~Flashback~
"Hyung.... Yuta hyung.... Sakit sekali... Sakit... Hyung" Winwin terus memegang perutnya, rasa sakit yang tidak dapat ia jelaskan. Rasa sakit yang membuat Winwin memilih untuk mati dibandingkan merasakannya demi hidup. Yuta berlari menghampiri Winwin, ia mengejapkan matanya. Terlihat pada matanya kebencian yang mendalam, rasa sakit yang dirasa Winwin merupakan sihir hitam. Yuta tidak tau siapa yang mengirimnya, ia mencoba merapalkan berbagai mantra untuk meredakan sakitnya Winwin.
Berbagai cara telah Yuta coba, semua sia-sia Winwin tetap mengerang kesakitan yang menyayat hati bagi siapapun yang mendengar. Yuta berteleportasi menuju kediaman Taeil setelah menitipkan Winwin kepada pelayan disana, meminta pertolongan pada Doyoung sang ahli ramuan.
"Hyung.... Ku mohon tolong Winwin, ia mengerang"
"Kembalilah Yuta.. aku akan menyusul bersama Doyoung"
Yuta bergegas kembali pada Winwin, Winwin mulai kehilangan harapan hidup. Sihir hitam itu sudah mengambil separuh nyawanya. Tak berapa lama Taeil dan Doyoung datang, Doyoung langsung memberikan ramuan kepada Winwin. Wajah Winwin mulai membaik, nafasnya mulai teratur.
"Hyung maafkan aku, tapi.... Anakmu tidak bisa diselamatkan"
Yuta hancur, sehancur-hancurnya ia tidak tau bagaimana harus menjelaskan pada Winwin bahwa anak yang mereka tunggu selama ini telah tiada. Yuta luruh dilantai dengan tangannya tetap memegang Winwin, winwin kehilangan kesadaran setelah meminum ramuan yang diberikan doyoung.
"Yuta... Kau tau sihir yang bisa memasukkan jiwa kedalam tubuh manusia bukan? Sihir kuno yang terlarang itu"
"Ya... Aku masih mengingatnya, ada apa hyung?"
"Kau tau bahwa jiwa makhluk yang meninggal tragis akan terus mengembara sampai jiwa itu menyerah dan kembali pada pemilik aslinya"
"Hyung...." Yuta menelan ludah dengan susah, iya menyadari arah pembicaraan ini. Ia tau sihir itu akan beresiko padanya, hal itu menyeret dirinya pada kematian.
Mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa. Demi Winwin ia rela harus ikut terseret dalam permainan takdir ini, tidak ada pilihan lain selain menggunakan sihir itu.
"Baiklah hyung, kita lakukan sihir itu"
Sihir kuno tentu perlu tumbal untuk menggunakannya, yuta mengorbankan tangan kirinya sebagai persembahan. Pengorbanan ini tidak secara jelas yuta mengorbankan tangan kirinya tapi... Tangan kirinya tidak bisa digunakan untuk menyihir. Bisa dibilang ia kehilangan sebagian kekuatannya, itu sepadan untuk mengembalikan anaknya. Tidak bukan anak aslinya melainkan jiwa seseorang yang akan menjadi anaknya.
Yuta memfokuskan dirinya, ia tersedot kedalam dimensi yang berbeda. Ia menemukan seorang laki-laki yang menunduk, berbeda dengan makhluk makhluk yang berupaya meraih tangan Yuta. Semua makhluk disana mengetahui Yuta, bukan sesuatu yang baru bagi Yuta untuk masuk kedalam dimensi ini. Pandangan Yuta terkunci pada makhluk itu, ia bergegas menghampiri laki-laki kecil itu.
"Mengapa kau bisa berada disini"
"Ahjussi tolong aku... Aku tidak tau kenapa bisa berada disini, aku ingin pulang. Jaehyun menungguku di rumah, aku meninggalkannya dalam keadaan terluka" anak kecil itu masih menangis, suaranya terdengar lirih. Yuta mengetahui kematian laki-laki itu tragis, ia dibunuh dengan jantung terpisah dari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mate
Werewolf~Desember 1850~ Untuk pertama kalinya dinginnya salju menusuk kedalam jantung, mata tajamnya seolah kosong menatap kobaran api yang melahap tubuh kecil diatas altar persembahan. Tidak ada seorangpun yang menyangka tragedi 500 tahun yang lalu akan te...