Bab 1

10.3K 1K 57
                                    

• Haruno Sakura •

"Kau harus segera bangun, Sayang," suara Ibu terdengar lembut di sampingku. Aku menggerutu tidak jelas, mataku tetap terpejam dan membelakanginya. Ibu menghela napas, membelai rambutku dengan pelan. Ibu terdiam sejenak, tangan dan napasnya gemetaran. Dia belum bisa menerima kenyataan.

"Tuan Kizashi akan segera kembali," bisik Ibu, nyaris tak terdengar, tapi aku tersentak ketika nama itu keluar dari bibirnya. "Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau masih di tempat tidur ketika dia kembali."

"Mungkin itu yang terbaik. Sebaiknya dia langsung saja membunuhku dan selesai sudah semua ini," aku bergumam. Ibu terisak keras mendengar kalimatku, hilang sudah topeng sok tegar yang Ibu pasang sejak tadi. Aku menghela napas dengan keras dan cepat-cepat minta maaf, tidak mau Ibu makin gundah.

Aku langsung duduk dan meliriknya. Ibu sedang duduk di lantai samping kasur tempat kami tidur. Kamar kami terletak di bagian atas lumbung - lumbung tempatku dilahirkan - dan berjarak beberapa meter dari rumah utama. Ruangan ini sendiri tingginya sekitar dua meter, dengan panjang dan lebar sekitar 3x3 meter. Yang pasti, ruangan ini kecil, tapi ada jendela besar di dinding, jadi udara tidak pengap. Wajah ibuku bengkak, pipinya masih basah karena menangis dan matanya pun merah. Aku cepat-cepat berpaling, tidak tahan melihat ini.

Tuan Haruno Kizashi, pria yang darahnya mengalir di nadiku, pergi sejak dua hari yang lalu untuk bicara dengan seorang 'calon pembeli'. Dia sering pergi untuk alasan itu. Bisnis yang dia lakukan dan terdaftar dalam badan hukum adalah menjual pemukiman mewah, tapi di balik itu semua dia juga berbisnis pencurian identitas & pemalsuan dokumen. Aku tidak gampang ditipu. Aku tahu apa yang dijualnya saat ini - aku. Kudengar dia dan istrinya mendiskusikan aku seminggu yang lalu. Istrinya ingin aku pergi dari sini. Kukira mereka akan membunuhku, namun ternyata Tuan Kizashi malah berencana untuk menjualku. Tuan Kizashi bilang pada istrinya mereka akan dapat uang lumayan banyak jika menjualku, dan dia kenal dengan seseorang yang mau membeliku. Tuan Kizashi akan kembali pagi ini.

Tidak diragukan lagi, aku ketakutan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, ke mana aku akan dikirim dan dalam situasi apa aku akan dipakai. Aku juga tidak pernah jauh dari Ibu dan itulah yang paling membuatku takut. Aku tidak punya banyak pengalaman hidup. Dapat kuhitung dengan sebelah tangan berapa kali aku pernah keluar dari properti milik Keluarga Haruno. Aku tidak pernah punya kesempatan untuk bersosialisasi dan mengingat nama setiap orang yang kutemui. Cuma satu kali aku bertemu dengan orang seusiaku dan dia adalah budak yang dibeli Tuan Kizashi tahun lalu. Gadis itu di sini kurang dari seminggu, dia mencoba kabur. Tuan Kizashi menangkapnya di jalan, dia bawa gadis itu kembali dengan menjambak rambutnya. Tuan Kizashi memukulnya sampai mati tepat di depanku dan meninggalkannya begitu saja di lantai selama berjam-jam. Aku dipaksa untuk membersihkan darah dan ceceran daging yang melekat di lantai kayu setelah Tuan Kizashi membawa pergi tubuhnya. Itu mengerikan dan membuatku muntah - aku juga dapat pukulan yang sangat keras karena itu.

Dan selain Tuan Kizashi dan ayahnya, aku tidak pernah benar-benar bicara dengan pria lain. Aku tidak terlalu ingat dengan Ayah Tuan Kizashi, dia jarang ada, dan Tuan Kizashi selalu bersikap dingin padaku. Semua budak di sini adalah perempuan, dan ketika pengunjung datang, kami dikunci. Kaum pria membuatku takut - mereka begitu asing. Aku memang sering melihat kilasan beberapa orang pria yang dibayar untuk menjaga properti, tapi aku tidak pernah berinteraksi dengan mereka. Satu-satunya yang berinteraksi dengan penjaga adalah orang-orang yang cukup bodoh dan berusaha kabur. Para penjaga tidak selalu berada di luar sana dan kau tidak akan lihat ketika mereka datang menangkapmu, tapi kau tahu mereka selalu ada untuk mengawasi. Mereka seolah-olah mengejek kami, memberi isyarat bahwa kemungkinan kabur tanpa terdeteksi itu ada, namun kau tidak pernah tahu kapan. Ini perjudian antara hidup dan mati. Sangat sedikit yang bersedia mengambil risiko itu. Orang-orang yang melakukannya selalu gagal.

One Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang