Side Story

2K 252 0
                                    

Orang bilang cinta itu sederhana...
Tapi mengapa pada akhirnya komunikasi menjadi alasan kehancuran...
Orang bilang selama yang tercinta disisimu segalanya terasa bahagia...
Tapi mengapa selalu ada perselisihan yang menjadi pemisah....
Orang bilang hidup dengan yang mencintai akan lebih indah...
Tapi bagaimana jika harapan itu yang menjadi jurang tanpa dasar....
Orang bilang cinta sejati terlalu semu...
Tapi bagaimana jika cinta itu menjadi alasan untuk tetap berjalan diatas es....
Orang bilang tidak ada cinta yang abadi...
Tapi bagaimana jika cinta itu yang dibawa dengan kematian...

Renjun terbangun dari mimpinya, ia merasa tangan yang melingkar dipinggangnya. Deru nafas terdengar lembut berbanding dengan dirinya yang kacau, rentetan kejadian membuatnya akut untuk melangkah.

Ia tidak takut akan kematian, yang ia takutkan orang yang ia tinggal karena kematian dirinya.

Jantungnya berdetak sangat cepat, gambaran itu masih nyata. Cepat atau lambat ia tau akan ada sosok replika dirinya didalam perut.

Tangan Yoonoh terasa hangat membuat dirinya cukup tenang, ia semakin merapatkan tubuhnya pada Yoonoh. Ia mencoba mencari kehangatan dalam dekapan itu.

"Are you oke dear?" Yoonoh mencoba bertanya dengan mata masih tertutup

Renjun hanya mengangguk, ia belum siap untuk menceritakan segalanya. Potongan puzzle ini terasa berantakan, dan ia menyadari bukan dirinya ataupun Jaehyun yang bisa memasang potongan-potongan ini

"Hyung..."

"Kita berbicara yang baik-baik saja oke?"

"Tapi hyung!"

"Simpan segala ketakutanmu sayang, segalanya akan baik-baik saja"

"Apa alpha ataupun Jeffrey akan baik-baik saja?"

"Aku harap mimpimu hanya bunga tidur, jika itu masa depan.... Ku harap hanya kebaikan yang terwujud"

"Aku ingin kita bahagia bersama"

"Jika bukan saat ini... Di masa yang akan datang kita akan wujudkan itu"

"Apa hyung tak merasa aneh... Hyung iblis  tapi bersikap malaikat, sedangkan Alpha... Serigala berbulu domba"

"Jika Jaehyun tau dia pasti akan marah"

"Dia berubah setelah pengangkatan dirinya menjadi alpha, apa semua alpha seperti itu?"

"Terkadang tahta dan kekuasaan bisa membuatmu lupa siapa dirimu sebenarnya"

"Awalnya aku memaklumi hyung, alpha bersikap seperti itu untuk melindungiku. Ia tak ingin semua mengetahui bahwa aku kelemahan alpha"

"Berhenti jika kau tak sanggup melanjutkannya sayang" Renjun kembali menggeleng mendengar ucapan Yoonoh

"Kami terlalu larut dalam peran yang kami mainkan, hyung mungkin menyadarinya. Alpha tak mudah menyampaikan apa yang ia inginkan"

"Meski aku ingin menolak mengakui tapi kau benar sayang, aku juga tak sepenuhnya membenci tapi terkadang sikapnya yang kelewatan membuat amarahku meningkat... Tanpa sadar aku terseret pada pertengkaran tak berujung, berakhir aku terbiasa dan mulai menikmati pertengkaran dengannya"

Renjun memainkan jari-jari Yoonoh, dengan dagu Yoonoh bertumpu pada bahu Renjun. Mereka menikmati saat ini, sejujurnya Renjun lebih berharap ini menjadi mimpinya tapi kenyataan mimpinya terasa lebih menakutkan dibanding kenyataannya sekarang.

Beautiful MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang