Bab 10

3.4K 452 26
                                    

~Hutan Zelena~

~Hutan Zelena~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke.... Kita akan berlatih disini"

"Baba tidak salah? Tidak ada lahan datar yang luas" Renjun memandang sekeliling, tidak seperti tempat latihan biasa mereka. Tempat baru ini benar-benar hutan, meskipun mereka belum masuk kebagian tergelap dan terdalam dari hutan ini. Tapi nuansa mencekam sudah mulai terasa.

"Baba merasa ada yang salah dari metode belajar kita. Hmmm.... Baba ingin mencoba untuk menarik energi dari dirimu secara paksa"

"Baba apa injun tidak berbakat dalam sihir?" Renjun menatap kakinya, ia sangat kecewa pada dirinya. Ia tau betapa berusahanya baba untuk melatihnya

"Metode yang baba ajarkan dulu tidak sepenuhnya gagal sayang, injunie sekarang mulai bisa mengontrol pendengaran dan suara-suara yang menganggu injunie. Sedangkan sekarang baba terpaksa harus melatih injunie keras"

"Injun akan berusaha keras, injun ga mau mengecewakan baba"

"Apapun yang injunie lakukan, baba bangga dengan injunie"

Merekapun mulai melakukan latihannya, Yuta memicu ledakkan energi disekitarnya. Iya melemparkan bola energi ity ke pohon dibelakang Renjun, bola itu melintas tepat disamping telinga Renjun dan membakar ujung rambutnya. Mata Renjun terbelalak ia tidak menyangka metode yang digunakan babanya adalah benar-benar bertarung.

"Sayang... Tidak ada waktu untuk mengagumi apa yang lawanmu lakukan, kau harus bergegas membalas serangannya" setelahnya Yuta kembali melempar bola-bola energi, semakin lama bola-bola itu semakin banyak. Renjun terus berlari untuk menghindarinya, ia tidak sadar mulai masuk wilayah terdalam dari hutan

 Renjun terus berlari untuk menghindarinya, ia tidak sadar mulai masuk wilayah terdalam dari hutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun kehilangan jejak, ia tidak berani meminta tolong. Ia berdoa semoga babanya mencarinya, iya mencoba berjalan kembali tapi semua itu sia-sia iya kembali pada tempat yang sama. Berkali-kali ia mencoba tetap semuanya sia-sia selalu berakhir di tempat yang sama.

"Baba.... Baba.... Injun takut.... Kumohon baba... Tolong injun....." Renjun mulai meneteskan air matanya, kegelapan semakin mencekam. Bunyi burung hantu saling bersaut-sautan, gesekan antar ranting memberikan suasana yang mencekam padanya. Ia ingat pesan babanya untuk fokus dan mengumpulkan energinya. Ia mulai memejamkan matanya.

Beautiful MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang