~1 bulan kemudian~
Badan Renjun terasa panas, bahkan untuk membuka mata seakan sulit. Ia mencoba meraba tempat disampingnya, ia merasakan rasa yang dingin disana. Jaehyun telah pergi.
Renjun mencoba untuk bangun, pandanganya terasa berputar-putar. Kakinya terasa lemas,ia menahan beban tumbuhnya pada dinding. Ia mencoba perlahan-lahan berjalan
Nafasnya terasa berat padahal ia baru sampai di koridor, perjalanannya masih panjang menuju ruangan Jaehyun
"Al... Pha" Renjun mencoba melakukan mind link
Jaehyun terkejut mendengar mindlink dari Renjun, ia yang sedang pertemuan menghentikan pertemuan itu secara sepihak. Jaehyun bergegas menuju kamar. Di koridor ia melihat renjun berjalan sempoyongan dengan bertumpu pada dinding
"Luna" Jaehyun langsung merengkuh tubuh Renjun, tangan kanannya ia tempelkan pada dahi Renjun. Tangan itu langsung merasakan panas yang menyengat
"Alpha pusing" mata Renjun menutup sempurna, ia tak kuat untuk hanya sekedar membuka matanya
Jaehyun mengendong Renjun kembali ke kamar, semua rencana yang telah ia siapkan kembali menjadi sia-sia. Meskipun kesehatan Renjun adalah prioritasnya menyadari rencananya gagal ada rasa kecewa dalam dirinya
"Luna.... Sekarang kau seperti sedang mengerjaiku" Jaehyun telah memastikan Renjun telah tidur hingga ia mulai berbicara sendiri
"Entah untuk kesekian kalinya aku ingin nelamarmu dan kembali gagal" Jaehyun mengusap lembut tangan Renjun yang berada dalam genggamanya
"Aku sudah menghias taman dengan sempurna, engkau mendadak pergi" Jaehyun merapikan poni Renjun dan mengusap butir keringat yang muncul di dahinya
"Bahkan aku sudah mulai lelah menghitung berapa kali engkau sakit tepat pada saat aku ingin melamarmu" Jaehyun mengusap pipi Renjun
"Aku tidak apa-apa sayang, sungguh jika hanya ini. Aku masih sanggup bertahan dibandingkan penantianmu saat itu" Jaehyun menarik nafas sedalam yang ia bisa sebelum ia menghembuskan perlahan
"Terima kasih untuk kesabaranmu, terima kasih untuk tetap bertahan, dan terima kasih untuk mencintaku" Jaehyun mencium bibir Renjun dengan cepat, ia tak ingin menganggu Renjun dan membuatnya terbangun
Jaehyun kembali memastikan Renjun tertidur, sebelum ia beranjak dari kamar. Ia perlu memberitahu yang lain acara lamaran itu gagal dan meminta xiaojun untuk memeriksa Renjun kembali.
Jaehyun menutup pintu dengan pelan, ia berjalan ke ruangannya. Ia perlu mendiskusikan ulang kapan acaranya dapat berlangsung
"John..."
"Aku paham jay, aku sudah mengurus semuanya"
"Terima kasih"
Johnny yang mengetahui Jaehyun beranjak dari tempatnya mulai menyadari hal yang tidak beres telah terjadi. Ia langsung melakukan midlink dengan kepala pelayan untuk mencari informasi mengenai mereka
Johnny yang mengetahui Renjun kembali sakit bergegas meminta penjaga dan pelayan membereskan acara yang seharusnya melangsung hari ini. Mereka kecewa karna kembali tak dapat memberikan hasil kerja mereka pada Renjun
"Apa yang harus kulakukan John"
"Beristirahatlah, mungkin Luna perlu dirimu disampingnya. Acara ini memang penting tapi kesehatan luna lebih dari itu"
"Aku merasa aneh, mengapa luna berkali-kali sakit"
"Apa luna hamil?"
"Xiaojun sudah mengeceknya, aku pada awalnya berpikir seperti itu. Tapi kenyataan berkata lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mate
Werewolf~Desember 1850~ Untuk pertama kalinya dinginnya salju menusuk kedalam jantung, mata tajamnya seolah kosong menatap kobaran api yang melahap tubuh kecil diatas altar persembahan. Tidak ada seorangpun yang menyangka tragedi 500 tahun yang lalu akan te...