#56 : Harry & Liam

6.9K 636 9
                                    

Taylor Swift duduk di bangkunya, dengan mata yang tertuju pada laptopnya. Sudah hampir satu minggu sejak perjalanan Taylor ke London. Sudah seminggu lamanya, Taylor kembali beraktifitas di  Nashville, sebagai pemilik restoran yang sudah mempunyai banyak cabang di sekitar Amerika Serikat itu.

Taylor tersenyum saat menatap ke arah foto yang ada di atas mejanya. Yang berada di pigura berwarna kecokelatan. Foto itu diambil satu minggu lalu, tepat sebelum Taylor kembali ke Nashville. Foto itu adalah foto selfie Taylor, Abigail, Karlie dan juga Gemma. Keempat gadis itu memasang wajah lucu yang benar-benar membuat Taylor ingin tertawa saat mengingat kejadian pengambilan foto tersebut.

Taylor meraih pigura tersebut dengan senyuman yang masih berada di bibirnya. Taylor menghela nafas. Tangannya mulai bergerak, menarik ke luar foto tersebut hingga apa yang berada di belakang foto itu terlihat. Tak ada orang yang tahu jika di balik foto selfie Taylor dan ketiga sahabatnya itu, ada foto lama Taylor dan Harry, di taman rekreasi. Senyuman Taylor bertambah lebar saat melihat foto itu. Ingatan Taylor kembali berputar saat dia harus bersusah payah meyakinkan Harry untuk mau berfoto bersamanya.

Decitan pintu terdengar dan buru-buru Taylor memasukkan kembali foto selfie bersama ketiga sahabat gadisnya, menutupi fotonya bersama Harry. Taylor mendongak dan mendapati adiknya, Austin yang baru saja memasuki ruangan kerjanya.

"Lupa cara mengetuk pintu, eh?" sindir Taylor, menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di depan dada. Austin memutar bola matanya. "Apa yang kau katakan? Aku sudah mengetuk pintu berkali-kali dan kau tak merespon dari dalam! Aku pikir, kau mati."

Taylor berdecak. "Lelucon yang bagus, Swift. Apa yang kau inginkan?" tanya Taylor tanpa basa-basi. Austin menghela nafas dan berjalan mendekat. Austin menarik kursi yang berhadapan dengan Taylor dan duduk di sana. Tangan kekar Austin mulai merogoh saku jas yang dia kenakan dan mengeluarkan sesuatu dari sana, sebelum meletakkannya di atas meja kerja Taylor.

"Mom bilang, aku harus mengantarkan undangan ini, mengingat kau bilang, kau tidak akan pulang karena banyak yang harus kau kerjakan." Jelas Austin. Taylor mengangguk dan meraih undangan tersebut. Saat melihat bagian depan undangan tersebut, Taylor tersenyum lebar. Di bagian depannya, terdapat huruf L dan K. Taylor tahu dari mana undangan itu berasal.

Liam dan Kate.

"Terima kasih, Brother. Kau bisa pergi sekarang. Jangan ganggu aku." perintah Taylor seraya mulai membuka undangan tersebut. Austin memutar bola matanya lagi dan mulai bangkit berdiri. "Satu lagi, Mom berpesan kepadamu untuk tidak lupa makan siang dan makan malam. Mom harus melihatmu besok pagi. Dia ingin sarapan bersamamu."

"Ya, ya, ya. Aku mengerti." Taylor menjawab dengan santai. Austin pun berbalik dan melangkahkan kaki ke luar dari ruangan Taylor. Meninggalkan Taylor yang terlihat sangat bersemangat untuk membaca undangan pertunangan Liam dan Kate tersebut.

*****

Siapa yang dapat menyangka, sekembalinya Harry ke Styles Enterprise, kegiatan Styles Enterprise mulai kembali stabil. Sudah seminggu lamanya sejak Harry memutuskan untuk kembali ke Styles Enterprise, setelah harus bersusah payah meminta pamannya menyingkir dari jabatan CEO. John benar-benar keras kepala dan masih kekeuh ingin menjadi pemimpin Styles Enterprise, padahal dia tak punya jiwa pemimpin sama sekali. Oleh karena itu, dengan bantuan dari Ibunya, Harry berhasil meyakinkan John untuk membangun usaha sendiri dan fokus pada usahanya tersebut lalu, menyingkir dari Styles Enterprise.

Kemudian, yang lebih menghebohkan lagi, kakak Harry, Gemma Styles, bergabung bersama Harry dalam membangun kembali Styles Enterprise. Jabatan Gemma tak pasti. Dia hanya membantu adiknya, mengurus Styles Enterprise, saat Harry membutuhkannya. Jika tidak, Gemma akan membantu Ibunya di butik. Yang jelas, Gemma memiliki pekerjaan yang pasti akan membuatnya sibuk.

No ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang