Bab 72

1.4K 199 48
                                    

• Uchiha Sasuke •

Jika ada yang bertanya padaku tahun lalu bagaimana perasaanku tentang gaya hidup Ayah, aku akan memberi jawaban klise penuh omong kosong seperti uang, kekuatan, dan kehormatan.

Diperkirakan, Yakuza di Tsurui menghasilkan setidaknya 100 juta riyo per tahun melalui aktivitasnya, dan dengan sekitar tiga ratus anggota, orang luar akan berpikir ada banyak hal yang bisa dilakukan, tapi bukan begitu cara kerjanya. Ketika Oyabun duduk manis, menjentikkan jari dan memberi perintah di rumah mewahnya yang bernilai dua belas juta riyo sambil makan cumi dan kaviar setiap malam, anggota level bawah perlu bekerja keras untuk mengumpulkan uang receh demi membeli ramen instans untuk memberi makan keluarga. Mereka pertaruhkan nyawa dan mengorbankan kebebasan untuk orang-orang yang berdiri di belakang layar dan menonton dari kejauhan saat mereka kelaparan, tidak peduli apa yang terjadi selama mereka menyetor jatah.

Mereka sebut hal itu sebagai bayar upeti, atau menghormati para tetua. Jika sepuluh orang anggota membajak kiriman senilai lima puluh ribu riyo, lebih dari setengahnya masuk ke kantong Oyabun dan administrasi. Setelah bayar rekanan yang membantu mereka, membayar hutang apa pun yang perlu dilunasi dan menginvestasikan uang kembali ke dalam organisasi, setiap anggota masih punya cukup uang untuk membayar sewa rumah dan membawa istri atau aisho ke hotel mewah untuk satu malam sehingga mereka bisa berpura-pura mampu dan merasakan sensasi hidup kaya-raya.

Sensasi, begitulah mereka menyebutnya. Semua anggota selalu ingin tahu rasa sensasi itu, bahkan sekali pun tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Mereka mengklaim, sebagai sebuah keluarga, kami semua bekerja dalam satu kesatuan dan harus saling menjaga. Mereka bilang itu perkara rasa hormat dan kehormatan dari pria terhormat ... tapi sejauh yang kuketahui, itu semua omong kosong.

Orang-orang level bawah diabaikan, mudah sekali tergantikan di mata orang-orang yang berkuasa. Satu kesalahan saja mereka akan mati, satu wajah baru akan muncul menggantikan tempat mereka dalam hitungan jam. Mayatnya bahkan belum dingin, namun dia sudah dilupakan, seolah-olah dia tak pernah ada.

Keluarga apanya ...

Secara pribadi, aku tak peduli dengan uang. Uang di rekeningku sangat banyak untuk menopang hidup, dan aku curiga itu salah satu alasan Danzo menginginkanku sejak awal. Dia tak perlu khawatir aku akan menggelapkan uang atau mengambil lebih dari jatahku, dia tak perlu takut aku kalap melihat uang, dan aku yakin sekali tak punya alasan untuk melakukan itu. Aku tak butuh uang mereka seperti kebanyakan anggota lain. Danzo pikir aku lebih peduli pada kekuatan dan rasa hormat, dia yakin bisa manfaatkan kedua hal itu untuk melakukan manipulasi terhadapku agar aku tetap setia padanya.

Masalahnya adalah aku juga tidak bisa memahami dua hal itu lagi.

Di mana letaknya rasa hormat itu ketika kau dibangunkan pukul tiga pagi hanya untuk menyaksikan pemilik restoran kecil dipukul kepalanya karena dia pinjam uang dan tidak mampu bayar? Di mana letak rasa hormat itu dalam kejadian membakar rumah seseorang, merampas semua yang dia miliki dan membuat keluarganya jadi tunawisma dalam satu malam saja hanya karena dia memberi Oyabun tatapan tidak senang? Di mana letak rasa hormat itu dalam kejadian mengintimidasi seorang gadis berusia tujuh belas tahun, mengancam akan membunuh semua orang yang dia cintai dan menghancurkan hidupnya, karena dia berada di tempat yang salah pada waktu yang tidak tepat hingga menyaksikan sesuatu yang semestinya tidak dia lihat?

Penyerangan, pemerasan, narkoba, pembajakan, penculikan, perampokan, penyuapan, perjudian, perompakan, prostitusi, korupsi, pembakaran, pemaksaan, penipuan, penyelundupan, perdagangan manusia dan pembunuhan ... di mana letak rasa hormat dari semua itu?

One Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang