DUA PULUH LIMA

688 123 495
                                    

"Iya."

Dira tampak berpikir sejenak atas jawaban yang akan ia berikan kepada Leo.

Dira menghela napasnya dan kembali diam.

"JAWAB GUE!" bentak Leo menatap manik mata Dira dengan tajam.

Dira memutar bola matanya. Tangannya bersendekap. "Gue ga tanya banyak sih."

Leo membuang mukanya. "Bulshit."

Dira menyeringai. "Lo beneran penasaran gue tanya apa aja?"

Ia memajukan kursinya, menatap Leo lekat-lekat. "Sebegitu pentingnya kah?"

BRAKK

Dira memundurkan wajahnya dan menyeringai. Ia sangat puas melihat Leo bersama emosinya. Berarti yang Dira pikirkan selama ini tentang rasa penasarannya memang benar.

Leo menyimpan sejuta jawaban yang membuat Dira penasaran. Karena menurutnya, Leo aneh belakangan ini.

Dira kembali menatap Leo. "Gue tanya soal AlkalinZe dan kode rahasia. Gimana? Inget ngga?"

Dira mendecih. Ia menyeringai menatap Leo. "Harusnya ga usah gue buang botolnya, biar lo ga pernah mengingat dengan baik malem itu."

Leo bangkit dari duduknya. Ia menghampiri Dira, menatap tajam Dira. Perlahan ia mencekik Dira dengan tangannya, sehingga membuat gadis itu berdiri dan terhuyung ke belakang menuju dinding.

Dira menahan rasa sakit di lehernya. Matanya berkaca-kaca. Ia kesulitan bernapas. Tangannya berusaha melepaskan tangan Leo dari lehernya. Tapi nihil, tenaganya tidak mampu melawan Leo.

Leo menatap tajam Dira, menyeringai. "Gue inget sekarang. Jadi itu kenapa lo masuk kamar gue malem itu."

Dira meneteskan air matanya. Tapi matanya tetap memperhatikan raut wajah Leo yang saat sungguh membuat Dira ketakutan.

"Ga hanya itu. Lo juga berusaha buka almari gue," ungkap Leo yang ingatannya kembali berputar pada malam itu sangat jelas.

"Le-pass-siinn," pinta Dira dengan suara parau menahan sakit di seluruh lehernya. Matanya merah menatap tajam Leo.

Pemuda itu malah tersenyum. Ia kembali menyeringai. "Harusnya gue ga jemput lo hari itu, shit."

"Brengsek. Harusnya gue juga ga ke club buat cari lo malem itu. Akhhh," pekik Dira.

Leo mengencangkan cekikannya.

"Aakkhh. Le-pass-ssiinn," pinta Dira yang sudah tidak tahan.

BRAKK

Suara gebrakan pintu membuat keduanya menoleh secara bersamaan.

"LEO!" teriak Jake lalu menarik Leo.

Sedangkan Dira seketika langsung terduduk lemas. Aldo dan Bara langsung menghampiri gadis itu, ingin membawa Dira untuk duduk. Tetapi dengan cepat Dira segera berdiri.

Ia menatap tajam Leo lalu keluar dari ruangan itu tanpa mengatakan sepatah katapun.

*****

Dira menyeka sisa air matanya. Kenapa ini harus terjadi pada dirinya. Sungguh Dira sangat muak dan kesal setiap Leo melakukan hal seperti ini.

Ia tidak mungkin pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini. Beberapa detik kemudian, Dira menghentikan sepedanya. Ia mengambil ponselnya di tas.

Ia mengirim pesan kepada ibunya bahwa ada kerja kelompok. Benarkah? Tentu saja tidak, ia berbohong. Dira tidak mau jika Mirah tahu jika dirinya baru saja bertengkar hebat dengan Leo.

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang