Chapter 14

851 86 0
                                    

Butuh waktu tiga jam bagi mereka untuk sampai dalam berjalan kaki.
Bagi manusia biasa untuk berjalan dan menaiki bukit selama tiga jam mungkin mustahil apa lagi mereka membawa barang bawaan yang berat.
Tapi sekarang mereka iblis, iblis memiliki stamina yang jauh lebih besar dari pada manusia.

"Apa kita tidak bisa istirahat sebentar"

"Kurasa yang Issei katakan benar.. kita sudah berjalan sejauh ini kenapa tidak istirahat sebentar?"

Asborn mencibir, Rating game akan berlangsung Minggu depan sekarang tidak ada alasan untuk istirahat.

"Tidak ada istirahat sekarang kalian lari lima putaran cepat!"

"Hugh!"

Walaupun mereka iblis tapi stamina mereka tetap terbatas.
Asborn bisa melihat Issei dan Asia mulai kelelahan di putaran kedua.
Dan yang lain, Stamina mereka lumayan namun latihan baru saja di mulai.

Malamnya.

Kamar tidur perempuan dan laki-laki di pisah.
Laki laki tidur di lantai satu dan perempuan di lantai dua.

Asborn menepuk tempat tidur.
Kasur lumayan empuk dan bersih walau vila ini jarang di gunakan tapi seluruh tempat bersih.
Itu karena di sekitar vila sudah di tanami barrier yang membuat kotoran dan tikus tidak bisa masuk.

"Dengan kekuatan mu yang sekarang mustahil bagimu untuk memenangkan Rating game ini"

"Apa maksudmu mu?"

"Kau ingin menyelamatkan Rias bukan?"

"Tentu saja aku tidak akan membiarkan si bajingan itu mengambil ketua!"

Issei menyatakan dengan semangat namun Asborn tidak menunjukan reaksi apapun.
Dia melihat ke atap.

"Dengan kekuatan mu saat ini itu tidak mungkin kau akan tumbang dalam satu serangan oleh karena itu kau akan ku latih langsung besok pagi"

"bukankah kau akan membantu kami?"

"Ya, untuk sekarang"

Keesokan harinya

Sinar matahari menyinari tanah sekitar.
Semua anggota klub melakukan peregangan seperti yang Asborn minta.

"Baiklah sekarang Issei maju ke depan"

Seperti yang di intruksikan, Issei maju ke depan.

"Serang aku dengan seluruh kemampuan mu"

"Kau yakin?"

Dia ragu ragu tapi ingatan tentang dirinya yang di kalahkan dalam satu pukulan melintas di kepalanya.
Keraguan menghilang dalam sekejap, dia memanggil sacred gear miliknya.

Sebuah Gauntlet merah muncul di tangannya dan bola hijau menempel di punggung tangannya.

Dia bersiap siap dan mulai menyerang.

"Hiyaa!"

Pukulan demi pukulan dia lancarkan, namun Asborn tidak menunjukan tanda tanda kesakitan. Bahkan di a tidak terdorong mundur.

"Apa?!"

Itu mengejutkan semua orang, mereka tahu dia kuat tapi mereka tidak tahu bahwa Asborn sekuat itu.

Asborn menatap Issei dengan tatapan mencela.
Issei melompat mundur dan sebuah suara keluar dari Gauntlet nya.

"Boost boost boost, explosion!"

Cahaya hijau di tembakan ke arah Asborn.
Itu menghancurkan segala sesuatu dalam lintasan.

Tapi..

"Bagaimana?!"

Asborn masih berdiri tegap tidak bergeming sedikitpun.
Baginya itu bukan sebuah ancaman.
Dia menepuk bajunya nya yang kotor dan berjalan ke arah Issei.

Melihat hal itu Issei memasang kuda kuda dan akan menyerang.
Tapi serangan tidak datang, Asborn menepuk bahu Issei dan tersenyum.

"Kerja bagus, sekarang lari sepuluh putaran!"

"Ehh!"

Issei terkejut dan dia mulai.

"Asia"

"Iya"

Asia maju dan sebuah meja muncul di hadapannya.
Dia berdiri dengan gugup, kakinya sedikit bergetar tapi dia memaksa untuk tetap berdiri tegap.

"Asia apa kemampuan mu?"

Asborn bertanya dengan lembut.

"A-aku bisa menyembuhkan!"

Asborn sedikit berpikir dan sebuah ide terlintas di benaknya.
Mana berkumpul di atas meja tidak lama kemudian seekor kelinci muncul.
Di seluruh tubuhnya terluka dan hampir mati.

Asia terkejut melihatnya, tanpa berpikir panjang dia mulai menyembuhkan.

Puas melihat reaksinya dia kembali memanggil yang lain.
Jantung berdetak kencang dan atmosfir terasa berat.
Keringat keluar dari wajah mereka.
Asborn memandang dan berhenti di Kiba.

Kiba terkejut dan mengalihkan pandangannya dari Asborn.
Dia tersenyum sedikit.

"Kiba kau selanjutnya!"

Hari demi hari mereka jalani dengan susah payah.
Ini hari terakhir sebelum mereka bertanding.

"Aku sudah melatih kalian sejauh ini jadi lakukan yang terbaik"

Asborn sedikit memberi mereka semangat.
Mungkin waktunya terlalu singkat untuk latihan apa lagi lawan mereka adalah seorang yang sudah berpengalaman dalam Rating game.

"...um."

Koneko mengangkat tangannya dia ingin mengatakan sesuatu dan yang lain juga sama.

"Ada apa?"

"Bukankah kau akan ikut dalam Rating game besok?... Kenapa kata katamu seperti kau tak akan ikut?"

Yang lain juga mengangguk.

"Aku akan ikut sebagai penonton tapi tenang saja aku akan turun tangan jika situasi mulai kacau"

Suasana menjadi lebih ringan, tekat kuat terpancar dari mata mereka.
Kekuatan mereka meningkat dalam satu Minggu.
Issei yang paling menonjol dari yang lain.
Sekarang dia bisa memasuki mode Balance breaker walau hanya tiga puluh detik.
Itupun harus mengorbankan tangannya.

Sekarang sudah waktunya untuk kembali.
Rias membuat lingkaran sihir, Anggota klub yang lain berkumpul di dekatnya dan mereka menghilang.

Asborn di tinggal sendirian di sana.

"[Shadow exchange]!"

Bayangan hitam menelan dirinya dalam sekejap dia sudah muncul di klub penelitian ilmu gaib.
Itu mengejutkan semua orang yang ada di sana.





Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang