukan kami berhasil menghalau serangan musuh namun itu belum semuanya.
Darah darah yang menggenang bergetar.
Dari kejauhan pasukan bala bantuan musuh datang.
Itu tidak ada di rencana. Aku melihat komandan.

"Apa yang harus kita lakukan pak!"

"Serang!"

Aku mengangguk dan memberi perintah ke pada para prajurit untuk maju.
Tubuh mereka sedikit bergetar.
Itu wajar saja jumlah musuh tidak masuk akal.
Hanya dalam melihatnya kau akan tahu itu berjumlah lebih dari 100.000.

Sementara prajurit yang aku pimpin tersisa empat ribu orang di tambah pasukan yang ada di benteng sepuluh ribu orang.
Tidak ada harapan kami akan kalah.
Tapi kami tidak akan diam saja setidaknya kurangi jumlah mereka sebanyak yang kita bisa.

Bentrok tak terelakkan pasukan musuh mendorong kami.
Aku menyerang dengan membabi buta.

"Aaaaaaaaaaaaaa!!"

Tombak musuh menusuk dadaku dan tangan yang masih memegang pedang aku luncurkan kepada orang yang menusukku.

Pasukan kami kalah.

Ketika aku berada di kegelapan seseorang berteriak padaku.

[Arise]

Aku terbangun kembali dengan tubuh baru dan kekuatan baru.

Aku berlutut di hadapan orang itu.
Sosok yang sangat hebat dan berwibawa.

Di dataran yang luas tanah di penuhi mayat dan bau busuk menyebar ke udara.

Aku melihat itu semua pasukan musuh telah di kalahkan. Di tangannya sebuah pedang hitam dapat ku lihat. Itu berlumuran darah.
Hanya melihat sekilas aku bisa mengerti.

"Terima kasih"

"Aku melihat mu dari atas bagaimana kamu tidak gentar terhadap musuh
mu padahal kau yakin akan mati,kamu benar menarik, Igris"

Aku menganggap itu sebagai pujian dan rasa terima kasih karena membantu kami dalam perang.

(Gw gak tahu mau buat apa jadi gw tulis aja begitu)






Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang