Chapter 39

316 33 6
                                    

"~hei bangun.."

Suara samar memaksa ku keluar dari mimpi indah.

"....."

Aku masih tidak bisa bergerak karena bantal ini lebih nyaman dari yang ku duga.
Diri ku ingin bangun namun itu tidak bisa karenanya.
Apa karena bantal yang di pesan memiliki kualitas yang sangat bagus hingga terasa seperti surga.

Aku masih ingin tidur lebih lama begitu pula dengan tubuh ku.
Mereka tidak mau bergerak sedikit pun.

"Ini sudah pagi jadi bangunlah.."

Sekali lagi telinga ku di usik oleh suara itu.
Aku mencoba untuk membuka mata ketika cahaya matahari masuk terlalu banyak membuat ku sulit untuk melihat.

Butuh beberapa saat agar kembali normal dan ketika semua visi ku mulai berjalan semestinya, sebuah bayangan muncul di depanku.

"..Alicce?"

Kata pertama yang ku ucap ketika melihatnya.
Dari bawah aku melihat senyum yang tak pernah ku lihat sejak kami di ciptakan.
Bahkan ini lebih cerah dari sinar matahari itu.

"Sepertinya kamu sangat menyukai ini.."

Dia berkata dengan santai walau aku bisa merasakan banyak emosi pada setiap kata, emosi yang tak ku mengerti.

"Apa.!"

Aku buru buru bangun hingga punggung ku terasa lelah.
Sebelum aku menyadarinya, aku tidur di antara pahanya.
Dan lebih dari itu bagaimana aku tidak bisa menyadarinya?.
Aku yakin tingkat sense ku berada pada ketinggian yang menghawatirkan.

"..Jika itu kamu seharusnya aku bisa memakluminya.."

Kita di ciptakan sama dan tidak heran kalau dia bisa melakukan sesuatu seperti ini.
Tapi ini juga membuat ku sedikit khawatir.
Kurasa tempat yang damai ini perlahan mengubah ku.
Perasaan dingin yang tangan ku rasakan memberi banyak ketenangan.

".. Segera bersiap siap atau kita akan terlambat"

Ah..Benar sekolah itu sesuatu yang harus ku lakukan pertama kali.
Tempat di mana banyak hal terjadi dalam waktu bersamaan.
Hanya di sana aku bisa merasakan rasa lelah..

"Kurasa kamu benar.."

Dan beranjak dari dinginnya lantai menuju kamar mandi.
Hari ini terasa lebih berbeda.

Rumah yang kami miliki lebih nyaman dari pemberian Azazil.
Dia sama sekali tidak mementingkan kenyamanan dan hanya memberi ku rumah.
Kurasa aku tidak bisa menyalahkannya karena aku hanya meminta.
Ini penghinaan untuk diri ku.

Saat aku ingin membuka pintu, pandangan ku tertuju pada pintu setengah terbuka.

Aku ingat pintu ini, itu adalah kamar Katrina.
Sudah jam berapa dan ku harap dia sudah bangun.

Aku mengintip sedikit dan di atas kasur Katrina masih tertidur.

Masuk ke kamarnya, sebuah hiasan imut terpampang di dinding kamar.
Lampu berkedip kedip menampakkan warna berbeda.
Dan ini adalah style yang Katrina Suka.

Jam weker menunjukkan pukul 6 lebih sedikit.
Biasanya dia akan bangun tapi sepertinya itu tidak akan.
Menghiasi kamar dalam waktu satu malam pasti menguras energinya.

"Katrina.."

Suara ku sulit untuk keluar itu karena aku tidak ingin mengagetkan dirinya.
Dia masih kecil.

Melihatnya tidur bukankah ini terlihat lebih indah.
Dirinya yang tertidur pulas terlihat sangat imut.

"Kurasa bukan waktunya untuk itu..."

Dia harus sekolah dan aku tidak ingin Katrina menjadi orang yang bodoh, tidak akan.

"U-um.."

Segera tidak lama kemudian, Katrina terbangun.
Dia membersihkan matanya yang menurut Asborn itu lucu.
Rambut ungu tergerai secara berantakan.

".. Segera mandi atau kita akan terlambat"

Asborn merasa de Javu saat dia mengatakan itu.

"Um..~Baiklah.."

Asborn yang melihat penampilan Katrina, perlahan merapikannya.
Tangan yang lebih besar secara halus memperbaiki penampilan Katirna.
Dia tidak pernah melakukan ini tapi Asborn berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Waktu terus berjalan dengan cepat mengubah malam menjadi pagi cerah.

"... Bagaimana dengan kelas mu, Katrina kamu memiliki banyak teman?"

Asborn bertanya ketika mereka terus berjalan.
Dia tahu semua yang terjadi di sekolah Katrina tapi Asborn lebih suka jika itu keluar langsung dari mulutnya.
Mendengar hanya memberinya rasa penasaran.

"Ya..mereka sangat baik walau ada beberapa anak yang mencoba menganggu tapi tidak perlu khawatir aku sudah menanganinya.!"

Wajah cerah Katrina mengatakan semuanya tanpa menyembunyikan apapun.
Dia sangat bersemangat.

'..Aku lebih khawatir dengan anak yang kamu beri pelajaran..'

"Baguslah dan jangan tunjukkan sihir pada mereka, paham?"

"Akan ku ingat."

Itu menjadi awal untuk segalanya untuk kehidupan baru Katrina.
Dia yang terlahir sebagai pemegang Scread gear harus bisa menguasai benda itu sepenuhnya.
Karena banyak orang ingin mendapatkan benda itu.
Dan di sinilah Asborn berperan.

Melalui bayangan dia menaruh Shadow soldier padanya.
Shadow soldier akan melindunginya jika Katrina tidak mampu bertahan.
Hanya dengan ini perasaan cemas dapat di obati.

"..Kamu tidak bertanya sesuatu padaku?"

Alicce berkata dengan tidak senang.
Dia melihat mereka dalam dunianya sendiri sementara dirinya hanya diam dan melihat.
Ini seperti dirinya tidak di butuhkan.

"...Bukankah kamu bisa menjaga diri sendiri dan juga kamu sudah dewasa Alicce.."

Apa yang di katakan Asborn tidaklah salah namun perkataan itu membuat Alicce merasa di asing kan.
Meraka memiliki banyak kenangan bersama walau itu kurang bagus..

".. A-apa!.. kalau begitu jangan bicara padaku lagi!"

Alicce menaikan suaranya dan berjalan lebih cepat meninggalkan mereka berdua di belakang.

Asborn dan Katrina saling memandang merasa bingung.
Dia yabg tiba tiba marah membuat semua orang kebingungan. Atau hanya Asborn saja.

".. sepertinya kamu harus sedikit lebih peka"

"HM?.."

******

Ting Ting

Bell menandakan waktu istirahat di mulai.
Laki laki dan perempuan segera keluar kelas.
Meninggalkan Asborn sendirian di sana.

Kelas yang sebelumnya ramai kini kembali sunyi.
Suara angin dan jam mendominasi segalanya. Asborn menutup mata untuk itu.
Susana hening ini berapa lama dia tidak merasakannya.

Shussss

Angin bertiup kencang membawa tamu tak terduga..
Di atas jendela, seseorang berdiri dalam diam, mengamati orang di depannya.

"Sepertinya kamu sangat bosan, Asborn"

"Ada apa Vali?"

Asborn tidak melihatnya dia masih menutup mata.
Vali yang melihat hanya diam.

Biasanya dia akan marah namun kali ini tidak bisa.

"..nanti malam kamu akan kedatangan tamu"

"Siapa?"

Vali diam untuk beberapa saat.

"Kau akan tahu setelah melihatnya.."











Sovereign Of Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang