DUA PULUH TUJUH

658 121 415
                                    

Dira mengikuti kemana Veo melangkah. Sebelumnya, mereka harus menunggu sekolah sepi. Lebih tepatnya menunggu siswa SMA Permata Elang pulang semua, kecuali yang mengikuti ekstrakurikuler.

Sebenarnya Dira sudah menolak ajakan pemuda itu bahkan Dira sudah menaiki sepedanya. Tetapi selalu di tahan oleh Veo.

Dira berdecak kesal ketika tujuan Veo ke rooftop. Saat menaiki anak tangga, Dira menghentikan langkahnya. Ia melihat Veo yang tiga langkah di atas darinya.

Merasa tidak ada suara langkah dari Dira, Veo menoleh ke belakang.

"Apa yang ingin lo tanyain?" tanya Dira dengan tangan bersendekap menatap punggung Veo di atas sana.

Veo berbalik dan menuruni anak tangga. Kini ia berdiri tepat di atas Dira, membuat gadis itu mendongak sedikit. Ia menatap manik mata Veo yang sepertinya penuh dengan pertanyaan.

"Gue pengen ngomong di rooftop. Bukan di sini," tandas Veo menatap tajam Dira.

Dira hanya menyeringai setelah Veo  melangkah mendahuluinya. Kali ini pilihan ada di tangannya, berbicara jujur tentang Leo atau menutupinya.

Semakin Dira pikir, ini membuat dirinya juga penasaran dengan sang kakak, Leo. Apa yang di sembunyikan oleh pemuda itu? Itulah pertanyaan Dira beberapa hari ini setelah AlkalinZe mengejarnya beberapa minggu lalu.

Dira menatap punggung Veo yang sudah menghilang di belokan tangga terakhir. Tanpa pikir panjang, ia segera melangkahkan kakinya.

*****

Veo berdiri di pinggiran rooftop. Memperhatikan jalan raya yang ramai lalu-lalang kendaraan. Terpaan angin membuat dirinya merasa rileks dengan kaos basket yang masih melekat di tubuhnya.

Suara langkah sepatu membuat ia menoleh ke belakang, Dira. Gadis itu menatapnya dengan acuh tak acuh.

"Kenapa lo penasaran sama Leo? Seberapa kenalnya lo sama dia? Dan sejak kapan lo tertarik dengan dia?" berbondong pertanyaan keluar dari mulut Dira.

Veo berjalan menghampiri Dira.

"Maka dari itu gue ajak lo kesini dan ceritain tentang Leo, kakak lo."

Dira memutar bola matanya dan kembali menatap Veo dingin. "Penting?"

Veo menyeringai dan berbalik membelakangi Dira. "Dia kakak kandung lo?" tanyanya.

"Iya." jawab Dira singkat.

Veo mengangguk mendengar jawaban Dira.

"Lo kenapa penasaran sama dia?" tanya Dira yang penasaran.

"Gue tertarik sama kehidupannya yang menyandang sebagai troublemaker di sekolah," jelas Veo lalau berbalik menghadap Dira. "Right?"

"Tau darimana lo?" tanya Dira.

"Gue anak direktur sekolah. Gue bisa tahu data siswa pemegang gelar troublemaker di tiap sekolah," ungkap Veo.

Dira berdecih dan membuang mukanya. "Sombong."

"Gue denger," ucap Veo lalu kembali berbalik membelakangi Dira.

"Sisanya lo jelasin ke gue," tukas Veo.

"Kenapa gue harus ceritain ke lo?" tanya Dira yang masih penasaran.

Veo berbalik dan memperhatikan Dira yang sepertinya penasaran dengan arah pembicaraannya.

"Kenapa lo ga cari tau sendiri? Lo bisa cari orang buat cari tahu," terang Dira.

"Gue pengen denger langsung dari lo, adik dari Immanuel Leo," ucap Veo penuh penekanan.

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang