SEPULUH

863 169 205
                                    

Hari ini adalah hari pertama Dira melakukan latihan untuk audisi di Batu, Jawa Timur nanti.

Pikirannya tidak boleh goyah. Ia harus fokus di hari pertama latihan ini.

Sebenarnya Dira was-was, karena ini adalah pertama kalinya ia mengikuti perlombaan di luar provinsi.

Bisa di bilang audisi ini adalah audisi besar yang yang di gelar oleh kota Batu, Jawa Timur.

Sebelumnya, ia hanya mengikuti perlombaan antar sekolah dan antar kota saja. Dan ini merupakan event besar yang harus membuat Dira fokus sepenuhnya.

Dira terbuyar dari lamunannya.

Bel pulang sekolah juga sudah berbunyi dua menit yang lalu. Dira memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.

Carla berdiri di depan bangku Dira. "Lo jadi latihan hari ini?" tanyanya.

Dira tersenyum. "Iya," jawabnya.

"Kurang dua bulan kan ya?" tanya Elly.

"Iya guys," jawabnya.

"Kalian pulang aja dulu, udah di jemput kan?" tanya Dira yang di balas anggukan oleh keduanya.

Dira memegang tangan kedua sahabatnya. "Gue takut nih," keluhnya.

"Jangan takut, udah percaya aja pasti lo bisa kok," ucap Carla memberi semangat.

"Iya. Santai aja kayak biasanya," timpal Elly.

Dira bangkit dari duduknya. Ia berdiri di depan papan tulis dan berkacak pinggang. "Bayangin guys, ini di luar provinsi," ucapnya dengan mata berbinar.

Kedua sahabatnya berjalan menghampiri Dira dan memeluknya.

"Maka dari itu, harus semangat dong," ucap Elly memberi semangat.

"Iya. Jangan sampe ada yang ganggu pikiran lo. Harus fokus," kekeh Carla dengan mengepalkan tangannya Dira.

Dira tersenyum,"Aaa thankyou guys," ucapnya.

Setelah itu, Elly dan Carla berpamitan untuk pulang. Dira tersenyum dan melambaikan tangannya ketika kedua sahabatnya itu berjalan keluar kelas.

Sebelum Dira turun ke bawah, ia mengecek ponselnya.

Kak Leo

Gue pengen berhenti sekolah.

Seketika Dira terduduk kembali.

Baru saja Dira bersemangat untuk latihan perlombaannya nanti. Tetapi kakaknya lagi-lagi membuat pikirannya terganggu.

Belum lagi nanti pulang sekolah harus berbicara dengan Leo tentang keputusan konyolnya itu.

*****

Dira berjalan menuruni tangga menuju ruang latihannya.

Ruangan ini terdapat di lantai bawah, tepatnya di sebelah ruang musik.

Kenapa tidak di jadikan satu saja? Bu Evana selaku guru musik memang sudah mengaturnya sejak awal.

Jadi, untuk Dira memang di sediakan ruangan sendiri untuk berlatih dalam perlombaannya agar lebih leluasa dan fokus.

Cklek

Cahaya matahari menembus kaca jendela dan menerangi ruangan ini.

Dira bisa kembali melihat piano hitam dan kursinya di tengah-tengah ruangan ini.

Terdapat bu Evana yang tengah berdiri di depan piano.

Dira tersenyum dan menghampirinya. "Terlambat ngga bu?" tanyanya memastikan.

Secret & Truth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang