Bab 11

5.8K 730 83
                                    

• Haruno Sakura •

Ini tidak berhasil.

Sudah dua minggu aku menghindari Sasuke. Aku nyaris tidak pernah melihatnya atau bicara dengannya. Aku jaga jarak dan berusaha agar tidak berlama-lama di hadapan Sasuke. Kuharap dengan menjauh darinya rasa tegang yang sungguh tidak nyaman ini akan hilang dan membuat perasaan aneh yang kumiliki tiap kali dia mendekat berhenti.

Tapi seperti yang kukatakan, itu tidak berhasil. Sensasinya hanya makin subur, rasa tertarikku padanya tambah meningkat. Sungguh konyol memang, dan aku tidak menyukainya, tapi aku juga tidak kuasa menghentikan asa ini.

Aku sama sekali tidak mengerti, tidak paham reaksiku terhadapnya. Entah kenapa dada ini rasanya mau meledak ketika dia bicara, kenapa kulitku geli ketika dia mendekat, kenapa aku linglung ketika mendengar tawanya. Aku sungguh tidak paham kenapa aku tersenyum ketika seseorang menyebut namanya, kenapa aku terus-menerus sadar dia ada di mana, kenapa jantungku mulai berdegup kencang ketika dengar mobilnya berhenti di depan rumah. Dia selalu ada di pikiranku, ini tidak masuk akal. Kehadiran Sasuke menimbulkan keinginan yang belum pernah kurasakan. Dia membuatku gugup dan cemas, seperti ada jutaan sayap kupu-kupu berkepak di dalam perut ini hingga membuatku takut. Aku tidak takut padanya, dia tidak membuatku takut. Satu-satunya yang membuatku takut adalah perasaan yang mendiami diri ini, ini sungguh asing.

Aku tidak mengenalnya. Aku bahkan tidak ingin mengenalnya. Namun itu tidak membuat perbedaan, karena perasaan asing ini tetap datang. Aku bahkan tidak bisa melarikan diri dari perasaan ini ketika tidur, karena dia selalu hadir di mimpiku. Aku terus-menerus melihat wajahnya, mendengar tawa dan suaranya.

Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku sudah menghindarinya, namun semuanya sia-sia saja.

Dia pasti tahu aku menghindarinya. Itachi saja tahu aku sedang menjauhi saudaranya itu, makanya aku yakin Sasuke juga tahu. Tapi tidak ada cara untuk menjelaskan, tidak ada cara untuk membuat Itachi mengerti.

Bagian terburuknya adalah tak ada seseorang untuk diajak bicara, tidak ada yang dapat membantuku agar aku mengerti. Dua minggu sudah aku mengenal anak-anak Tuan Fugaku lainnya, dan Tuan Fugaku benar - aku senang berada di dekat Itachi dan Naruto. Terutama Itachi, karena dia cukup pengertian dan simpatik. Dia tidak pernah bertanya atau memaksa aku menjelaskan kebiasaanku dalam bekerja. Dia terima apa adanya dan aku menghargainya. Aku jadi paham kenapa dia dan gadis bernama Izumi itu berkencan, karena mereka tampaknya punya kepribadian yang saling melengkapi.

Bicara tentang Izumi, dia datang ke rumah beberapa kali dalam dua minggu ini, tapi aku menghindarinya. Aku menyukai Izumi, tapi aku tidak tahu bagaimana cara bersikap di dekatnya. Dia memelukku dan bilang kami akan berteman. Itu sangat aneh, tidak terduga. Izumi selalu datang ke sini bersama pacar Naruto, Ino, dan aku lakukan apa saja agar menjauh darinya. Baik Sasuke maupun Tuan Fugaku sudah bilang secara garis besar bagaimana sifat Ino, dan aku tidak mau harus berhadapan dengannya. Aku takut pada Ino, sekali pun belum pernah bicara dengannya.

Kemarin malam Itachi datang ke kamarku untuk mengantarkan paket titipan Izumi. Itu bukan paket pertama. Izumi sudah beberapa kali menitipkan paket selama dua minggu terakhir. Itachi bilang isinya barang-barang yang lupa Izumi belikan untukku, seperti lotion, jubah mandi, dan sisir. Aku bersyukur karenanya, semua ini sungguh luar biasa. Tapi aku merasa telah membebani mereka, tidak seharusnya mereka keluarkan begitu banyak uang untukku. Itachi masuk ke kamar dan duduk di sofa, dia bertanya apa aku sudah selesai mencuci pakaian Sasuke. Aku sempat bilang sepintas lalu pada Itachi bahwa aku ingin tahu apa Sasuke perlu mencuci pakaiannya, karena aku sudah mencuci pakaian yang lain setidaknya dua kali, dan tak sekali pun mencuci pakaian Sasuke. Kujawab belum pada Itachi, aku belum meminta cucian Sasuke, dan Itachi mengangguk. Dia duduk termenung sejenak, lalu menghela napas. Itachi bertanya apa Sasuke pernah melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan padaku.

One Warm WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang