"Dira berangkat dulu bu," ucap gadis berambut coklat dan senyum yang selalu menghiasi wajah cantiknya.
"Hati-hati ya Dira," balas sang ibu lalu mencium kening putrinya itu.
Seperti biasa, Dira mengayuh sepeda warna ungunya menuju sekolah. Itulah rutinasnya di pagi hari.
Kehidupannya yang sederhana membuat ia harus selalu semangat untuk bisa menggapai cita-citanya.
Sebenarnya ia bisa saja naik busway, tapi menghemat uang adalah sesuatu berharga yang harus dilakukannya selama ini.
Ia selalu berangkat pagi sekali, kenapa? Karena ia lebih suka mengayuh sepeda di jalanan yang sepi.
Selain itu, ia juga bisa leluasa menikmati indahnya pepohonan dan harumnya bunga-bunga yang tertanam di sepanjang jalan.
Hanya membutuhkan waktu kurang lebih lima belas menit untuk tiba di SMA Permata Elang.
Dira memakirkan sepedanya di bawah deretan pohon pinus yang merupakan tempat parkir khusus untuk sepedah kayuh.
Setelah melepaskan helmya, ia berjalan menuju koridor, banyak siswa siswi yang sudah datang menuju kelas atau mengobrol santai di sepanjang koridor.
"Pagi guys," ucap Dira setelah masuk di kelasnya, X MIA 2.
Dira memang terkenal dengan anak yang selalu riang dan humble kepada semua temannya.
"Pagi Dira," sahut Elly dan Carla serempak.
Dira duduk di bangku depan bagian kiri dekat dengan jendela yang menampakkan halaman basket.
Selain itu, ia juga merasa tenang ketika cahaya matahari dan angina yang menerpa wajahnya. Itu membuatnya semangat dalam mendengarkan penjelasan sang guru.
"Kita rapotan kapan sih?" tanya Carla seraya memoleskan lip gloss di bibir tipisnya.
"Hari Sabtu, orang edaran juga udah dibagi," jawab Elly dengan kesal.
"Makannya, kalo dapet edaran tuh dibaca. Bukannya malah jadi bungkus kacang," sahut Dira.
Perbincangan mereka terus berlanjut walaupun bel masuk sudah berdering. Tidak ada kegiatan belajar mengajar, materi kelas X sudah selesai.
Benar juga, hari Sabtu SMA Permata Elang akan penerimaan rapor. Semuanya pasti merasa bimbang, takut dan sebagainya dengan nilai.
Tapi tidak untuk Dira, mendapatkan peringkat paralel sangatlah mustahil. menyangdang sebagai juara kelas saja sudah membuatnya bersyukur.
Dira bukanlah pelajar yang selalu ambisius terhdap nila-nilai pelajarannya, karena ia yakin dan percaya bahwa selagi ia selalu belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu, nilai akan selalu mengikutinya.
Maka dari itu, semenjak SMP hingga saat ini nilai tidak penah mengecewakannya sama sekali.
*****
Suasana kantin kini perlahan mulai dipenuhi oleh siswa-siswi SMA Permata Elang. Veo dan kedua sahabatnya segera memesan makanan setelah mendapatkan tempat.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka tiba.
"Seriusan lo cuma pesen milkshake doang?" tanya Kevin pada teman yang duduk di depannya.
"Iya," jawab Veo lalu mengeluarkan posel dari sakunya.
"Seriusan lo ga laper?" tanya Arlan yang juga ikut menggoda sahabatnya.
Veo menghentikan jarinya beraktivitas, menghela napas pelan. "Ngga." jawabnya dengan menatap kedua sahabatnya itu. Sedangkan keduanya hanya saling lempar pandang lalu menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth [END]
Teen FictionSebuah rahasia akan terungkap oleh kebenaran yang sesungguhnya. Tidak mungkin rahasia akan terkubur selamanya. Baik buruknya rahasia, senang sedihnya rahasia akan terbongkar di kemudian hari. Cerita ini bukanlah tentang kisah cinta yang menyedihkan...