#38 : Waiting For You

6.8K 658 72
                                    

Harry menghubungi Taylor pukul 8 pagi, mengatakan jika dia tidak bisa berangkat bersama Taylor ke Styles Enterprise karena dia harus datang lebih awal dari biasanya. Sebenarnya, Taylor bingung kenapa Harry terlihat sangat bersalah jika dia tidak bisa berangkat bersama Taylor. Hei, Harry itu atasan Taylor, kan? Bukan supir antar jemput Taylor. Jadi, tentu saja Taylor tak masalah harus berangkat ke kantor seorang diri, mengingat jarak dari apartemennya ke kantor juga tak begitu jauh.

Taylor melangkahkan kaki memasuki Styles Enterprise. Jam yang ada pada layar ponsel Taylor menunjukkan pukul 8.50. Itu berarti, Taylor datang lebih awal sepuluh menit dari jam masuk kantornya. Jika Taylor berangkat bersama Harry, biasanya dia akan sampai pada pukul setengah sepuluh atau bahkan pukul sepuluh karena Harry akan memaksa untuk menemaninya sarapan.

Lift yang Taylor tumpangi berhenti tepat di lantai 13. Taylor diam sejenak sebelum ke luar dari lift dan langsung berjalan menuju pintu ruangan Harry. Taylor mencoba menekan knop pintu ruangan Harry namun, knop itu tidak memberikan reaksi apapun. Kemudian, Taylor baru sadar jika pintu ruangan Harry hanya dapat dikendalikan oleh pria itu saja. Menyebalkan.

Taylor langsung meraih ponsel dan mencoba menghubungi Harry. Taylor menunggu Harry mengangkat panggilan darinya tapi, faktanya, Harry tak kunjung mengangkat panggilan. Taylor terus mengulangi memanggil Harry sampai akhirnya, secara mengejutkan, pintu ruangan Harry terbuka.

Taylor mundur beberapa langkah dan membulatkan mata saat mendapati Harry yang ke luar dari ruangan, dengan gadis berambut blonde bernama Lea itu di lengannya. Harry belum menyadari keberadaan Taylor sampai akhirnya, Lea tersenyum penuh kemenangan kepada Taylor sambil berkata, “lihat siapa yang baru datang, Harry! Asistenmu.”

Saat itu pula, barulah Harry menyadari keberadaan Taylor. Sedari tadi, Harry sibuk memperhatikan tangan Lea yang melingkar di lengannya. Setelah melihat Taylor, buru-buru Harry mencoba melepaskan Lea dari lengannya namun, Lea malah makin mempererat lengannya yang ada di lengan Harry.

“Nah, sekarang, berikan tugas kepada asistenmu itu, Baby, biar dia bekerja jadi, kita bisa bersenang-senang setelah ini.” ujar Lea dengan manja. Taylor memutar bola matanya. Sikap Lea sangat menyebalkan. Taylor belum pernah bertemu dengan gadis semenyebalkan ini sebelumnya.

“Dia asistenku jadi, dia harus menemaniku ke manapun aku pergi,” Harry memprotes dengan raut wajah yang terlihat sangat terganggu. Lea menggeleng. “Tidak, tidak. Kita akan berkencan jadi, hanya akan ada kau dan aku. Tidak ada orang ketiga.” Lea menjelaskan.

Harry membulatkan matanya. “Apa? Kencan? Bukankah kita hanya akan pergi ke perusahaan ayahmu untuk membicarakan kerja sama terbaru?” Harry berhasil menarik lengannya agar menjauh dari Lea. Lea mengerucutkan bibirnya. “Ya, memang tapi, tetap saja. Apapun yang akan kita kerjakan berdua, di namakan kencan. Kau dan aku. Kita.”

“Tidak pernah ada kata ‘kita’, Miss. Hale.” Harry berujar dengan nada yang cukup menyakitkan. Lea mengangkat sebelah alisnya. “Harry, semua orang juga tahu jika kau dan aku tercipta untuk bersama. Apa tadi kau tak melihat semua karyawanmu memperhatikan kita, seakan-akan kita adalah David Beckham dan istrinya, Victoria? Itu berarti kita memang cocok.”

Harry baru hendak membalas ucapan Lea saat Taylor, dengan wajah yang sulit diartikan berkata, “jika kalian ingin pergi, cepatlah. Aku akan menunggu di ruanganmu, Mr. Styles, sampai kau kembali. Mungkin, aku akan menyelesaikan pekerjaanku yang kemarin.”

Harry menggeleng dan kembali hendak bicara namun, Lea sudah melingkarkan lengannya kembali ke lengan Harry sambil berkata, “jadi, ayo pergi menemui ayahku, Harry! Kita bisa membicarakan hubungan kita ke depan pula dengan ayahku!” Lea langsung menarik Harry agar mengikutinya.

No ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang