TIGA PULUH LIMA

549 112 374
                                    

Light Cafe, tujuan Veo saat ini adalah kesana, bertemu dengan kedua sahabatnya, Arlan dan Kevin. Veo mengajak keduanya untuk bertemu di sana malam ini.

Veo tidak bisa hidup dalam kehancuran seperti ini, ia harus menceritakannya kepada mereka. Karena hanya mereka berdua selain Ashila yang sangat tahu tentang Veo, tahu tentang kehidupan pahit Veo dan tahu tentang apa yang di inginkan Veo.

Sesampainya di sana, Veo segera memarkirkan mobilnya. Ia sengaja memakai mobil karena cuaca sedang mendung, menandakan akan turun hujan.

Veo menyapa barista cafe sebelum ia masuk ke dalam ruangan khususnya.

Cklek

Arlan dan Kevin yang sedang asyik mengobrol langsung menoleh pada pemuda yang berdiri menatap keduanya.

Dari sini Arlan dan Kevin bisa melihat raut wajah Veo yang tampak berbeda dari biasanya. Walaupun Veo terlihat rapi dan cool, tapi itu tidak berlaku untuk suasana hatinya yang sangat kacau hari ini.

"Dari tadi?" tanya Veo setelah duduk di sofa panjang.

"Lima menitan," jawab Arlan.

Veo hanya mengangguk.

"Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin dulu," tawar Kevin yang melihat Veo tidak baik-baik saja malam ini.

Veo menatap Kevin yang duduk di depannya. "Air putih."

Kevin membelalakkan matanya. Ia menatap Arlan yang juga menatapnya. Dari sekian banyaknya menu minuman, Veo hanya ingin air putih.

"Air putih doang?" tanya Arlan memastikan.

"Kalian terserah mau pesen apa, gue air putih aja," jawab Veo yang bersandar di sofa.

Kevin mengangguk sebagai jawaban. Ia segera keluar menuju pelayan kafe.

Arlan menatap Veo dengan tatapan sendu. Ia sangat menunggu cerita lengkap dari sahabatnya itu. Sangat tidak tega Arlan melihat Veo seperti ini.

Selang beberapa menit, Kevin datang pelayan wanita yang membawa nampan berisi tiga gelas minuman, satu piring potato cheese lengkap dengan sausnya dan satu piring terakhir dessert.

"Selamat menikmati," ucap pelayan itu sambil tersenyum.

"Makasih kak," ucap Arlan dan di balas anggukan oleh pelayan itu.

*****

"Jadi ceritanya gimana, Ve?" tanya Kevin

Arlan yang mendengar itu langsung menyenggol lengan Kevin.

Sepulang dari panti tadi siang memang Veo langsung menyuruh kedua sahabatnya untuk datang ke Light Cafe malam ini. Veo ingin menceritakan tentang Ashila kepada kedua sahabatnya.

"Kalo lo belom bisa cerita ke kita gapapa Ve," celetuk Kevin yang memperhatikan Veo menatap kosong ke depan.

Veo yang mendengar hal itu, langsung menatap kedua sahabatnya. Ia mulai menceritakan kejadian malam saat bertemu dengan dengan anak kecil yang memberinya bunga hingga mencari tahu tentang Panti Asuhan Tulipa.

Dan besoknya langsung memastikan sendiri ke panti itu lalu bertemu bu Evana secara tak terduga.

Arlan dan Kevin menganga tak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh Veo. Tetapi mereka berusaha untuk memahami penjelasan Veo.

"Jadi intinya Ashila putri kandung bu Evana terus di rawat sama bu Vanda selaku ibu panti dan di adopsi sama keluarga lo," papar Kevin menyimpulkan cerita Veo.

Veo mengangguk sebagai jawaban.

"Dan lebih parahnya lagi, om Farel bohong ke lo tentang Ashila yang sebenernya dia itu anak panti," heboh Arlan menatap Veo dan Kevin tidak percaya.

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang