~Ruang Pribadi Yuta~
"Dimana dia bersembunyi.... Aku tidak menyangka malah Taeyong menjadi salah satu kunci permasalahan ini" yuta kembali menondar-mandir di ruangab itu
Yuta mencoba mengingat secara spesifik dimana ia melihat Taeyong dan sosok pria yang bernama guanlin itu berada, ia harus segera menemui Taeyong, jelas ia sadar bahwa Taeyong sudah diatas dirinya terlebih ia telah menumbalkan kemampuannya. Ia mencoba berbagai kemungkinan logis terhadap sikap Taeyong.
"Penelitian.... Hybrid.... Rouge...." Yuuta terdiam sejenak
"Jaehyun.... Mereka mengincar Jaehyun, tidak.... Tapi kebangkitan iblis dalam dirinya"
Ketukan pintu membuyarkan pikiran yuta, ia mengarahkan pandangannya ke pintu dan menyuruh masuk orang dibelakang sana. Ia melihat wajah Winwin di hadapannya sekarang, ia meraih Winwin dan mencium kedua pipinya gemas. Ia mencoba melupakan sejenak segala pemikiran burukmya tadi, Winwin terlalu sayang untuk dilewatkan.
"Baobei..... Apa yang membuatmu kemari sayang?" Yuta masih mencium tengkuk Winwin dengan kedua tangannya merengkuh tubuh Winwin.
"Ahhh.... Hyung... Hentikan... Ini geli"
"Kau belum menjawabku sayang" Yuta masih melanjutkan kegiatannya
"Aku... Mencarimu untuk menanyakan mengenai Renjun" Yuta melonggarkan pelukannya dan membalikkan tubuh Winwin untuk menghadapnya.
"Ia bilang telah mencoba telepati dengan Jaehyun dan ia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk melanjutkannya"
"Aku tidak menyangka efeknya seperti itu, ramalan itu mungkin benar.... Renjun akan mati kembali ditangan Jaehyun"
"Hyung apa tidak bisa kita seperti dulu menjauhkan keduanya, biarkan Renjun kita bahagia"
"Mereka akan tetap mati sayang, kebersamaan mereka akan membunuh satu sama lain tapi perpisahaan membunuh dengan kesepian satu sama lain"
"Kau memberikan kebersamaan semu jika pada akhirnya Renjun kita akan mati ditangan Jaehyun"
"Berhenti memaksa merubah takdir baobei, sekalipun kita sudah siap untuk mati demi Renjun bukan berarti takdir itu akan berubah"
"Kau sendiri mencoba merubahnya hyung, mengapa tidak sepenuhnya?"
Yuta hanya menggeleng, permainan takdir hampir sampai batasnya dan kematian Yuta semakin didepan mata. Ia hnaya ingin menikmati kebersamaan yang semakin tipis.
"Aku tak ingin Renjun membenci Jaehyun karena telah membunuhku, aku pelan-pelan ingin mendekatkan mereka dan memberi paham pada Renjun ada konsekuensi baginya jika berada didekat Jaehyun"
"Sebaiknya kau jelaskan pada Renjun, ia tidak sepenuhnya paham apa yang kamu inginkan"
"Kau benar sayang... Tapi biarkan aku menikmati momen ini terlebih dahulu"
"Kau selalu punya diriku hyung" Winwin mengusap punggung Yuta, ia juga menikmati momen ini pelukan Yuta selalu menjadi tempat teraman bagi dirinya.
-------------------------------------------------------------
~xxxxxxx~
"Hyung.... Bagaimana uji coba kita?"
"Gagal.... Sungguh keberadaan Jaehyun benar benar satu-satunya didunia"
"Sepertinya keberadaannya harus berlangsung alami?"
"Aku masih membutuhkan darah iblisnya"
"Aku sudah membawa darah itu hyung...!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mate
Werewolf~Desember 1850~ Untuk pertama kalinya dinginnya salju menusuk kedalam jantung, mata tajamnya seolah kosong menatap kobaran api yang melahap tubuh kecil diatas altar persembahan. Tidak ada seorangpun yang menyangka tragedi 500 tahun yang lalu akan te...