Bab 46

3.9K 326 118
                                    

• Uchiha Sasuke •

Aku sedang mondar-mandir di lantai bawah, dengan cemas menunggu suara mobil berhenti di luar. Ini dini hari dan matahari bahkan belum terbit, tapi aku sudah sangat khawatir tentang hari ini, sungguh gugup hingga aku tak bisa diam. Entah kenapa aku begitu grogi, mungkin karena aku belum pernah melakukan hal ini. Walaupun Sakura tipe orang yang tidak benar-benar peduli akan sesuatu, tapi aku ingin membuat hari ini spesial untuknya. Sakura pantas mendapatkannya dan aku ingin semuanya berjalan benar, tapi karena sifat alamiku yang rewel semuanya jadi terasa keliru.

Aku belum lama bangun, namun sudah panik memikirkan potensi kegagalan. Aku was-was akan melakukan kekacauan, karena biasanya selalu begitu. Aku bukan orang yang romantis; aku bukan Casanova atau Don Juan, dan yang pasti bukan Tuan Darcy atau Romeo atau bajingan lain dalam kisah cinta konyol yang disukai perempuan. Aku hanyalah Uchiha Sasuke, bajingan luar biasa, yang pasti ditakdirkan untuk merusak hari ini.

Hari ini tanggal 14 Februari. Ya, Hari Kasih Sayang. Aku benci hari terkutuk ini, karena tak pernah mengerti maksudnya. Kenapa mereka pilih satu hari untuk merayakan cinta? Maksudku, jika kau sedang jatuh cinta, bukankah kau seharusnya menunjukkan cinta setiap hari? Itu bodoh, tapi para jalang melahap omong kosong ini dan mereka melihatku seperti mengharapkan sesuatu setelah semua vagina yang mereka berikan padaku. Itu bodoh. Aku tidak mencintai mereka, jadi kenapa aku harus merayakan Hari Kasih Sayang bersama mereka? Selalu kuperlakukan hari ini seperti hari-hari lain, dan itu membuat marah para gadis di sekolah, tapi aku tidak peduli. Aku tidak peduli tentang Hari Kasih Sayang dan kuyakin yang menetapkan hari ini adalah seorang perempuan yang dengan sengaja ingin mengacaukan pikiran para lelaki. Aku berani bertaruh untuk itu.

Sebenarnya, aku salah dan aku tahu itu. Paus Gelasius I-lah yang menetapkan Hari Kasih Sayang di tanggal 14 Februari tahun 496 Masehi. Tapi seorang jalang yang mengkomersialkannya, Esther Howland namanya, jadi aku menyalahkannya dan bisnis kartu ucapannya yang bodoh itu, karena telah membuat hidupku seperti neraka hari ini. Aku tahu semua hal itu, sejarah hari yang konyol ini, karena aku sudah mencarinya di internet sepanjang minggu. Ya, aku berselancar di internet mencari-cari tentang Hari Kasih Sayang, berusaha menemukan ide tentang apa yang bisa kulakukan untuk Sakura dan membuatnya istimewa. Dan sebagai catatan saja, kau tidak perlu bilang aku seorang pecundang cinta, karena aku sudah tahu itu. Tak pernah terbayang aku akan habiskan waktu di internet selama berjam-jam mencari ide bagaimana caranya merayu seorang gadis. Biasanya aku tidak perlu melakukan itu, karena para perempuan selalu tertarik padaku. Itu terjadi begitu saja.

Tapi tahun ini, seperti semua hal dalam hidupku, Hari Kasih Sayang terasa berbeda. Aku punya seorang kekasih yang benar-benar kucintai. Dia mungkin tidak tahu apa itu Hari Kasih Sayang dan tak punya ekspektasi, tapi aku merasa harus melakukan sesuatu. Aku ingin menjadikannya istimewa, karena tak seorang pun pernah melakukan hal ini untuknya. Artikel di internet tidak banyak membantu, karena yang mereka sarankan jauh dari hal-hal yang akan dilakukan Sakura. Dia bukan tipe gadis yang senang minum anggur, makan malam romantis, atau berdansa di pesta. Dia tidak butuh perhiasan dan mungkin tidak akan memakainya jika aku membelikannya. Sakura itu santai, hal-hal kecil saja sudah membuatnya bahagia.

Jadi aku memeras otak, sungguh stres dan ingin semuanya berjalan sempurna, tapi tetap sederhana. Aku akhirnya berhasil memikirkan sebuah rencana dan menelepon Izumi untuk minta bantuan, karena aku yakin tidak dapat melakukannya tanpa bantuan Izumi, dan dia dengan senang hati setuju. Kami berdua bolos sekolah hari ini agar rencanaku berhasil. Aku hanya berharap aku tidak mengacaukan dan merusak suasana.

Kulirik pergelangan tangan untuk yang keduapuluh kalinya sejak turun ke lantai bawah, mengerang, karena aku terburu-buru berpakaian hingga lupa pakai arloji. Bunyi langkahku bergema di ruangan yang sepi ini selagi aku terus mondar-mandir, dan kuusap rambut untuk yang keseratus kalinya. Dia janji akan ada di sini, aku mengandalkannya, dan aku bersumpah jika dia meninggalkanku pada saat genting begini, aku akan meledak. Hal ini penting, dia tahu itu, jadi di mana dia?

One Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang