EMPAT PULUH SATU

488 103 405
                                    

Veo bersandar di dinding. Tepatnya berdiri di depan toilet cewek. Menunggu gadis itu keluar.

Cklek

Veo memperhatikan penampilan Dira mulai dari rambut yang setengah basah dan juga seragam olahraga yang ia kenakan.

Ketiga gadis itu terkejut melihat Veo berdiri di sini, terutama Dira.

"Gue mau bicara sama lo," ucap Veo menatap Dira datar.

"Bentar lagi bel," jawab Dira santai.

Veo memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. "Pulang sekolah."

Setelah mengucapkan hal itu, ketiga gadis itu saling berpandangan bingung.

"Lo akhir-akhir ini deket ya sama Veo?" tanya Elly pemasaran.

Dira tampak berpikir sejenak. Sepertinya ia harus memberitahu kedua sahabatnya.

"Lo pengen gue ceritain ga?" tanya memulai pembicaraan.

"Cerita apa?" tanya Carla.

Dira mengajak duduk kedua sahabatnya di bangku panjang sebelahnya. Kebetulan area toilet cewek juga sepi karena banyak yang ke kantin di jam istirahat seperti ini.

"Bu Evana itu punya anak perempuan yang satu tingkat di atas kita," terang Dira.

"Serius? Sekolah dimana?" tanya Elly heboh.

Dira langsung memberi isyarat dengan jari telunjuknya agar tidak berbicara terlalu keras. Elly mengangguk sebagai jawaban.

"Udah meninggal," jawab Dira.

Carla membelalakkan matanya tidak percaya. "Me-meninggal?"

Dira hanya mengangguk.

"Dan yang bikin gue terkejut adalah dia kakak angkatnya Veo," lanjut Dira.

Elly memijat pelipisnya yang mulai kebingungan.

"Maksudnya gimana sih? Gue ga paham sama cerita lo," terang Carla yang sama tidak mengertinya dengan Elly.

Dira mulai menceritakan apa yang di ceritakan oleh bu Evana waktu ia pergi ke rumahnya bersama Veo.

Elly dan Carla hanya menganga tak percaya mendengar penjelasan Dira yang begitu detail. Bahkan di akhir cerita Dira, Elly dan Carla meneteskan air matanya mendengar anak bu Evana yang meninggal karena bunuh diri.

Ashila yang meninggal setelah tampil di atas panggung. Itu merupakan pertunjukan terakhir yang pernah ia bawakan. Sekaligus hari terakhirnya meninggalkan dunia yang bersikap tak adil baginya.

"Semoga dia tenang di sana," ucap Elly lalu menyeka air matanya.

Dira dan Carla mengangguk mendengar ucapan Elly.

"By the way, thanks udah minjemin seragam olahraga," ucap Dira sambil tersenyum.

"Sama-sama, kita kan bestie," jawab Carla lalu memeluk Dira dan Elly.

Setelah mendengar bel masuk, ketiganya segera berjalan menuju kelasnya.

*****

"Kita pulang duluan ya, Dira. Byee."

Dira melambaikan tangannya melihat kedua sahabatnya yang berjalan menuju gerbang.

Awalnya Elly dan Carla ingin menemaninya berbicara dengan Veo, tetapi Dira bersikeras menolaknya. Oleh karena itu, ia menyuruh kedua sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu.

Dira sebenarnya ingin menolak ajakan Veo, tetapi melihat wajah Veo terlihat datar dan serius, sepertinya pemuda itu akan berbicara penting dengannya.

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang